RSS
Facebook
Twitter

Tuesday, 24 May 2011

MENINGITIS
A. Pengertian
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial.(neorologi kapita selekta,1996).

B. Etiologi
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan dengan sistem persarafan

C. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :


1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.


D. Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata





E. Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier otak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

F. Pathways

MeningitiS

MENINGITIS
A. Pengertian
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial.(neorologi kapita selekta,1996).

B. Etiologi
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan dengan sistem persarafan

C. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :


1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.


D. Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata





E. Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier otak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

F. Pathways

Wednesday, 11 May 2011

anatomi Ginjal

Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh.

Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk  seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.


Syntopi ginjal

Ginjal kiri Ginjal kanan
Anterior Dinding dorsal gaster Pankreas
Limpa
Vasa lienalis
Usus halus
Fleksura lienalis
Lobus kanan hati Duodenum pars descendens
Fleksura hepatica
Usus halus
Posterior Diafragma, m.psoas major, m. quadratus lumborum, m. transversus abdominis(aponeurosis), n.subcostalis, n.iliohypogastricus, a.subcostalis, aa.lumbales 1-2(3), iga 12 (ginjal kanan) dan iga 11-12 (ginjal kiri).

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:
  • Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis.
  • Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus, lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
  • Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
  • Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
  • Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
  • Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix minor.
  • Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.
  • Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.
  • Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara calix major dan ureter.
  • Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.

Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus) serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal) Berdasarkan letakya nefron dapat dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang terbenam pada medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.
Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior.
Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan simpatis melalui n.vagus.



Ureter


Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Syntopi ureter

Ureter kiri Ureter kanan
Anterior Kolon sigmoid a/v. colica sinistra
a/v. testicularis/ovarica
Duodenum  pars descendens Ileum terminal
a/v. colica dextra
a/v.ileocolica
mesostenium
Posterior M.psoas major, percabangan a.iliaca communis

Laki-laki: melintas di bawah lig. umbilikal lateral dan ductus deferens Perempuan: melintas di sepanjang sisi cervix uteri dan bagian atas vagina
Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk batu/kalkulus.
Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis, a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior dan inferior.



Vesica urinaria


Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh darah, limfatik dan saraf.
Syntopi vesica urinaria
Vertex Lig. umbilical medial
Infero-lateral Os. Pubis, M.obturator internus, M.levator ani
Superior Kolon sigmoid, ileum (laki-laki), fundus-korpus uteri, excav. vesicouterina (perempuan)
Infero-posterior Laki-laki: gl.vesiculosa, ampula vas deferens,rektum Perempuan: korpus-cervis uteri, vagina
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral, longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.

Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars membranosa dan pars spongiosa.
  • Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter urethrae internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh persarafan simpatis.
  • Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian lainnya.
  • Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae eksternal yang berada di bawah kendali volunter (somatis).
  • Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.

Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae yang bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.










Referensi:
Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis Company; 2007.
Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001.

Sunday, 8 May 2011

Perkemihan

INKONTINENTIA URINE PADA KELUARGA


A.  Pentingnya keluarga dalam perawatan pasien sesuai sestem
1.    Sumber - sumber yang ada dalam keluarga dan permasalahan yang mungkin muncul pada keluarga
a.    Sumber - sumber yang ada dalam keluarga
1)   Pengetahuan Keluarga
-       Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap penyakit UI
-       Kurangnya pengetahuan keluarga terhadap tanda dan gejala UI
2)      Cara Perawatan pada klien
Pada keluarga tidak ada yang bisa melakukan cara perawatan pada klien dengan penyakit UI, dimana
3)      Pengalaman keluarga
Di dalam keluarga belum pernah ada yang terkena UI sehingga disaat ada yang terkena meraka seakan mengganggapnya penyakit biasa.

b.    permasalahan yang mungkin muncul pada keluarga
1)   Permasalahan biaya
Sebelum terkena penyakit di dalam keluarga yang menjadi tulang punggung adalah si ayah.tapi dimana sekarang si ayah tidak bisa memberikan nafkah selancar sebelumnya . Karena UI maka si penderita tidak lagi bekerja karena malu dengan orang lain dan tidak mau keluar rumah.
2). Pola komunikasi
 Didalam keluarga seharusnya dalam hal berkomunikasi lancar  dan baik seperti sebelumnya,tapi setelah terkena UI pola komunikasi dalam keluarga terhambat karena si penderita malu dengan keadaannya sendiri.

