RSS
Facebook
Twitter

Friday, 19 October 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum 1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Bp. U 2. Usia : 45 tahun 3. Pendidikan : SMP 4. Pekerjaan : Sopir 5. Alamat : RT 01/ RW 09 Kel. Ratu Jaya 6. Komposisi Anggota Keluarga : No. Nama Jenis Kelamin Hub dgn KK Umur Pendidikan Pekerjaan 1. Ibu. N P Istri 37 th SMA Penjahit 2. An. S P Anak 16 th SMA Pelajar 3. An. D P Anak 10 th SD Pelajar 4. An. M L Anak 3 th - - Genogram : Keterangan Genogram : 7. Tipe keluarga : Keluarga inti (nuclear family). Keluarga Bp. U terdiri dari bapak U, ibu N, dan ketiga anak yaitu An. S, An. D, dan An. M. 8. Suku bangsa : Betawi. Ibu N mengatakan keluarga tidak memiliki kebiasaan khusus dalam keluarga yang mempengaruhi status kesehatan keluarga yang diajarkan turun-temurun dari orang tua kakek neneknya. Ibu N mengatakan hanya diajari cara merawat anak dari bayi sampai dewasa dengan penuh sayang dan perhatian, mencukupi kebutuhan pangan dan kesehatannya. 9. Agama : Islam. Kegiatan keagamaan keluarga Bp. U baik, sholat lima waktu dilakukan dan rajin mengikuti pengajian di masjid dekat rumahnya. Anak-anak mulai ditanamkan nilai-nilai agama. An. S sebagai remaja aktif dalam kegaiatn pengajian di masjid setiap malam jum’at. 10. Status sosial ekonomi keluarga : Bp. U bekerja sebagai sopir buruh dengan penghasilan Rp. 150.000 - Rp. 200.000 setiap melakukan sopir sehingga tiap bulan rata-rata penghasilan Bp. S Rp. 3.000.000 . Bp. U bekerja setiap 2 hari sekali dan kemudian libur sehari. Setiap 2 hari Bp. U bekerja dan tidak pulang karena harus menginap di tempat kerjanya. Bp. S setiap libur menghabiskan waktu untuk istirahat dan tidur karena lelah sehabis menyopir kendaran dan kadang dihabiskan bersama anaknya yang masih kecil An. M. Ibu N bekerja sebagai penjahit didekat rumahnya dari jam. 09.00 – 16.00 dengan penghasilan Rp. 300.000 tiap bulannya. Keperluan bulanan untuk jajan si kecil An. M sehari Rp. 10.000, untuk jajan An. D Rp. 5.000 sehari, dan An. S Rp. 15.000 sehari. Pembayaran SPP An. S Rp. 200.000 per semester dan An. D Rp. 100.000 per semester. Pengeluaran harian untuk belanja dapur Ny. N Rp. 15.000, dengan pengeluaran lain-lainnya tiap bulan dan yang terduga. Keluarga tidak memiliki uang simpanan untuk keperluan kesehatan ataupun kepentingan yang mendadak karena uang selalu berjalan terus untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ibu N mengatakan uang paling lama ada ditangan saya hanya satu minggu, setelah itu uang mengalir untuk keperluan sehari-hari tergantung kebutuhan dan pemasukan. 11. Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga tidak pernah ada jadwal rekreasi, tetapi dulu waktu masih punya 2 anak sering rekreasi ke tempat wisata. Tapi sekarang jarang dilakukan hanya jika ada waktu saja keluarga pergi rekreasi. Ibu N mengatakan sebenarnya kadang-kadang anak-anak menginginkan adanya liburan tetapi keluarga tidak bisa menurutinya karena kesulitan ekonomi. Bapak U mengatakan keluarganya hanya menikmati hiburan melalui TV, tape, dan video serta radio yang tersedia di rumahnya. An. S mengatakan jika banyak kegiatan dan membuat dirinya stress maka dia akan melalakukan jalan-jalan seperti ke Mall atau bermain ke rumah teman-teman kemudian ke tempat hiburan secara bersama dengan temannya setelah mendapatkan persetujuan dari orang tuannya. II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga 12. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja pada keluarga Bp.U adalah memberikan kebebasan yang bertanggung jawab pada remaja dan komunikasi terbuka. Bp.U dan Ibu N memberikan kekebasan pada An.S dalam berteman dan melakukan aktivitas di luar rumah dan sekolah. Ibu N mengatakan memberikan kebebasan pada An. U hanya saja setiap pulang sekolah hanya menanyakan saja kemana seharian dan kenapa pulang sampai sore. Bp.U jarang menanyakan keadaan An. D karena banyak bekerja diluar rumah. Ibu N mengatakan kegaitan pekerjaan Bapak U menuntut dia pulang 2 hari sekali sehingga untuk menanyakan kondisi anaknya sangat tidak memungkinkan karena didukung kondisi kelelahan sehabis pulang bekerja. Bapak U mengatakan apabila anak-anaknya berbicara meminta sesuatu kepadanya saja baru akan lebih lama berbicara dengan anak-anaknya. 13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Perubahan sistem peran dan peraturan keluarga. Bp. U dan Ibu N belum melakukan persiapan dengan anak remaja dan pembagian peran dan peraturan keluarga. Hal ini mengakibatkan pada tahun ini An. S tidak naik kelas dikarenakan memiliki catatan buruk di sekolah dalam kehadiran kelas. An.S memiliki absensi kelas sebayak 20 kali alfa. Ibu N sudah menayakan kenapa An.S tidak naik kelas padahal prestasi An.S sewaktu SD dan SMP selalu pringkat 3 besar di kelas dan sewaktu SMP mendapatkan beasiswa sekolah gratis selama 3 tahun. An.S mengatakan salah pergaulan karena sering diajak main dengan teman-temannya. Ibu N juga menanyakan kepada teman-teman An.S di kampungnya dan mereka mengatakan bahwa An.S merasa males sekolah karena enak jika diajak main dengan temannya. Sewaktu mendengar An.S tidak naik kelas Bp.U marah dan memukul An.S termasuk Ibu N juga memarahi An.S. 14. Riwayat keluarga inti Bp.U dan Ibu N asli berasal dari Depok, setelah menikah mereka pindah ke Ratu Jaya selama 18 tahun. Pernikahan mereka direstui oleh orang tua. Suaminya berprofesi sebagai sopir. Dari pernikahan keluarga Bp.U mempunyai 3 orang anak. 15. Riwayat keluarga sebelumnya Keluarga Bapak U berasal dari keluarga yang sangat sederhana di Ratu Jaya. Bapak U berprofesi sebagai sopir sudah sejak lama. Bapak U mengatakan keluarga Bp. U sebelum memiliki anak ketiga dan anak pertama memasuki remaja mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga karena Bp. U bekerja secara penuh selama 6 hari kerja dalam seminggu dengan gaji yang tetap setiap bulannya. Tetapi sekarang pekerjaan Bp. U tidak menetap sehingga mengakibatkan Ibu N ikut bekerja menjadi penjahit untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Hal ini mengakibatkan pengawasan terhadap anak menjadi kurang