RSS
Facebook
Twitter

Thursday 19 July 2012

GANGGUAN ORIENTASI REALITA

A. Definisi Gangguan orientasi realita adalah ketidakmampuan individu dalam menilai, berespon pada realita dan ketidakmampuan dalam membedakan rangsangan internal dan eksternal. Gangguan orientasi realita adalah ketidakmampuan membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul perilaku yang sukar dan menakutkan, ditandai dengan halusinasi dan waham. Orientasi realitas adalah ketidakmampuan individu membedakan rangsangan internal : fikiran, perasaan, sensasi, somatic, dan rangsangan eksternal seperti bunyi situasi alam sekitar (tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan) (Stuart and Sunden, 1995). Gangguan orientasi realitas dibagi menjadi dua yaitu waham dan halusinasi. Waham adalah kepercayaan yang benar-benar salah dan berfikir yang sesuai dengan orang lain dan kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart and Sunden, tahun 1995 hal 146). Gangguan orientasi realitas adalah ketidakmampuan klien menilai dan berespon pada realitas. Klien tidak dapat membedakan rangsang internal dan eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberi respon secara akurat, sehingga tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan. Ditandai dg halusinasi dan waham B. Etiologi 1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan menilai dan menilik terganggu. 2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan berespon terganggu tampak dari perilaku non verbal (ekspresi dan gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan sosial). 3. Gangguan orientasi realitas pada umumnya ditemukan pada Skizofrenia. 4. Gejala primer Skizofrenia (Bluer) : 4a + 2a-> gangguan asosiasi, efek, ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas. 5. Gejala sekunder : halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat. C. Tanda dan Gejala Rentang Respon Neurobiologi : Adaptif Maladaptif Pikiran logis Proses piker Gangguan proses pikir : waham Persepsi akurat Kadang ilusi PSP : halusinasi Emosi konsisten Emosi+/- Kerusakan emosi Perilaku sesuai Perilaku tidak sesuai Perilaku tidak sesuai Hubungan social Menarik diri Isolasi sosial terorganisir 1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat). Cara berfikir magis dan primitive • Perhatian • Isi piker • Bentuk dan pengorganisasian bicara (tanggensial, neologisme, sirkumtansial). 2. Fungsi persepsi • Depersonalisasi • Halusinasi 3. Fungsi emosi. • Afek tumpul kurang respons emosional • Afek datar • Afek tidak sesuai • Reaksi berlebihan • Ambivalen. 4. Fungsi motorik. • Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan • Menerisme • Stereotipik gerakan yang di ulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas. • Katatonia. 5. Fungsi sosial kesepian • Isolasi social • Menarik diri • Harga diri rendah 6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering muncul, adalah : • Gangguan Isi Pikir : Waham • PSP : Halusinasi • Isi piker : Gangguan isi pikir merupakan ketidakmampuan individu memproses stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali. C. STRATEGI PELAKSANAAN Gangguan Orientasi Realita D. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK: ORIENTASI REALITA Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat. TUJUAN Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah: 1. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada 2. Klien mengenal waktu dengan tepat. 3. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat. AKTIVITAS DAN INDIKASI Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain, tempat, dan waktu. TAK ORIENTASI (disorientasi) REALITAS Sesi 1.: Pengenalan Orang Tujuan 1. Klien mampu mengenal nama-nama perawat. 2. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain. Setting 1. Terapis dank lien duduk bersama dalam lingkaran. 2. Ruangan nyaman dan tenang. Alat 1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK 2. Spidol 3. Bola tennis 4. Tape rcorder 5. kaset “dangdut” Metode 1. Dinamika kelompok 2. Diskusi dan Tanya jawab Langkah Kegiatan 1. Persiapan • memilih klien sesuai dengan indikasi • membuat kontrak dengan klien • mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Orientasi a. Salam terapeutik : Salam dari terapis kepada klien b. Evaluasi/ validasi : menanyakan perasan klien saat ini. c. Kontrak 1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang 2) Terapis menjelaskan atuaran main berikut: • Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis. • Lama kegiatan 45 menit • Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai. 3. Tahap Kerja • terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien • terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal • terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di depan papan nma yang dibagikan • terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi • terapis menjelaskan langkah berikutnya: tape recorder akan dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu kien ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain (minimal nama panggilan). • Terapis memutar tape recorder dan menghentikan . saat musik berhenti, klien klien yang sedang memegang bola tennis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain. • Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran. • Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak klien lain bertepuk tangan. 4. Tahap terminasi a. Evaluasi : • terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK,terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok. • tindak lanjut : terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama panggilan. • kontrak yang akan datang 5. Evaluasi dan Dokumentasi Evaluasi Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi klien lain. DAFTAR PUSTAKA Keliat, BA. 1998. Proses keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Maramis W.F. 1990. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University: Press Surabaya Maslim Rusdi. 2001. Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta:PPDGJ

0 comments:

  • Total Pageviews

    Ns.Tursino.Skep. Powered by Blogger.
  • Contact Form

    Name

    Email *

    Message *