2.    kebiasaan dalam keluarga yang berpengaruh terhadap fungsi sistem perkemihan
-          Suka mengkonsumsi makanan yang asin
-          situasi tempat berkemih yang tidak memadai /jauh dan sebagainya
-          pernah kecelakaan

B.  Permasalahan yang muncul pada individu dan keluarga dengan dengan sistem perkemihan
1.      Permasalahan pada individu
a.       Pola aktifitas
Pola aktifitas pada lansia yang terkena UI biasanya terganggu, pasien menjadi merasa lemah dan tidak tegas serta mempunyai kesulitan untuk mengatur aktifitas sehari-hari
2.      Permasalahan pada keluarga
Keluarga kadang-kadang tidak ada di saat pasien membutuhkan keluarganya untuk memberikan dukungan atau membantu pasien melakukan aktifitasnya.
C.   Tindakan yang bisa di gunakan / di delegasikan kepada keluarga dengan sistem perkemihan
1.    Pengaturan diet dan menghindari makanan/minuman yang mempengaruhi pola berkemih (seperti cafein, alkohol).
2.    Program latihan berkemih yaitu latihan penguatan otot dasar panggul (pelvic floor axercise, latihan fungsi kandung kemih (blandder training) dan program katerisasi intermitten.
3.    Latihan otot dasar panggul
Melakukan latihan otot dasar panggul dengan mengkontraksikan otot dasar panggul secara berulang-ulang. Adapun cara-cara mengkontraksikan otot dasar panggul tersebut adalah dengan cara :
Berdiri di lantai dengan kedua kaki diletakkan dalam keadaan terbuka, kemudian pinggul digoyangkan ke kanan dan ke kiri ± 10 kali, ke depan ke belakang ± 10 kali, dan berputar searah dan berlawanan dengan jarum jam ± 10 kali.
4.    Gerakan seolah-olah memotong feses pada saat kita buang air besar dilakukan ±
10 kali. Hal ini dilakukan agar otot dasar panggul menjadi lebih kuat dan urethra dapat tertutup dengan baik.


D. Penkes
1. Pengertian
Inkontinensia urin adalah pengeluaranurin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehinggamengakibatkan masalah gangguankesehatan atau sosial (Kane dkk. 1989).
2. Etiologi
a. Inkotinensia akut
- D : Delirium
- R : Restriksi mobilitas, retensi
- I : Infeksi, inflamasi, impaksi feces.
- P : Pharmasi (obat-obatan), poliuri
b. Penyebab kronik
- Urinary stress incontinence
Stress urinary incontinence terjadi apabila urin secara tidak terkontrol keluar akibat peningkatan tekanan di dalam perut. Dalam hal ini, tekanan di dalam kandung kencing menjadi lebih besar daripada tekanan pada urethra. Gejalanya antara lain kencing sewaktu batuk, mengedan, tertawa, bersin, berlari, atau hal lain yang meningkatkan tekanan pada rongga perut. Pengobatan dapat dilakukan secara tanpa operasi(misalnya dengan Kegel exercises, dan beberapa jenis obat-obatan), maupun secara operasi (cara yang lebih sering dipakai)
-          Urge incontinence
Urge incontinence timbul pada keadaan otot detrusor yang tidak stabil, di mana otot ini bereaksi secara berlebihan. Gejalanya antara lain perasaan ingin kencing yang mendadak, kencing berulang kali, kencing malam hari, dan inkontinensia. Pengobatannya dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan beberapa latihan.
-          Total incontinence     
Total incontinence, di mana kencing mengalir ke luar sepanjang waktu dan pada segala posisi tubuh, biasanya disebabkan oleh adanya fistula (saluran abnormal yang menghubungkan suatu organ dalam tubuh ke organ lain atau ke luar tubuh), misalnya fistula vesikovaginalis (terbentuk saluran antara kandung kencing dengan vagina) dan/atau fistula urethrovaginalis (saluran antara urethra dengan vagina). Bila ini dijumpai,dapat ditangani dengan tindakan operasi.
-          Overflow incontinence
Overflow incontinence adalah urin yang mengalir keluar akibat isinya yang sudah terlalu banyak di dalam kandung kencing akibat otot detrusor yang lemah.Biasanya hal ini dijumpai pada gangguan saraf akibat penyakit diabetes, cedera pada sumsum tulang belakang, atau saluran kencing yang tersumbat. Gejalanya berupa rasa tidak puas setelah kencing (merasa urin masih tersisa di dalam kandung kencing), urin yang keluar sedikit dan pancarannya lemah. Pengobatannya diarahkan pada sumber penyebabnya.
c. Manifestasi Klinis
- Inkontinensia stres: keluarnya urin selama batuk, mengedan, dan sebagainya. Gejala-gejala ini sangat spesifik untuk inkontinensia stres.
- Inkontinensia urgensi: ketidakmampuan menahan keluarnya urin dengan gambaran seringnya terburu-buru untuk berkemih.
- Enuresis nokturnal: 10% anak usia 5 tahun dan 5% anak usia 10 tahun mengompol selama tidur. Mengompol pada anak yang lebih tua merupakan sesuatu yang abnormal dan menunjukkan adanya kandung kemih yang tidak stabil.
- Gejala infeksi urine (frekuensi, disuria, nokturia), obstruksi (pancara lemah, menetes), trauma (termasuk pembedahan, misalnya reseksi abdominoperineal), fistula (menetes terus-menerus), penyakit neurologis (disfungsi seksual atau usus besar) atau penyakit sistemik (misalnya diabetes) dapat menunjukkan penyakit yang mendasari.

