RSS
Facebook
Twitter

Thursday, 29 December 2011

Pemeriksaan Fisik

PEMERIKSAAN PERKUSI

Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran/ gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau tangan pada permukaan tubuh. Perjalanan getaran/ gelombang suara tergantung oleh kepadatan media yang dilalui. Derajat bunyi disebut dengan resonansi. Karakter bunyi yang dihasilkan dapat menentukan lokasi, ukuran, bentuk, dan kepadatan struktur di bawah kulit. Sifat gelombang suara yaitu semakin banyak jaringan, semakin lemah hantarannya dan udara/ gas paling resonan

Cara pemeriksaan

1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung pada bagian mana yang akan diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka

2. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dan posisi yang nyaman untuk menghindari ketegangan otot yang dapat mengganggu hasil perkusi.

3. Minta pasien untuk menarik napas dalam agar meningkatkan relaksasi otot.

4. Kuku jari-jari pemeriksa harus pendek, tangan hangat dan kering.

5. Lakukan perkusi secara seksama dan sistimatis yaitu dengan :

a. Metode langsung yaitu melakukan perkusi atau mengentokan jari tangan langsung dengan menggunakan 1 atau 2 ujung jari.

b. Metode tidak langsung dengan cara sebagai berikut :

Ø Jari tengah tangan kiri (yang tidak dominan) sebagai fleksimeter di letakkan dengan lembut di atas permukaan tubuh, upayakan telapak tangan dan jari-jari lain tidak menempel pada permukaan tubuh.

Ø Ujung jari tengah dari tangan kanan (dominan) sebagai fleksor, untuk memukul/ mengetuk persendian distal dari jari tengah tangan kiri.

Ø Pukulan harus cepat, tajam dengan lengan tetap/ tidak bergerak dan pergelangan tangan rilek.

Ø Berikan tenaga pukulan yang sama pada setiap area tubuh.

Ø Bandingkan bunyi frekuensi dengan akurat.

6. Bandingkan atau perhatikan bunyi yang dihasilkan oleh perkusi.

a. Bunyi timpani mempunyai intensitas keras, nada tinggi, waktu agak lama dan kualitas seperti drum (lambung).

b. Bunyi resonan mempunyai intensitas menengah, nada rendah, waktu lama, kualitas bergema (paru normal).

c. Bunyi hipersonar mempunyai intensitas amat keras, waktu lebih lama, kualitas ledakan (empisema paru).

d. Bunyi pekak mempunyai intensitas lembut sampai menengah, nada tinggi, waktu agak lama kualitas seperti petir (hati).

e. Bunyi kempes mempunyai intensitas lembut, nada tinggi, waktu pendek, kualitas datar (otot).

D. PEMERIKSAAN AUSKULTASI

Aukultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang terbentuk di dalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi yang dilakukan di dada untuk mendengar suara napas dan bila dilakukan di abdomen mendengarkan suara bising usus.

Penilaian pemeriksaan auskultasi meliputi :

1. Frekuensi yaitu menghitung jumlah getaran permenit.

2. Durasi yaitu lama bunyi yang terdengar.

3. Intensitas bunyi yaitu ukuran kuat/ lemahnya suara

4. Kualitas yaitu warna nada/ variasi suara.

Pemeriksa harus mengenal berbagai tipe bunyi normal yang terdengar pada organ yang berbeda, sehingga bunyi abnormal dapat di deteksi dengan sempurna. Untuk mendeteksi suara diperlukan suatu alat yang disebut stetoskop yang berfungsi menghantarkan, mengumpulkan dan memilih frekuensi suara. Stetoskop terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian kepala, selang karet/ plastik dan telinga. Selang karet/ plastik stetoskop harus lentur dengan panjang 30-40 cm dan bagian telinga stetoskop yang mempunyai sudut binaural dan bagiannya ujungnya mengikuti lekuk dari rongga telinga Kepala stetoskop pada waktu digunakan menempel pada kulit pasien.