sehingga mengakibatkan remaja An. S mengalami kegagalan dalam belajarnya tahun lalu dan tidak naik kelas. III. Lingkungan 16. Karakteristik rumah Rumah terletak didalam perkampungan penduduk dan merupakan milik sendiri. Luas rumah 5 X 9 Meter permanen. Terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu dan keluarga, 1 ruangan makan dengan dapur yang dipisahkan dengan sekat permanen. Luas masing-masing kamar 2 X 3 meter dan masing-masing memiliki jendela. Cahaya masuk rumah karena jendela dan pintu sering dibuka, ventilasi udara baik sehingga ruangan terlihat luas dan bersih. Kamar mandi dan WC 1 X 1,5 Meter. Sumber air minum berasal dari sumur pompa yang berjarak 4 Meter dari septik tank. Air limbah rumah tangga disalirkan lewat saluran air belakang rumah dan akan terhubung secara besar diselokan belakang rumah. Penerangan rumah dari listrik. Ibu N memasak menggunakan kompor gas. Loteng rumah terlihat bersih. Lantai terlihat kering dan bersih dan terbuat dari tegel keramik. Ibu N mengatakan membersihkan rumah dengan menyapu dan dipel dua kali sekali sehari. Halam rumah dimanfaatkan untuk tanaman hias dan bunga sehingga tampak indah dan hidup. Denah rumah : 17. Karakteristik tetangga dan komunitas : Rumah Keluarga Bp.U berjarak 3 meter. Dibatasi oleh teras dan tembok rumah. Jalan ke rumah Keluarga Bp. U sempit. Bp. U sering berkunjung ke tetangga pada siang hari jika lagi libur kerja. Pada malam hari keluarga Ibu N hanya di rumah dengan anak-anak jika Bp. U bekerja. Tetangga keluarga Bp. U berprofesi sebagai pedagang, penjahit, dan petani. 18. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Bp. U pindah ke kelurahan Ratu Jaya sejak 18 tahun yang lalu dan tidak pernah pindah dari Kelurahan Ratu Jaya. Keluarga hanya berpergian ke Depok ketempat saudara Ibu N dan orang tuannya. 19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyakarat Keluarga Bp. U berinteraksi dengan tetangga dalam bentuk perbincangan tanpa tujuan yang jelas. Bp. U aktif mengikuti pengajian dan arisan dengan tetangga, serta pos ronda. An.S sering ikut pengajian di mesjid setiap malam jum’at. 20. Sistem pendukung keluarga Keluarga Bp. U berusaha mencukupi kebutuhannya sendiri, tetapi jika mengalami kesulitan keuangan keluarga meminta pinjaman untuk kebutuhan keluarga pada saudaranya. Bapak U mengatakan sering meningkatkan komunikasi dengan Ibu N saja apabila ada permasalahan didalam keluarga dan menyelesaikan permsalahan yang dihadapi secara berdua. Permasalahan yang umumya dialami adalah masalah perekonomian didalam keluarganya. IV. Struktur Keluarga 21. Pola komunikasi keluarga Bp. U jarang menanyakan kabar An. S, Bp. U hanya dekat dengan An. D dan An. M karena mereka masih kecil sehingga membutuhkan perhatian yang lebih. Ibu N sering bercerita dengan An.S tentang kegiatan An.S. Ibu S menanyakan tentang apa yang dilakukan oleh An. S jika pulang sampai sore saja. Anak S merasa keluarganya sudah cukup baik, karena apabila dia menghadapi masalah maka ayahnya akan selalu membantunya dan ibunya akan memberikan beberapa solusi pemecahan masalah meskipun dengan mengomel dulu. Anak D mengatakan ibunya kadang cerewet tetapi ibunya baik jika menemani dirinya belajar dan terutamanya ayahnya jika pulan kerja pasti memberikan sesuatu kepadanya. Anak M senang sekali dekat dengan ibunya. Bp. U dan Ibu N sering membicarakan masalah keluarga berdua tanpa melibatkan anaknya An. S. Ibu N mengatakan karena masalah yang dihadapi adalah masalah orang tua sehingga mereka hanya berbicara berdua antar orang tua. 22. Struktur kekuatan keluarga Pengambil keputusan adalah Bp. U. Bp. U dan Ibu S sering membicarakan masalah keluarga berdua tanpa melibatkan anaknya An. S. Apabila ada masalah yang tidak mampu diputuskan oleh Bp. U cenderung hanya membiarkan saja. Kadang ada juga minta saran pada tetangga. An S jarang dilibatkan dalam mengambil keputusan. Bp. U dan Ibu N menghargai pendapat An.S, tetapi kebanyakan saran dan masukan mereka harus dilakukan sehingga An.S berusaha menghargai dan mematuhi pendapat orang tuannya meskipun kadang dirasakan oleh An. S sebagai suatu perintah. 23. Struktur peran keluarga Peran formal: Bp. U berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah dan pengatur rumah tangga. Ibu N berperan sebagai pengatur kebutuhan keluarga, pendidik, dan pelindung anak. An.S dan An. D berperan sebagai anak dan siswa. Anak S mengatakan dirinya sebagai siswa dia belajar dengan baik dan di sekolah berusaha berteman baik dengan teman-temannya dan menghormati para gurunya. Sedangkan An. M sebagai anak saja. Peran informal: Ibu N bekerja sebagai penjahit didekat rumahnya untuk membantu suami mencukupi kebutuhan keluarga sehingga perlindungan dan pengasuhan anak menjadi berkurang. 24. Nilai dan norma budaya Keluarga Bp. U menerapkan nilai-nilai Islam pada An.S dan keluarga. Aturan di keluarga berlaku berdasarkan nilai-nilai agama Islam. Aturan sesuai budaya tertentu tidak ada diterapkan oleh keluarga. V. Fungsi Keluarga 25. Fungsi afektif Keluarga Bp. U saling menyayangi, peduli dan menghargai. Ibu N mengatakan dirinya selalu mencoba selalu dekat dengan anak-anaknya dengan selalu berada di rumah. Bapak U mengatakan setiap pulang kerja mencoba selalu dekat dengan anak-anaknya dan berusaha menyayangi mereka meskipun 2 hari sekali dirinya bisa berkumpul dengan keluarganya. Ibu N takut jika An. S sampai terjerumus dan salah pergaulan dengan temen-temannya karena pengalaman tahun lalu yang absen 20 kali di sekolah sehingga mengakibatkan A. S tidak naik kelas. An. S berjanji kepada orang tua akan serius untuk sekolah lagi. 26. Fungsi sosialisasi Keluarga Bp. U memperbolehkan anggota keluarga bergaul dengan siapa saja, terutama dengan teman-teman di sekolahnya. An. S boleh bermain setelah pulang sekolah tetapi harus pulang sebelum maghrib. Apabila setelah pulang sekolah An. S mau langsung main ke rumah temannya harus memberitahu keluarganya. 