E. Pemanfaatan tanaman obat di sekitar rumah
1.      Buah Duwet
Untuk mengobati UI dapat digunakan biji duet sebanyak 7 butir biji duwet digiling sampai halus, lalu direbus dengan 2 cangkir air bersama gula jawa. Sampai airnya tinggal setengahnya. Minum setiap hari 1 cangkir sekitar jam 5 sore sampai sembuh. 


SUMBER: BERBAGAI SUMBER

PATOFISIOLOGI URINARY TRACT INFECTION (UTI) PADA IBU HAMIL


A.    Pengertian
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih.(Wikipedia)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus/ mikroorganisme lain (Waspadji, S,1998: 264).
Infeksi saluran kemih adalah adanya mikro organisme patogenik dalam traktus urinarius, dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala.(Brunner & Suddarth.2001)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme. (Corwin, E.J,2001: 480)
Infeksi saluran kemih dapat timbul pada bagian saluran kemih atas (pyelonefritis), atau pada bagian bawah (cystitis,urethritis).
1.      Pyelonefritis
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang disebut dengan pielonefritis kronis.
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002: 1436).
Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668).


2.      Cytitis
Cystitis adalah istilah kedokteran untuk radang kandung kemih. Sebagian besar peradangan disebabkan oleh infeksi bakteri, dalam hal ini dapat disebut sebagai infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi kandung kemih dapat menyakitkan dan menyebalkan, dan dapat menjadi masalah kesehatan serius jika infeksi menyebar ke ginjal.

3.      Ureteritis
Uretritis adalah infeksi dari uretra, yaitu saluran yang membawa air kemih dari kandung kemih keluar tubuh.

B.     Etiologi
ISK dapat disebabkan oleh :
1.      Kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih)
2.      Bakteri E. Coli
3.      Jamur dan virus
4.      Kateterisasi
5.      Infeksi ginjal
6.      Prostat hipertropi (urine sisa)

C.     Patofisiologi
1.      Akut
Bakteri masuk kedalam pelvis ginjal dan terjadi inflamasi. Inflamasi ini menyebabkan pembengkakan di daerah tersebut, dimulai dari papilla dan menyebar ke daerah korteks. Infeksi terjadi setelah terjadinya cystitis, prostatitis (ascending) atau karena infeksi streptococcus yang berasal dari darah (descending). Pyelonefritis acut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena terapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai.

Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut antibodi bakteri dalam urin. Ginjal biasanya membesar disertai infiltrasi interstisial sel-sel inflamasi. Abses dapat dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi.

2.      Kronis
Pielonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin. Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulangkali dan timbulnya parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi.
Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah
Infeksi yang gawat. PembagianPielonefritis. Pielonefritis akut Sering ditemukan pada wanita hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidronefrosis akibat obstruksi ureter karena uterus yang membesar.