Ada 2 jenis kepala stetoskop yaitu :

Bel stetoskop digunakan untuk bunyi bernada rendah pada tekanan ringan, seperti pada bunyi jantung dan vaskuler. Bila ditekankan lebih kuat maka nada frekuensi tinggi terdengar lebih keras karena kulit menjadi teranggang, maka cara kerjanya seperti diafragma.

2. Diafragma digunakan untuk bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus dan paru

Cara pemeriksaan

1. Posisi pasien dapat tidur, duduk atau berdiri tergantung bagian mana yang diperiksa dan bagian tubuh yang diperiksa harus terbuka

2. Pastikan pasien dalam keadaan rilek dengan posisi yang nyaman

3. Pastikan stetoskop sudah terpasang baik dan tidak bocor antara bagian kepala, selang dan telinga

4. Pasanglah ujung steoskop bagian telinga ke lubang telinga pemeriksa sesuai arah, ukuran dan lengkungannya. Stetoskop telinga

5. Hangatkan dulu kepala stetoskop dengan cara menempelkan pada telapak tangan pemeriksa atau menggosokan pada pakaian pemeriksa

6. Tempelkan kepala stetoskop pada bagian tubuh pasien yang akan diperiksa dan lakukan pemeriksaan dengan seksama dan sistimatis

7. Pergunakanlah bel stetoskop untuk mendengarkan bunyi bernada rendah pada tekanan ringan yaitu pada bunyi jantung dan vaskuler dan gunakan diafragma untuk bunyi bernada tinggi seperti bunyi usus dan paru

8. informasikan hasil pemeriksaan dan catat pada status.

4. POSISI PEMERIKSAAN

Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang optimal , maka posisi pemeriksaan sangat menentukan . beberapa posisi yang umum dilakukan yaitu :

a. Posisi duduk dapat dilakukan di kursi atau tempat tidur. Digunakan untuk pemeriksaan pada kepala, leher, dada, jantung, paru, mamae, ektremitas atas.

b. Posisi supine (terlentang) yaitu posisi berbaring terlentang dengan kepala disangga bantal. Posisi ini untuk pemeriksaan pada kepala, leher, dada depan, paru, mamae, jantung, abdomen, ektremitas dan nadi perifer

c. Posisi dorsal recumbent yaitu posisi berbaring dengan lutut ditekuk dan kaki menyentuh tempat tidur

d. Posisi sims ( tidur miring) , untuk pemeriksaan rectal dan vagina

e. Posisi Prone (telungkup ), untuk evaluasi sendi pinggul dan punggung

f. Posisi lithotomi yaitu posisi tidur terlentang dengan lutut dalam keadaan fleksi. Untuk pemeriksaan rectal dan vagina

g. Posisi knee chest ( menungging ), untuk pemeriksaan rectal

h. Posisi berdiri yaitu untuk evaluasi abnormalitas postural, langkah dan keseimbangan.

BAB III . PEMERIKSAAN TANDA VITAL TUBUH

Topik :

1. tanda vital tubuh

2. pemeriksaan tanda vital : suhu, tekanan darah, frekwensi denyut nadi, frekwensi pernapasan, berat badan, tinggi badan dan elastisitas kulit

1. TANDA VITAL TUBUH

Tanda vital merupakan tanda yang sangat penting dalam perawatan pasien. karena mempunyai nilai akurasi yang sangat tinggi. Perubahan dari tanda vital tersebut berarti menandakan terjadi gangguan fungsi dari tubuh atau perubahan dari kondisi pasien, hal ini perlu mendapat perhatian dengan seksama dan perlu penanganan segera. Tiap individu mempunyai variasi tanda vital yang berbeda, seperti adanya perubahan cuaca, umur, keadaan emosional, olahraga, makan, dsb.