27. Fungsi perawatan keluarga Keluarga Bp. U mengatakan sehat merupakan hal yang utama dalam kehidupan, apabila sakit maka Bp. U tidak mampu bekerja dan menghasilkan uang untuk hidup keluarga. Bp. U merokok 1-3 batang setiap hari biasanya sehabis makan. Bapak U mengatakan merokok hal yang biasa dilakukan oleh lelaki dan nyaman setelah makan, anggota keluarga yang lain merasa tidak terganggu dengan kebiasaan tersebut, karena bapak U merokok biasanya di teras depan rumah. Kalau keluarga Bp. U sakit biasanya dibawa berobat ke puskesmas. Lingkungan keluarga Bp. U terlihat bersih, rapi, dan asri. An. S sering menghabiskan waktu di sekolah, karena jika pulang sudah jam 15.00. An. S jika mengalami menstruasi kadang sampai sakit perut yang mengakibatkan An. S bolos sekolah dan hanya tiduran di tempat tidur dengan meminum obat nyeri haid yang dibeli dari apotik. Anak S mengatakan biasanya minum obat tersebut sehari satu kali selama lima hari. Ibu N hanya menasehati An. S supaya bisa menjaga dirinya sendiri saja karena merasa anakanya sudah besar. Menstruasi awal An. S dimulai sejak kelas satu SMP dan sjak saat itu menstruasinya lancar tiap bulannya, hanya saja sering nyeri saat menstruasi. An. S mengatakan mengetahui tentang kesehatan reproduksi dari sekolah saat pertama masuk sekolah dengan diberitahu oleh guru tamu saat MOS dan banyak diulas di pengajian tentang hubungan antara remaja laki-laki dan perempuan secara Islam dan bagaimana cara menjaga alat-alat reproduksi serta bersuci. Anak S mengatakan guru pengajian mengajarkan bagaimana cara membersihkan daerah kelamin waktu menstruasi dan apa yang harus dilakukannya. Keluarga Bp. U kurang memberikan pengertian secara khusus tentang kesehatan reproduksi karena itu adalah hal yang riskan untuk dibicarakan. Bapak U mengatakan masalah reproduksi seperti sex adalah masalah pribadi dan sangat jorok dibicarakan. Ibu N mengatakan takut jika anaknya diberitahu tentang masalah reproduksi maka anaknya akan mencoba untuk melakukannya. Keluarga hanya memberitahu sedikit jika An. S menannyakan saja. Ibu N mengatakan An. M makannya susah dan lebih banyak jajan karena sehari bisa jajan sampai Rp. 10.00 – Rp. 15.000 untuk membeli jajanan, jika tidak dituruti maka akan menangis. Ibu N menyiapkan menu makan sehari-hari dengan memasak lengkap nasi, sayur dan lauk. Ibu N sudah menganjurkan anak-anaknya untuk makan teratur tetapi kadang susah dalam mengatur makan An. D dan An. M karena mereka suka jajan dan Ibu N mengatakan menuruti saja kemauan mereka karena asal anaknya mau makan saja. VI. Stress dan Koping Keluarga 28. Stressor jangka pendek Bp. U dan Ibu N mengatakan khawatir jika anaknya masih salah bergaul memilih teman dan akan mengakibatkan An. S tidak naik kelas lagi. Ibu N mengatakan takut jika anaknya mengalami pergaulan bebas karena melarang An. S untuk berteman dengan cowok dan berpacaran karena merasa An.S sudah menjadi gadis. 29. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah Ibu N merasa marah dan sering terlalu banyak menasehati An. S jika pulang terlalu sore dan pergi tidak pamitan. Apalagi jika An. S tidak mau belajar. Anak S mengatakan kebiasaan ini dilakukan karena ingin diterima didalam kelompoknya sehingga dia meniru saja kebiasaan apa yang dilakukan oleh teman-temannya. 30. Strategi koping yang digunakan Ibu N tidak senang melihat An. S terlalu banyak menghabiskan waktu main bersama teman-temannya. Ibu N sering mennayakan kepda An. S kegiatan hariannya di luar rumah dengan temen-teman An. S yang satu sekolahan dengannya atau dengan pemuda pemudi anak tetangga keluarga Bp. Udengan siapa saja An. S berteman dan bermain. 31. Strategi adaptasi disfungsional Sampai saat ini belum ditemukan adaptasi disfungsional. VII. Pemeriksaan fisik Terlampir. VIII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga Keluarga berharap perawat dapat membantu penyelesaian masalah kesehatan yang ada didalam keluarganya dan membantu memberikan jalan keluar untuk masalah anaknya yang prestasinya terus menurun dan salah pergaulan tersebut. Anak S mengatakan dirinya bisa berbicara secara leluasa dengan orang tuannya dan orang tuannya mampu mempercayai dirinya dengan baik. Anak S menginginkan informasi yang lebih mengenai pertumbuhan dan perkembangan remaja yang sehat. Nama : Tantut Susanto Tanda Tangan : PEMERIKSAAN FISIK Bp. U Ibu N An. S An. D An. M UMUM 1. Penampilan Umum Kesadaran Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis Cara berpakaian Rapi Rapi Rapih berpakaian Rapi Rapi Kebersihan personal Bersih Bersih Bersih Bersih Bersih Postur dan cara berjalan Postur tubuh simetris. Berjalan tanpa bantuan Postur tubuh simetris. Berjalan tanpa bantuan Tegak, berjalan seimbang Tegak, berjalan seimbang Tegak, berjalan seimbang Bentuk dan ukuran tubuh Proporsional sesuai dengan tinggi badan Kurang proporsional dengan tinggi badan dan terlalu gemuk Berat badan proposional dengan tinggi badan Berat badan proposional dengan tinggi badan Berat badan proposional dengan tinggi badan TB : 175 cm, BB : 70 kg TB : 150 cm, BB : 70 kg TB : 145 cm, BB : 42 kg TB : 130 cm, BB : 35 kg TB : 65 cm, BB : 10 kg Tanda-tanda vital Tgl : 16 Oktober 2009 Tgl : 16 Oktober 2009 Tgl : 16 Oktober 2009 Tgl : 16 Oktober 2009 Tgl : 16 Oktober 2009 TD : 120/80 mmHg TD : 120/80 mmHg TD : 110/70 mmHg TD : 100/60 mmHg TD : - Nadi : 82 x/menit Nadi : 84 x/menit Nadi : 86 x/menit Nadi : 88 x/menit Nadi : 90 x/menit Suhu : 36.6OC Suhu : 36.4OC Suhu : 36.8OC Suhu : 36.6OC Suhu : 37OC RR : 20 x/menit RR : 22 x/menit RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit RR : 22 x/menit 2. Status mental dan cara berbicara : Status emosi Stabil Stabil Stabil Stabil Stabil Orientasi Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang Dapat mengenal waktu, tempat, dan orang Proses berfikir Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi Tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi Mau menjawab jika ditanya sambil memainkan mainan yang sedang dipegangnya Gaya bicara Bicara dengan gerakan dan lancar Bicara dengan gerakan dan lancar Bicara dengan gerakan dan lancar Bicara dengan gerakan dan lancar Bicara dengan gerakan dan lancar PEMERIKASAAN KULIT Kulit terlihat bersih, bebas dari bau, warna sawo