E.     Manifestasi Klinis
1.      Uretritis biasanya memperlihatkan gejala:
a.       Mukosa memerah dan edema
b.      Terdapat cairan eksudat yang purulent 
c.       Ada ulserasi pada urethra
d.      Adanya rasa gatal yang menggelitik
e.       Adanya nanah awal miksi
f.       Dysuria (nyeri waktu berkemih)
g.      Kesulitan memulai kencing, kurang deras dan berhenti sementara miksi (prostatismus).
h.      Nyeri pada abdomen bagian bawah (supra pubic)

2.      Cystitis biasanya memperlihatkan gejala:
a.       Dysuria (nyeri waktu berkemih)
b.      Peningkatan frekuensi berkemih
c.       Sering kencing pada malam (nocturia)
d.      Keinginan kuat untuk berkemih (urgency)
e.       Kencing yang susah dan disertai kejang otot pinggang (stranguria)
f.       Nyeri pinggang bawah atau suprapubic
g.      Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah

3.      Pielonefritis akut biasanya memperlihatkan gejala:
a.       Demam
b.      Menggigil
c.       Nyeri pinggang
d.      Mual sampai muntah
e.       “Irritative voiding symptoms” (sering miksi, mendesak dan dysuria)
f.       Tanda penting: nyeri ketok pada pinggang (ginjal) yang terkena

4.      Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal.

F.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang pada SIK:
1.      Analisa Urin (urinalisis)
Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin). Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urine. Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin). Merupakan petunjuk adanya ISK jika ditemukan eritrosit (sel darah merah) 5-10 per lapangan pandang sedimen urin. Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.

2.      Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan secara mikroskopis dan biakan bakteri. Mikroskopis. Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan). Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang. Biakan bakteri. Ditujukan untuk memastikan diagnosa ISK.

3.      Pemeriksaan kimia
Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif. Tingkat kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.

4.      Tes Dip slide
Berguna untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini tidak mampu mengetahui jenis bakteri.
5.      Pemeriksaan penunjang lain meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya batu atau kelaianan lainnya.

G.    Pelaksanaan
1.      Pelaksanaan Medis
a.       Antimikroba berdasarkan pola kuman yang ada; bila hasil tes resistensi kuman sudah ada, pemberian antimikroba di sesuaikan.
Tabel 1. Antimikroba pada ISK bawah tak berkomplikasi 
Antimikroba
Dosis
Lama Terapi
Trimetoprim-Sulfametoksazol
Trimetoprim
Siprofloksasin
Levofloksasin
Sefiksim
Sefpodoksim proksetil
Nitrofurantoin makrokristal
Nitrofurantoin monohidrat
makrokristal
Amoksisilin/Klavulanat
2 x 160/800 mg
2 x 100 mg
2 x 100-250 mg
2 x 250 mg
1 x 400 mg
2 x 100 mg
4 x 50 mg
2 x 100 mg
2 x 500 mg
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
7 hari
7 hari
7 hari

Tabel 2. Obat Parental pada ISK atas akut berkomplikasi
Antimikroba
Dosis
Interval
Sefepim
Siprofloksasin
Levofloksasin
Ofloksasin
Gentamisin (+ ampisilin)
Ampisilin (+ gentamisin)
Tikarsilin-klavulanat
Piperasilin-tazobaktam
Imipenem-silastatin
1 gram
400 gram
500 gram
400 gram
3-5 mg/kgBB
1 mg/kgBB
1-2 gram
3,2 gram
3,375 gram
250-500 mg
12 jam
12 jam
24 jam
12 jam
24 jam
8   jam
6   jam
8   jam
2-8 jam
6-8 jam

2.      Pelaksanaan Keperawatan
a.       Banyak minum bila fungsi ginjal masih baik
b.      Menjaga higiene genitalia eksterna

H.    Intervensi
1.      Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C.
Catat karakteristik urine.
2.      Anjurkan pasien untuk minum 2 – 3 liter jika tidak ada kontra indikasi.
Monitor pemeriksaan ulang urine kultur dan sensivitas untuk menentukan respon terapi.
3.      Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.
4.      Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.