2. PEMERIKSAAN TANDA VITAL

Beberapa pemeriksaan Tanda vital yang sering digunakan dan relatif lebih mudah dikerjakan, seperti pemeriksaan

A. SUHU TUBUH

Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara produksi panas dan hilangnya panas dari tubuh ke lingkungan. Produksi panas yang dihasilkan tubuh antara lain berasal dari :

a. Metabolisme dari makanan ( Basal Metabolic Rate )

b. Olahraga

c. Shivering atau kontraksi otot skelet

d. Peningkatan produksi hormon tiroksin ( meningkatkan metabolisme seluler )

e. Proses penyakit infeksi

f. Termogenesis kimiawi ( rangsangan langsung dari norepinefrin dan efinefrin atau dari rangsangan langsung simpatetik )

Sedangkan hilangnya panas tubuh terjadi melalui beberapa proses yaitu :

1. Radiasi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lain tanpa melalui kontak langsung, misalnya orang berdiri didepan lemari es yang terbuka

2. Konduksi adalah pemindahan panas dari satu benda ke benda lainnya melalui kontak langsung, misalnya kontak langsung dengan es

3. Konveksi adalah pemindahan panas yang timbul akibat adanya pergerakan udara, misalnya udara yang berdekatan dengan badan akan menjadi hangat

4. Evaporisasi adalah pemindahan panas yang terjadi melalui proses penguapan, misalnya pernapasan dan perspiration dari kulit. Misalnya keringat meningkatkan pengeluaran panas tubuh

Suhu tubuh terjaga konstan meskipun adanya perubahan kondisi lingkungan. Hal ini disebabkan karena adanya proses pengaturan suhu melalui negatif feedback sistim ( mekanisme umpan balik ). Organ pengatur suhu yang utama adalah hipotalamus. Untuk regulasi panas tubuh diperlukan konsentrasi sodium dan kalsium yang cukup, terutama didalam dan disekitar Hipotalamus posterior. Variasi suhu orang yang sehat berkisar 0.7 derajat Celcius dari normal ( 1.4 F ).

Faktor- faktor yang mempengaruhi suhu tubuh yaitu antara lain :

1. Umur :

Bayi yang baru lahir sangat dipengaruhi keadaan lingkungan sekitarnya, maka dari itu harus dilindungi dari perubahan iklim yang dapat berubah dengan cepat. Anak- anak mempunyai suhu yang lebih labil dari pada orang dewasa.

UMUR


SUHU ( Celcius )



SUHU (Fahrenheit )

Bayi baru lahir


36,1 – 37,7


97 – 100

2 tahun


37,2


98,9

12 tahun


37


98,6

Dewasa


36


96,8

2. Aktifitas tubuh

Aktifitas otot dan proses pencernaan sangat mempengaruhi suhu tubuh. Pada pagi hari jam 04.00 – 06.00 suhu tubuh paling rendah, sedangkan sore hari sekitar jam 16.00 – 20.00 yang paling tinggi, perubahan suhu berkisar antara 1.1 – 1.6 C ( 2 – 3 F ).

3. Jenis Kelamin

wanita lebih efisien dalam mengatur suhu internal tubuh dari pada pria, hal ini disebabkan karena hormon estrogen dapat meningkatkan jaringan lemak. Meningkatnya progesteron selama ovulasi akan meningkatkan suhu wanita sekitar 0.3 – 0.5 C (0.5 – 1 F) sedangan estrogen dan testoteron dapat meningkatkan Basal Metabolic Rate

4. Perubahan emosi

Emosi yang meningkat akan menambah kadar Adrenalin dalam tubuh sehingga metabolisme meningkat dan suhu tubuh menjadi naik.

5. Perubahan Cuaca

Perubahan cuaca , Iklim, atau musim mempengaruhi Evaporasi, radiasi, konveksi, konduksi, sehingga mempengaruhi metabolisme dan suhu tubuh

6. Makanan, minuman, rokok, dan lavemen

Makanan, minuman dan rokok dapat merubah suhu oral, misalkan Minum air es dapat menurunkan suhu oral sekitar 0.9 C (1.6 F). Untuk itu dianjurkan mengukur suhu oral sekitar 30 menit setelah makan, minum atau merokok , sedangkan tempertur rectal diukur setelah 15 menit melakukan lavemen / enema.