matang, elastis, tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul, tajam baik Kulit terlihat bersih, bebas dari bau, warna sawo matang, elastis, tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul, tajam baik Kulit terlihat bersih, bebas bau badan, warna sawao matang, tonus kulit kencang, elastis, tidak terdapat lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik Kulit terlihat bersih, bebas bau badan, warna sawao matang, tonus kulit kencang, elastis, tidak terdapat lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik Kulit terlihat bersih, bebas bau badan, warna sawao matang, tonus kulit kencang, elastis, tidak terdapat lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik Kuku Terlihat bersih terawat, rata, capilary refill < 2 detik Terlihat bersih terawat, rata, capilary refill < 2 detik Terlihat bersih terawat, rata, capilary refill < 2 detik Terlihat bersih terawat, rata, capilary refill < 2 detik Terlihat bersih terawat, rata, capilary refill < 2 detik PEMERIKSAAN KEPALA Bentuk & sensori Muka simetris, sensasi normal, klien merasakan benda tumpul, tajam(N V), gerakan pipi, rahang,alis simetris(NVI,VII) Muka simetris, sensasi normal, klien merasakan benda tumpul, tajam(N V), gerakan pipi, rahang,alis simetris(NVI,VII) Muka simetris, dapat menggerakan dahi, pipi dengan seimbang(N V,VI,VII) Muka simetris, dapat menggerakan dahi, pipi dengan seimbang(N V,VI,VII) Muka simetris, dapat menggerakan dahi, pipi dengan seimbang(N V,VI,VII) Rambut Rambut dan kulit kepala bersih, warna hitam. Distribusi menyebar rata, tidak mudah dicabut Rambut terlihat bersih, warna hitam, distribusi merata, tebal, tidak mudah dicabut Rambut terlihat bersih, warna hitam, distribusi merata, tebal, tidak mudah dicabut Rambut terlihat bersih, warna hitam, distribusi merata, tebal, tidak mudah dicabut Rambut terlihat bersih, warna hitam, distribusi merata, tebal, tidak mudah dicabut Mata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, conjuncjitva tidak anemis tidak memakai kacamata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, conjuncjitva tidak anemis tidak memakai kacamata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, conjuncjitva tidak anemis tidak memakai kacamata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, conjuncjitva tidak anemis tidak memakai kacamata Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pulit + 2 mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak ikhterik, conjuncjitva tidak anemis tidak memakai kacamata • Hidung Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik(N I) Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik(N I) Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik(N I) Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik(N I) Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik(N I) Telinga Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada masteudeus, tidak ada serumen. Klien dapat mendengar Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih, tidak ada benjolan , tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan pada masteudeus, tidak ada serumen. Klien dapat mendengar Telinga simetris kiri dam kanan, bersih, tidak terdapat tonjolan pada mastoideus, serumen tidak ada, dapat mendengar. Telinga simetris kiri dam kanan, bersih, tidak terdapat tonjolan pada mastoideus, serumen tidak ada, dapat mendengar. Telinga simetris kiri dam kanan, bersih, tidak terdapat tonjolan pada mastoideus, serumen tidak ada, dapat mendengar. Mulut Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan kekanan (N XII), tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat bergerak ke kiri dan kekanan (N XII), tidak pucat, lidah dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik Bibir terlihat simetris, lembab, tidak terdapat tonjolan, lidah dapat bergerak seimbang ke kiri dan kanan, tidak pucat. Dapat merasakan asin, manis, pahit dan asam Bibir terlihat simetris, lembab, tidak terdapat tonjolan, lidah dapat bergerak seimbang ke kiri dan kanan, tidak pucat. Dapat merasakan asin, manis, pahit dan asam Bibir terlihat simetris, lembab, tidak terdapat tonjolan, lidah dapat bergerak seimbang ke kiri dan kanan, tidak pucat. Dapat merasakan asin, manis, pahit dan asam Leher Simetris,warna sama dengan kulit, tidak terdapat pemmbesaran JVP, tiroid.Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah. Simetris,warna sama dengan kulit, tidak terdapat pemmbesaran JVP, tiroid.Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah. Simetris warna sama dengan kulit, tidak terdapat pembesaran JVP, kelenjar tiroid, dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, bawah, dan diputar Simetris,warna sama dengan kulit, tidak terdapat pemmbesaran JVP, tiroid.Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah. Simetris,warna sama dengan kulit, tidak terdapat pemmbesaran JVP, tiroid.Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah. Dada (Pernafasan) Simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan abnormal dapat bergerak seimbang ke atas, nafas 20 X/i, tactil fremitus sama kiri dan kanan, vesikuler, tidak terdapat suara tambahan Simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan abnormal dapat bergerak seimbang ke atas, nafas 22 X/i, tactil fremitus sama kiri dan kanan, vesikuler, tidak terdapat suara tambahan Simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan abnormal, dapat bergerak seimbang, taktil fremitus sama kiri kanan, tidak terdapat suara tambahan Simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan abnormal, dapat bergerak seimbang, taktil fremitus sama kiri kanan, tidak terdapat suara tambahan Simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan abnormal, dapat bergerak seimbang, taktil fremitus sama kiri kanan, tidak terdapat suara tambahan Dada (Cardiovaskuler) Tidak terdapat tonjolan dan massa, interkostae rata, dulness, BJ 1 dan BJ 2 normal, tidak terdapat mur-mur Tidak terdapat tonjolan dan massa, interkostae rata, dulness, BJ 1 dan BJ 2 normal, tidak terdapat mur-mur Tidak terdapat tonjolan dan massa, interkostae rata, dulness, BJ 1 dan BJ 2 normal, tidak terdapat mur-mur