I.       Dampak ISK pada Ibu Hamil
Banyak dari kita yang belum benar-benar mengetahui infeksi saluan kemih (ISK). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. ISK merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran .
Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK.
Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari ISK adalah rasa sakit pada saat ingin buang air kecil.
Selain juga munculnya perasaan ingin buang air kecil, tetapi yang jumlah yang keluar hanya sedikit (anyang-anyangan). Penderita juga merasa nyeri di pinggang atau perut bagian bawah posisi tepatnya di atas tulang kemaluan, dan terkadang disertai rasa mual.
Yang jelas tidak semua ISK menimbulkan gejala, ISK yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai ISK asimtomatis. ISK dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih), kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain.
1.      Lebih Berbahaya
Infeksi saluran kemih yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya. Karena tanpa disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti organ kelaminnya terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.
ISK terbagi dalam dua jenis yaitu, ISK bagian atas dan bawah. ISK bagian bawah dinamakan sistitis. Jika menyerang bagian atas, kuman menyebar lewat saluran kencing, ginjal, dan bahkan seluruh tubuh.
Perempuan memiliki peluang yang lebih besar untuk terkena infeksi saluran air kemih karena memiliki uretra (bagian bawah dari saluran kemih) yang lebih pendek dibandingkan laki-laki.
Banyak cara bagi perempuan untuk terhindar dari infeksi saluran kemih. Salah satunya, cebok atau membasuh kelamin setelah berkemih dengan cara yang benar. Karena ketidaktahuan, banyak perempuan yang cebok dari belakang ke depan.
Padahal, cara itu sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing. Bagi perempuan yang sudah berkeluarga, jangan biasakan menahan kecil saat berhubungan seksual.
Pada uretra yang penuh, jika uretranya pendek, terkena gesekan saat berhubungan seks menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke salurang kencing dan mengakibatkan infeksi.
Selain itu, hindari hubungan seksual dengan orang yang punya penyakit kelamin seperti penyakit kencing nanah. Hal itu bisa menyebabkan infeksi pada uretra dan menghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah.
2.      Dapat Memicu Keguguran
Infeksi saluran kemih saat hamil, bisa menyebabkan infeksi ginjal, yang pada akhirnya dapat berakibat pada keguguran atau kelahiran prematur. Tidak hanya itu saja, infeksi saluran kemih yang berat dapat menyebabkan infeksi yang meluas (sitemik) tentunya keadaan ini dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Infeksi saluran kemih akut juga sering mempengaruhi infeksi pada dinding rongga amnion (ketuban), sehingga menyebabkan ketuban pecah dini, dan berakibat meningkatkan risiko infeksi pada janin.
Namun untungnya, asimptomatik bakteriuria pada kandung kemih atau saluran kemih ini, biasanya dapat ditemukan segera sebelum ginjal orang yang bersangkutan terinfeksi. Jika dokter segera menangani infeksi saluran kemih ini sejak dini dan ditangani sampai tuntas, hal ini tidak akan mengganggu kehamilan maupun janin.



3.      Pengobatan & Pencegahan Infeksi Saluran Kemih
Bagi orang yang telah menderita batu di ginjal atau saluran kemihnya harus diperiksa mengenai ukuran, jenis kekerasan, dan lokasi dari batu tersebut. Bila ukuran batunya di bawah lima milimeter, maka sang pasien umumnya cukup diberi obat dan dianjurkan untuk banyak minum air putih.
Namun bila ukurannya lebih besar, maka dapat dilakukan pengobatan dengan menggunakan terapi “shock wave” (gelombang kejut) yang dapat memecahkan batu ginjal.
Setelah itu, pasien dianjurkan banyak air putih untuk mengeluarkan batu tersebut dari saluran kemih. Selain itu hendaknya tidak boleh menahan keinginan untuk buang air kecil serta banyak menyantap buah dan sayur-sayuran.
Untuk pencegahannya banyak minum air putih merupakan perilaku sehat untuk terhindar dari infeksi saluran kemih. Jumlah ideal air putih yang harus dikonsumsi sebanyak 2-3 liter setiap harinya, terutama para pekerja yang berada dalam ruang ber-AC (air conditioning) yang biasanya jarang merasa haus.
Air putih sangat penting untuk membilas kuman dan zat. Bila berlebihan kuman atau zat itu bisa menyebabkan pengendapan di saluran kemih. Pengendapan tersebut dapat mengkristal sehingga menimbulkan semacam batu yang bisa membuat luka di saluran kemih.
4.      Berikut ini beberapa cara yang cukup efektif mencegah ISK :
a.       Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
b.      Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
c.       Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke dalam saluran kemih.
d.      Periksakan air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dapat segera diketahui apakah Anda terinfeksi atau tidak.
e.       Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.
Catatan khusus, apabila Anda sedang mengandung dan kandung kemih Anda bermasalah, segera periksakan ke dokter agar bisa segera ditangani. Anda juga dapat mempercepat penyembuhan dengan banyak minum banyak air putih untuk membantu mendorong bakteri keluar melalui air seni.
  • Total Pageviews

    Ns.Tursino.Skep. Powered by Blogger.
  • Contact Form

    Name

    Email *

    Message *