ALAT PENGUKUR SUHU TUBUH

Secara umum pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer kaca (glass thermometers). Skala yang sering digunakan adalah termometer skala Celcius ( Centigrade) yang mempunyai skala dengan titik beku air 0 derajat Celcius dan titik didih 100 derajat Celcius. Ada pula digital thermometer yang mempunyai kepekaan tinggi dan waktu pemeriksaan hanya beberapa detik , banyak dipakai pada kondisi kegawatan.

PENGUKURAN SUHU TUBUH

Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dibeberapa tempat yaitu di mulut (oral), anus (rectal), ketiak (axilla) dan telinga ( auricular ) . Masing- masing tempat mempunyai variasi suhu yang berlainan. Suhu rektal biasanya berkisar 0.4 C (0.7 F) lebih tinggi dari suhu oral dan suhu aksila lebih rendah 0.6 C (1 F) dari pada oral . Di Puskesmas biasanya yang sering dipergunakan adalah pemeriksaan suhu aksila.

Pemeriksaan Suhu Aksila dengan Termometer Air Raksa

Pengukuran suhu aksila dianggap paling mudah dan aman, namun kurang akurat. Penggunaan sering dilakukan pada :

1. Anak

2. Pasien dengan radang mulut

3. Pasien yang bernapas dengan mulut atau menggunakan alat bantu napas

Persiapan pemeriksaan suhu :

1). persiapan peralatan

1. Cucilah tangan

2. Siapkan soft tissue atau lap bersih

3. Siapkan buku pencatat suhu dan alat tulis

4. Sebuah handuk bersih untuk membersihkan keringat pasien

2). Persiapan pasien

1. Jagalah privasi pasien dengan tirai atau pintu tertutup.

2. Jelaskan kepada pasien tentang pentingnya pemeriksaan suhu aksila

3. Lepaskan baju pasien dan bagian lain ditutup dengan selimut.

3). Cara pemeriksaan

1. Pegang termometer pada bagian ujung yang tumpul.

2. Bersihkan dengan soft tissue atau cucilah dalam air dingin bila disimpan dalam desinfektan serta bersihkan dengan lap bersih

3. Peganglah ujung termometer yang tumpul dengan ibu jari dan jari kedua, turunkan tingkat air raksa sampai angka 35 derajat celsius

4. Bukalah lengan pasien.

5. Bersihkan keringat pasien dengan handuk yang kering/ tissue

6. tempelkan termometer ke ketiak, turunkan lengan dan silangkan lengan bawah pasien keatas dada, sedangkan pada anak pegang tangannya dengan lembut.

7. Biarkan selama 5-10 menit untuk hasil yang baik.

8. Angkat termometer dan bersihkan dengan soft tissue/ lap bersih dengan gerak rotasi.

9. Bacalah tingkat air raksa sejajar dengan mata pemeriksa.

10. Turunkan tingkat air raksa < 35,50C.

11. Kembalikan termometer ke tempat penyimpanan.

12. Cuci tangan.

Wednesday, 28 December 2011

Spermisida

Spermisida adalah agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan) sperma. Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.

Gerakan pada waktu berhubungan akan menyebarkan busa sehinga busa akan meliputi leher rahim dan mencegah masuknya sperma ke dalam rahim. Bahan kimia yang dikandungnya dapat terdiri atas nonoxynol 9 atau nonilfenoksi polietanol. Penggunaan spermisida kurang efektif apabila tidak dikombinasi dengan kontrasepsi lain seperti kondom atau diafragma.