Tidak terdapat tonjolan dan massa, interkostae rata, dulness, BJ 1 dan BJ 2 normal, tidak terdapat mur-mur Tidak terdapat tonjolan dan massa, interkostae rata, dulness, BJ 1 dan BJ 2 normal, tidak terdapat mur-mur PERUT Inspeksi : Perut datar , warna sama dengan kulit. Inspeksi : Perut datar, warna sama dengan kulit. Inspeksi : Perut datar, warna sama dengan kulit Inspeksi : Perut datar, warna sama dengan kulit Inspeksi : Perut datar, warna sama dengan kulit Palpasi : Perut terasa lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba. Palpasi : Perut terasa lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba. Palpasi : Perut terasa lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba. Palpasi : Perut terasa lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba. Palpasi : Perut terasa lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba. Auskultasi : Bising usus 8 x/menit. Auskultasi : Bising usus 8 x/menit. Auskultasi : Bising usus 8 x/menit. Auskultasi : Bising usus 8 x/menit. Auskultasi : Bising usus 10 x/menit. Perkusi : suara timpani. Perkusi : suara timpani. Perkusi : suara timpani. Perkusi : suara timpani. Perkusi : suara timpani. GENETALIA DAN ANUS tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji tidak dikaji EKSTREMITAS Ektremitas Atas dan bawah Bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan, kekuatan otot ; Bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan, kekuatan otot ; Bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan, kekuatan otot ; Bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan, kekuatan otot ; Bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat tonjolan dapat mengangkat dan menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan, kekuatan otot ; 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 555 Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik: Bp. U Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh simstreis. Dapat berjalan tanpa bantuan. Ibu N Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, memiliki postur tubuh simstreis. Dapat berjalan tanpa bantuan. An.S Keadaan umum baik, bersih, kesadaran conposmentis, memiliki postur tubuh seimbang dan sesuai dengan usia, tidak ada kelainan pada organ tubuh. An.D Keadaan umum baik, bersih, kesadaran conposmentis, memiliki postur tubuh seimbang dan sesuai dengan usia, tidak ada kelainan pada organ tubuh. An..M Keadaan umum baik, bersih, kesadaran conposmentis, memiliki postur tubuh seimbang dan sesuai dengan usia, tidak ada kelainan pada organ tubuh. B. Analisa Data Data Diagnosa Keperawatan Data Subyektif:  Ibu N mengatakan memberikan kebebasan pada An. D hanya saja setiap pulang sekolah hanya menanyakan saja kemana seharian dan kenapa pulang sampai sore.  Bp.U mengatakan jarang menanyakan keadaan An. D karena banyak bekerja diluar rumah. Data Obyektif:  Ibu N sering bercerita dengan An.S tentang kegiatan An.S.Ibu N menyakan tentang apa yang dilakukan oleh An. S jika pulang sampai sore saja.  Setiap ada kesalahan yang dibuat oleh An. S orang tua langsung memarahi An. S dan pernah Bp. U memukul An. S ketika An. S tidak naik kelas tahun lalu Pola komunikasi keluarga tidak efektif pada keluarga Bp. U khususnya orang tua kepada anak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan Data Subyektif:  An.S mengatakan salah pergaulan karena sering diajak main dengan teman-temannya.  Ibu N menanyakan kepada teman-teman An.S di kampungnya dan mereka mengatakan bahwa  An.S mengatakan merasa males sekolah karena enak jika diajak main dengan temannya. Data Obyektif:  Bp. U dan Ibu N belum melakukan persiapan dengan anak remaja dan pembagian peran dan peraturan keluarga.  Hal ini mengakibatkan pada tahun ini An. S tidak naik kelas dikarenakan memiliki catatan buruk di sekolah dalam kehadiran kelas. An.S memiliki absensi kelas sebayak 20 kali alfa.  Pengawasan terhadap anak menjadi kurang sehingga mengakibatkan remaja An. S mengalami kegagalan dalam belajarnya tahun lalu dan tidak naik kelas. Pola asuh keluarga tidak efektif pada keluarga Bp. U khususnya pada An. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak remaja Data subyektif:  An. S mengatakan mengetahui kesehatan kesehatan reproduksi dari sekolah dan tempat pengajian saja  Ibu N mengatakan hanya menasehati An. S suapaya bisa menjaga dirinya sendiri saja karena merasa anakanya sudah besar.  Ibu N mengatakan An. M susah makannya dan suka jajan dan menghabiskan uang jajan Rp. 10.000  Bp. U dan Ibu N mengatakan khawatir jika anaknya masih salah bergaul memilih teman dan akan mengakibatkan An. S tidak naik kelas lagi.  Ibu N mengatakan takut jika anaknya mengalami pergaulan bebas karena melarang An. S untuk berteman dengan cowok dan berpacaran karena merasa An.S sudah menjadi gadis. Data Obyektif:  Ibu N tidak senang melihat An. S terlalu banyak menghabiskan waktu main bersama teman-temannya.  Ibu N sering menayakan kepada An. S kegiatan hariannya di luar rumah dengan temen-teman An. S yang satu sekolahan dengannya atau dengan pemuda pemudi anak tetangga keluarga Bp. U dengan siapa saja An. S berteman dan bermain. Penampilan peran parenting pada keluarga Bp. U tidak efektif khususnya pada An. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak remaja dan balita C.Prioritas Masalah 1. Pola komunikasi keluarga tidak efektif pada keluarga Bp. U khususnya orang tua kepada anak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran Sifat Masalah : Ancaman 2/3 X 1 2/3 Masalah merupakan ancaman, saat ini An.S masih dalam fase remaja yang membutuhkan perhatian dan komunikasi yang efektif dalam mengungkapkan maslahnya. Orang tua hanya menanyakan kemana An. S seharian dan kadang memarahi jika ada masalah Kemungkinan masalah dapat diubah : mudah 2/2 X 2 2 An.S masih ada minat untuk sekolah dan orang tua memiliki kemauan untuk membantu permasalahan. An. S memiliki riwayat prestasi yang baik sewaktu SD dan SMP serta menyadari dirinya salah memilih teman. Potensial masalah dapat dicegah : Tinggi 3/3 X 1 1 Adanya perhatian dari orang tua untuk membantu permasalahan An. S dan kemauan dari An. S untuk memperbaiki cara mengungkapkan permasalahan yang dialaminya Menonjolnya masalah : Ada masalah tetapi tidak perlu segera ditangani 1/2 X 1 1/2 Keluarga Bp. U mengatakan ada masalah tetapi tidak segera perlu ditangani karena setiap ada masalah jarang diungkapkan dan didiamkan saja Total 4 1/6 2. Pola asuh keluarga tidak efektif pada keluarga Bp. U khususnya pada An. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak remaja. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran Sifat Masalah : Ancaman 2/3 X 1 2/3 Masalah merupakan ancaman, Bp. U dan Ibu N belum melakukan persiapan dengan anak remaja dan pembagian peran dan peraturan keluarga. Kemungkinan masalah dapat diubah : sebagian 1/2 X 2 1 An.S sampai saat ini masih sering bermain dengan teman-temannya sampai sore dan orang tua hanya menanyakan saja kemana sebenarnya anaknya bermain. Potensial masalah dapat dicegah : Tinggi 2/3 X 1 2/3 Pengawasan terhadap anak menjadi kurang karena kedua orang tua sekarang sibuk bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Menonjolnya masalah : Ada masalah dan perlu segera ditangani 2/2 X 1 1 Keluarga Bp. U mengatakan ada masalah dan segera perlu ditangani karena mereka takut anaknya akan salah bergaul dan tidak naik kelas lagi Total 3 1/3 3. Penampilan peran parenting pada keluarga Bp. U tidak efektif khususnya pada An. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak remaja dan balita. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran Sifat Masalah : Ancaman 2/3 X 1 2/3 Masalah merupakan ancaman, Bp. U dan Ibu N terlalu memberikan kebebasan yang berlebihan lepada An. S dan kurang melakukan kontrol dengan baik. Kemungkinan masalah dapat diubah : sebagian 1/2 X 2 1 An. S mendapatkan informasi kesehatan reproduksi dari sekolah dan keluarga Bp. U kurang dapat memfasilitasi pengertian kesehatan reproduksi pada An. S. Potensial masalah dapat dicegah : Tinggi 3/3 X 1 1 Adanya kemauan belajar terhadap masalah dari An S dan kemuan orang tua untuk anaknya supaya tetap mampu menjaga kesehatn reproduksinya Menonjolnya masalah : Ada masalah dan perlu segera ditangani 2/2 X 1 1 Keluarga Bp. U mengatakan ada masalah dan segera perlu ditangani karena anaknya jika menstruasi sering mengeluh sakit perut dan kadang sampai tidak masuk sekolah sehingga mempengaruhi kegiatan An. S Total 3 2/3 Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Bp. U adalah sebagai berikut ; 1. Pola komunikasi keluarga tidak efektif pada keluarga Bp. U khususnya orang tua kepada anak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan. 2. Penampilan peran parenting pada keluarga Bp. U tidak efektif khususnya pada An. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak remaja dan balita. 3. Pola asuh keluarga tidak efektif pada keluarga Bp. U khususnya pada An. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak remaja RENCANA KEPERAWATAN No Diagnosa Keperawatan Keluarga Tujuan Khusus Kriteria Evaluasi Rencana Tindakan Umum Kriteria Standar 1 Pola komunikasi keluarga tidak efektif pada keluarga Bp. U khususnya orang tua kepada anak Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3 kali pertemuan diharapkan keluarga dapat melakukan komunikasi keluarga yang efektif dalam mengatasi permasalahan keluarga Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 3 x 45 mnt diharapkan : 1. Mengenal komunikasi yang efektif dalam keluarga a. Menyebutkan pengertian komunikasi yang efektif dalam keluarga b. Mengidentifikasi syarat-syarat komunikasi keluarga yang efektif 2. Mengambil keputusan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh keluarga yaitu dengan Mengidentifikasi komunikasi dalam keluarga yang berfungsi dengan yang tidak berfungsi Respon verbal Respon verbal Respon afektif Komunikasi keluarga merupakan suatu cara dalam memberikan suatu informasi dalam hal sesuatu kepada seluruh anggota keluarga dengan terbuka dan adanya umpan balik Komponen komunikasi seperti: sender, chanel-media, massage, environment dan receiver a. Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungi • Menggunakan emosional: marah, tersinggung, sedih, gembira • Komunikasi terbuka dan jujur • Hirarki kekuatan dan peraturn eluarga • Konflik keluarga dan penyelesaianya b. Pola komunikai didalam keluarga yang tidak berfungsi • Focus pembicaraan hanya pada seseorang (tertentu) • Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi • Kurang empati • Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri • Tidak mampu memfokuslan pada satu isu • Komunikasi tertutup • Bersifat negatif • Mengembangkan gossip 1. Diskusikan pengertian komunikasi keluarga yang efektif 2. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali 3. Beri pujian atas kemampuan keluarga 1. Identifikasi bersama keluarga syarat-syarat komunikasi dalam keluarga 2. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali 3. Beri pujian atas kemampuan keluarga 1. Identifikasi bersama keluarga komunikasi yang berfungsi dan yang tidak berfungsi dalam keluarga 2. Anjurkan keluarga untuk mendemontrasikan cara keluarga berkomunikasi satu dengan yang lainnya selama ini 3. Diskusikan komunikasi yang vtelah dilakukan selama ini tersebut 4. Anjurkan keluarga identifiaksi apakah komunikasi dalam keluarganya tersebut berfungsi apa tidak 5. Ajurkan keluarga untuk menyusun cara agar komunikasi dalam keluarga berfungsi dalam mengambil setiap keputusan terhadap permasalahan dalam keluarga 6. Berikan pujian atas kemampuan keluarga 2 Penampilan peran parenting pada keluarga Bp. U tidak efektif khususnya pada An. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak remaja dan balita. Setelah dilakukan asuhan keperawatan 6 kali pertemuan diharapkan keluarga dapat menampilkan peran parenting dalam merawat anak remaja Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 6 x 45 mnt diharapkan : 1. Mengenal masalah dengan keluarga mampu: a) Menyebutkan tentang masalah yang biasa dihadapi oleh remaja b) Menyebutkan tentang tugas perkembangan remaja c) Mengidentifikasi peran keluarga dalam menghadapi anak remaja 2. Mengambil keputusan dengan keluarga mampu a) Mengidentifikasi tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja 3. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan dengan keluarga mampu: a. Mengidentifikasi tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam memenuhi tugas perkembangan remaja b. Menyebutkan cara mengatasi peran orang tua yang belum tercapai c. Memfasilitasi kesehatan reproduksi remaja d. Merawat anak balita yang susah makan dan suka jajan Respon verbal Respon Verbal Respon verbal Respon afektif Respon verbal Respon verbal Respon Psikomotor Respon psikomotor Masa remaja merupakan fase pertumbuhan lahir maupun bathin yang rentan dengan gejolak intern dan ekstern yang penuh dinamika. Fase akil balig ini penuh tantangan terkait dengan pembentukan kepribadian dan karakter mereka. Idealnya orangtua sejak dini mempersiapkan si anak untuk menyadari proses perubahan fisik maupun psikisnya. Tugas perkembangan remaja antara lain: 1. Mencapai suatu hubungan yang baru dan lebih matang antara lawan jenis yang seusia 2. Dapat menjalankan peran sosial laki-laki dan perempuan 3. Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab 5. Memiliki keterampilan sosial untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari Peran orang tua diantaranya: a. peran sebagai pendidik b. peran sebagai pendorong c. peran sebagai panutan d. peran sebagai pengawas e. peran sebagai teman f. peran sebagai konselor g. peran sebagai komunikator 1. Menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri 2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan 3. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak Kesibukan dalam pekerjaan sehari-hari mengakibatkan adanya gangguan komunikasi atau interaksi sosial dalam keluarga 1. Memberikan waktu luang untuk berinteraksi dengan anak 2. Meluangkan waktu untuk berlibur bersama dengan keluarga c. Membuat jadwal pertemuan rutin dengan anggota keluarga sekedar untuk ngobrol dan nonton tv bersama d. Memberikan keleluasaan untuk anak dalam menyampaikan pendapatnya dan masalah yang sedang dihadapi oleh anak I e. Pengambilan keputusan secara demokratis dengan melibatkan seluruh anggota keluarga Seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual. Perkembangan kesehatan reproduksi remaja dibagi dalam perkembangan seks primer dan sekunder Balita merupakan salah satu tahap pertumbuhan dan perkembangan anak yang sangat kritis. Pada fase ini anak balita membutuhkan nutrisi yang baik dan sempurna guna mendukung pertumbuhan yang optimal. Orang tua dapat melakukan perubahan perilaku anak terkait dengan aspek pola makan anak yang beralih dari suka jajan kembali ke makan masakan orang tuanya a) Kaji kemampuan tentang pengertian masalah remaja b) Jelaskan tentang masalah yang biasanya dihadapi remaja c) Perhatikan respon verbal maupun non verbal d) Kaji ulang kemampuan keluarga tentang masalah remaja e) Beri reinforcement positif atas kemampuannya a. Kaji kemampuan tugas perkembangan remaja b. Jelaskan tentang tugas perkembangan remaja c. Perhatikan respon verbal maupun non verbal d. Kaji ulang kemampuan keluarga tentang tugas perkembangan remaja e. Beri reinforcement positif atas kemampuannya a) Kaji kemampuan tentang peran orang tua menghadapi remaja b) Jelaskan tentang peran orang tua menghadapi remaja c) perhatikan respon verbal maupun non verbal d) Kaji ulang kemampuan keluarga tentang peran orang tua menghadapi remaja e) Beri reinforcement positif atas kemampuannya a) Identifikasi bersama keluarga tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak remaja b) Beri reinforcement positif atas kemampuannya a) Identifikasi bersama keluarga tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam memenuhi tugas perkembangan remaja b) Jelaskan tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam memenuhi tugas perkembangan remaja c) Perhatikan respon verbal dan non verbal d) Kaji ulang kemampuan keluarga tentang peran orang tua yang belum tercapai dalam memenuhi tugas perkembangan remaja e) Beri reinforcement positif atas kemampuannya a) Identifikasi bersama keluarga tentang cara mengatasi peran orang tua yang belum tercapai b) Jelaskan tentang cara mengatasi peran orang tua yang belum tercapai c) Perhatikan respon verbal dan non verbal d) Kaji ulang kemampuan keluarga tentang cara mengatasi peran orang tua yang belum tercapai e) Beri reinforcement positif atas kemampuannya a. Gali pengertian keluarga selama ini tentang kesehatan reproduksi remaja b. Kaji hal positif dan negatif yang telah dilakukan oleh orang tua dalam memfasilitasi kesehatan reproduksi remaja c. Berikan penjelasan pada keluarga tentang kesehatan reproduksi dan tanda seks primer dan sekunder d. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memberikan informasi kesehatan reproduksi remaja sebagai teman dalam mendiskusikannya dengan remaja e. Ajarkan kepada orang tua cara menjaga kesehatan reproduksi remaja terkait dengan kematangan seks primer dan sekunder serta manifestasinya a. Gali kemampuan orang tua dalam menyiapkan menu makanan sehari-hari untuk balita b. Susun menu makanan bersama dan buat jadwal makan buat balitanya c. Berikan pujian dan hadiah terhadap balita setiap pengurangan jajan dalam sehari dan terkait dengan masakan keluarga yang dikonsumsi d. Tanyakan makanan kesukaan balita dan buat dalam bentuk yang menarik perhatian anak e. Berikan pujian atas usaha keluarga dalam memodifikasi perilaku anak dalam makan 3 Pola asuh keluarga tidak efektif pada keluarga Bp. U khususnya pada An. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak remaja. Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2 kali pertemuan diharapkan keluarga mampu melaksanakan pola asuh efektif Setelah dilakukan pertemuan sebanyak 2 kali 45 menit diharapkan ; 1. Keluarga dapat mengenal tugas perkembangan keluarga pada tahap remaja. a. Mampu menyebutkan pengertian tugas perkembangan keluarga pada tahap remaja dengan bahasa yang sederhana. b. Mampu menjelaskan dua ciri-ciri keluarga dengan remaja c. Mampu menyebutkan 3 dari 4 tugas perkembangan keluarga dengan remaja 2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan pencegahan masalah pada anak remaja a. Menjelaskan akibat yang terjadi bila keluarga tidak mencegah masalah anak remaja b. Mengambil keputusan yang tepat untuk segera melakukan tindakan pencegahan masalah anak remaja 3. Keluarga dapat menyebutkan cara merawat anak remaja di rumah a. Menjelaskan cara mencegah masalah anak remaja b. Mendemonstrasikan cara merawat anak remaja di rumah 4. Keluarga mampu memanfaatkan lingkungan yang kondusif untuk mencegah masalah anak remaja a. Menyebutkan lingkungan yang kondusif untuk mendidik anak remaja b. Memanfaatkan lingkungan yang kondusif di rumah untuk mencegah anak remaja menjadi nakal 5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan sosial yang ada untuk mencegah masalah anak remaja dengan menyebutkan fasilitas pelayanan kesehatan dan sosial yang tersedia Respon verbal Respon verbal Respon verbal Respon verbal Respon afektif Respon verbal Respon psikomotor Respon verbal Respon psikomotor Respon verbal Perkembangan keluarga dengan remaja merupakan suatu fase perkembangan keluarga yang dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir dengan 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta pada tahap-tahap sebelumnya Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja merupakan tahapan yang paling sulit, karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab (mempunyai otoritas terhadap dirinya sendiri yang berkaitan dengn peran dan fungsinya). • Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya • Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga • Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang. Hindari perdebatan, permusuhan dan kecurigaan. • Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga. Seringkali muncul konflik antara orang tua dn remaja karena anak menginginkan kebebasan untuk melakukan aktivitasny sementara orang tua mempunyai hak untuk mengontrol aktivitas anak,. Dalam hal ini orang tua perlu menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan dan permusuhan sehingga hubungan orang tua dan remaja tetap hormonis Permasalahan remaja dapat dicegah dengan adanya suasana lingkungan yang harmonis dan kondusif dalam memfasilitasi perkembangan tugas remaja serta adanya komunikasi yang terbuka diantara keluarga Perawatan remaja di rumah adalah menjadikan hubungan antara orang tua dengan remaja seperti teman dengan adanya suasana hubungan yang hangat dan empati, berperilaku asertif dan terbuka Lingkungan dalam pertumbuhan remaja harus mencakup dukungan dalam memberikan perkembangan secara fisik, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual Remaja dapat diarahkan kedalam suatu kegiatan positif yang memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangannya. Pemilihan aktivitas remaja di lingkungan sekitar memerlukan peranan orang tua dalam mengidentifikasinya sehingga segala aktivitas remaja mendapatkan dukungan dari keluarga serta merupakan pilihan remaja sendiri yang mandiri dan bertanggung jawab. Keluarga dapat mendapatkan bantuan dari pelayanan sosial seperti LSM ataupun pelayanan kesehatan seperti puskesmas dalam rangka memenuhi kesehatan reproduksi remaja dan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan remaja sehingga informasi yang didapatkan lebih akurat dan dapat dipercaya dalam pengambilan tindakan dalam keluarga. a. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian tugas perkembangan keluarga dengan remaja b. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali pengertian tugas perkembangan keluarga dengan remaja c. Beri pujian atas kemampuan keluarga a. Diskusikan dengan keluarga tentang ciri-ciri perkembangan keluarga dengan remaja b. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali ciri-ciri perkembangan keluarga dengan remaja c. Beri pujian atas kemampuan keluarga a. Diskusikan dengan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga dengan remaja b. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali tugas perkembangan keluarga dengan remaja c. Beri pujian atas kemampuan keluarga a. Jelaskan akibat yang bisa terjadi bila keluarga tidak mengambil keputusan untuk mencegah kenakalan remaja b. Beri kesempatan keluarga bertanya c. Dorong keluarga untuk mengungkapkan kembali penjelasan yang diberikan d. Beri pujian atas kemampuan keluarga a. Gali pendapat keluarga bagaimana cara mencegah masalah pada remaja b. Bimbing dan bantu keluarga untuk mengambil keputusan yang tepat c. Beri kesempatan keluarga memikirkan kembali keputusan yang diambil d. Beri pujian atas keputusan yang diambil keluarga a. Diskusikan dengan keluarga cara mencegah masalah pada anak remaja b. Dorong keluarga untuk mengungkapkan kembali c. Beri pujian atas jawaban yang benar a. Demonstrasikan cara merawat anak remaja di rumah b. Beri kesempatan keluarga bertanya c. Motivasi keluarga untuk melakukan redemonstrasi d. Beri pujian atas kemampuan keluarga a. Anjurkan keluarga untuk selalu memotivasi An.S rajin belajar b. Tanyakan perasaan An.S c. Lakukan kunjungan rumah tidak terjadwal untuk melihat kemampuan keluarga merawat anak remaja d. Diskusikan dengan keluarga lingkungan yang kondusif untuk mendidik anak remaja e. Identifikasi dengan keluarga lingkungan yang ada disekitar rumah yang mendukung kegiatan anak remaja f. Dorong keluarga untuk menyebutkan kembali penjelasan g. Beri pujian atas kemampuan keluarga menjawab pertanyaan yang benar a. Bantu keluarga memanfaatkan kegiatan di lingkungan b. Beri kesempatan keluarga menunjukkan kemampuan-nya dalam memanfaatkan kegiatan lingkungan bagi remaja c. Lakukan kunjungan rumah yang tidak direncanakan d. Beri pujian bila keluarga dapat mempertahankan lingkungan yang kondusif di rumah a. Diskusikan jenis fasilitas pelayanan sosial yang tersedia dilingkungan keluarga b. Bantu keluarga memilih fasilitas pelayanan kesehatan dan sosial yang sesuai dengan kondisi keluarga c. Anjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan sosial sesuai pilihan

0 comments:

  • Total Pageviews

    Ns.Tursino.Skep. Powered by Blogger.
  • Contact Form

    Name

    Email *

    Message *