Spermisida tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan sendirian tanpa bantuan alat lain. Ia lebih berkhasiat bila dipakai sebagai tambahan perlindungan pada diafragma atau kondom. Obat ini bisa dibeli di apotek atau took obat.

Efek samping:
Beberapa perempuan yang memakainya mengeluh gatal-gatal atau lecet dalam vagina.

Kapan memasukkan Spermisida?
Bila spermisida langsung dipakai dalam vagina, dalam bentuk tablet, masukkan 10 sampai 15 menit menjelang berhubungan seks. Spermisida dalam bentuk busa, jeli, atau krim sebaiknya dioleskan persisi sebelum berhubungan seks.

Bila Anda memasukkan spermisida ke dalam vagina, tapi sudah lebih dari 1 jam berlalu dan hubungan seks belum berlangsung juga, tambahkan lagi tabletnya. Jika Anda melakukan hubungan seks berkali-kali secara berurutan, tambahkan spermisida setiap kali.

Cara memakainya adalah mengoleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Spermisida membunuh sel-sel sperma lelaki sebelum sempat memasuki rahim. Dengan bahan bernama nonoxynol-9, obat ini juga melindungi diri Anda dari gonorrhea dan Chlamydia.

Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-26/ 100 wanita
Keuntungan
Tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS bakterial
Kerugian
Angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya efektif; 1-2 jam, rasa yang tidak enak
Cara pemakaian
Sebelum berhubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina dan dibiarkan selama 5-10 menit kemudian baru melakukan hubungan seksual.



Jenis spermisida terbagi menjadi:

Aerosol (busa).
Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
Krim.

Cara Kerja
Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:

Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
Memperlambat motilitas sperma.
Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Pilihan

Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.
Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.

Manfaat
Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.

Manfaat kontrasepsi

Efektif seketika (busa dan krim).
Tidak mengganggu produksi ASI.
Sebagai pendukung metode lain.
Tidak mengganggu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
Mudah digunakan.
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.

Manfaat non kontrasepsi
Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.

Keterbatasan

Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).
Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.

Penilaian Klien
Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, namun perlu diperhatikan kondisi pengguna alat kontrasepsi spermisida. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Spermisida

Sesuai untuk klien yang:


Tidak sesuai untuk klien yang:
Tidak suka atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal (seperti perokok, wanita di atas 35 tahun) Mempunyai resiko tinggi apabila hamil (berdasar umur, paritas, masalah kesehatan)
Lebih suka memasang sendiri alat kontrasepsinya Terinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukung Memerlukan metode kontrasepsi efektif
Tidak ingin hamil dan terlindung dari penyakit menular seksual, tetapi pasangannya tidak mau menggunakan kondom Tidak mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian kontrasepsi dan siap pakai sewaktu akan melakukan hubungan seksual
Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lain Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat reproduksinya (vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan

Penanganan Efek Samping
Pemakaian alat kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.

Efek Samping Atau Masalah


Penanganan
Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyaman Periksa adanya vaginitis dan penyakit menular seksual. Bila penyebabnya spermisida, sarankan memakai spermisida dengan bahan kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak ada perubahan, sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik Pilih spermisida lain dengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.

PENCEGAH Gravidarum

Pil Khusus Pencegah Kehamilan (PKPK)

Pil Khusus Pencegah Kehamilan (PKPK) umumnya berisi estrogen (ethynil estradiol) dan progestin (levonorgestrel atau norgestrel) atau progestin saja. Estrogen dosis tinggi dan progestin diberikan dalam waktu 72 jam setelah sanggama tidak terproteksi, dengan cara kerja mencegah ovulasi dan menyebabkan perubahan di endometrium. Ada 2 jenis PKPK, yaitu:

Pil KB kombinasi estrogen (ethynil estradiol) dan progestin (levonorgestrel atau dl-norgestrel) dengan cara pakai:

Untuk pil dosis tinggi yang berisi ethynil estradiol 50 mg dan levonorgestrel 250 mg, dua buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa pengaman dan diikuti dengan dua buah pil 12 jam kemudian
Untuk pil yang berisi ethynil estradiol 30 mg dan levonorgestrel 150 mg, empat buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa pengaman dan diikuti dengan empat buah pil 12 jam kemudian

Pil yang hanya berisi progestin (levonorgestrel atau dl-norgestrel) saja, dengan cara pakai:

Untuk pil yang berisi levonorgestrel 750 mg, satu pil diminum maksimal 72 jan setelah hubungan seksual tanpa pengaman, diikuti dengan 1 pil 12 jam kemudian
Untuk pil yang berisi levonorgestrel 30 mg, 25 pil diminum maksimal 72 jan setelah hubungan seksual tanpa pengaman, diikuti dengan 25 pil 12 jam kemudian
Untuk pil yang berisi dl-norgestrel 75 mg, 20 pil diminum maksimal 72 jan setelah hubungan seksual tanpa pengaman, diikuti dengan 20 pil 12 jam kemudian

PKPK akan semakin berkhasiat bila diminum dalam 24 jam pertama setelah hubungan seksual tanpa pengaman. Keefektivannya akan semakin berkurang dalam 24 jam berikutnya. PKPK tidak boleh digunakan pada wanita yang alergi kontrasepsi pil hormonal dan tidak boleh digunakan sebagai kontrasepsi rutin.

Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita bila digunakan secara benar setelah melakukan 1 kali hubungan seksual tanpa pengaman dalam waktu 72 jam
Keuntungan : sangat efektif untuk situasi darurat
Efek samping : mual, muntah, perdarahan dari vagina yang tidak teratur (spotting), sakit kepala, payudara terasa keras

KONSEP DASAR KB

A. PENGERTIAN
 Kelurga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, Rustam, 1998 : 155).
 Keluarga Berencana menurut WHO (Word Health Organization) Expert Committee 1970 adalah tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
1. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
2. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan.
3. Mengatur interval diantara kehamilan.
4. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri.
5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, Hanafi, 2004 : 26).

 Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dpaat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, Sarwono, 2002 : 905).
 Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut (BKKN, 1996 : 21).

B. TUJUAN
Tujuan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia adalah :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
2. Tujuan Khusus
 Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
 Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
 Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran
(Prawirohardjo, Sarwono, 2002 : 902).

C. MANFAAT
Manfaat mengikuti program keluarga berencana antara lain :
1. Mengatur angka kelahiran dan jumlah anak dalam keluarga. Jika seseorang bias mengatur dan merencanakan jumlah anak, diharapkan akan meningkatkan kualitas kehidupan keluarga tersebut
2. Membantu pemerintah mengurangi resiko ledakan penduduk atau baby boomer
3. Penggunaan kondom akan mengurangi resiko penularan penyakit menular seksual
4. Meningkatkan tingkat kesejahteraaan masyarakat. Sebab anggaran keuangan keluarga dapat digunakan untuk membeli makanan yang berkualitas dan bergizi.
5. Menjaga kesehatan ibu dengan cara pengaturan waktu kelahiran dan juga menghindarkan kehamilan dalam waktu yang singkat

Manfaat KB Bagi Ibu :
1. Perbaikan kesehatan
2. Peningkatan kesehatan
3. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
4. Waktu yang cukup untuk istirahat
5. Menikmati waktu luang
6. Dapat melakukan kegiatan lain

Manfaat KB Bagi anak :
1. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
2. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
3. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik

D. SASARAN KB
1. Ibu yang menderita penyakit menahun
2. Usia ibu yang menderita penyakit menahun
3. Pasangan usia subur dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun
4. Riwayat persalinan yang buruk
5. Keguguran berulang kali

E. JENIS KONTRASEPSI
Jenis alat kontrasepsi dikelompokkan menjadi kontrasepsi efektif (IUD, Susuk dan Kontap), kontrasepsi kurang efektif (Pil, Suntik dan kondom), dan kontrasepsi tradisional (Jamu, Pijat, Senggama terputus dan Pangtang berkala).

1. Kontrasepsi Alamiah
Metode Kontrasepsi Alamiah Metode ritmik adalah metode dimana pasangan suami istri menghindari berhubungan seksual pada siklus subur seorang wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.

a. METODE MUKOSA SERVIKS
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Esensi Metode Mukosa Serviks
Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting yaitu : Molekul lender, Air, Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur. Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
Pola Subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.


Manfaat : Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.

Efektifitas : Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen.

Kelebihan : Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:
 Mudah digunakan.
 Tidak memerlukan biaya.
 Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.

Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
 Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
 Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
 Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
 Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks
 Menyusui.
 Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.
 Penggunaan produk kesehatan wanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.
 Perimenopause.
 Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.
 Spermisida
 Infeksi penyakit menular seksual.
 Terkena vaginitis.

Instruksi Kepada Pengguna/Klien
Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:
 Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
 Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
 Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan.
 Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan maupun pola dasar tidak subur.
 Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama tergolong aman pada dua hari setelah menstruasi.
 Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
 Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini merupakan hari puncak dalam periode subur (fase paling subur)
 Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini untuk menghindari terjadinya pembuahan.
 Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya.

Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan
 Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid).
 Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering.
 Gambar suatu tanda L dalam lingkaran atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur.
 Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh dan lengket.

b. METODE SUHU BASAL
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

Manfaat : Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.
Manfaat konsepsi : Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan.
Manfaat kontrasepsi : Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan.

Efektifitas : Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calender method or periodic abstinence).

Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:
 Penyakit.
 Gangguan tidur.
 Merokok dan atau minum alkohol.
 Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
 Stres
 Penggunaan selimut elektrik.

Keuntungan
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang masa subur/ovulasi.
 Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa subur/ovulasi.
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.
 Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
 Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.

Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut :
 Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
 Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
 Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
 Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama
 Tidak mendeteksi awal masa subur.
 Membutuhkan masa pantang yang lama.

Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh
 Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur).
 Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
 Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
 Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
 Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
 Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
 Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur).
 Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari metode ovulasi billings.
 Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.

Catatan:
 Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
 Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.

Contoh. Pencatatan pengukuran suhu basal tubuh


c. METODE KALENDER
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.


Manfaat : Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
Manfaat kontrasepsi : Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
Manfaat konsepsi : Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.



Keuntungan
 Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
 Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
 Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
 Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
 Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
 Tidak memerlukan biaya.
 Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
 Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
 Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
 Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
 Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
 Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
 Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
 Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Efektifitas : Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
 Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari)
 Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
 Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri
 Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
 Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.

Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
 Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi)
 Fertility phase (masa subur).
 Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.

Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.

Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.

Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus :
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11




Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.

d. METODE SENGGAMA TERPUTUS
Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.



Cara Kerja : Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.

Efektifitas : Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.

Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi
 Alamiah.
 Efektif bila dilakukan dengan benar.
 Tidak mengganggu produksi ASI.
 Tidak ada efek samping.
 Tidak membutuhkan biaya.
 Tidak memerlukan persiapan khusus.
 Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
 Dapat digunakan setiap waktu.

Manfaat non kontrasepsi
 Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
 Menanamkan sifat saling pengertian.
 Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
Keterbatasan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
 Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.
 Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
 Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
 Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
 Kurang efektif untuk mencegah

Penilaian Klien
Klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi coitus interuptus tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi ini adalah:

Coitus interuptus
Sesuai untuk Tidak sesuai untuk
Suami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik. Suami dengan ejakulasi dini.
Pasangan yang tidak mau metode kontrasepsi lain. Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi pra orgasmik.
Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana. Suami dengan kelainan fisik/psikologis.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera. Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.
Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode lain. Pasangan yang tidak komunikatif.
Pasangan yang membutuhkan metode pendukung. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
Menyukai senggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana.

Cara Coitus Interuptus
 Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
 Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
 Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
 Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
 Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
 Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.

Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim.
Anda harus menghitung dan memprediksi masa subur dengan akurat. Dalam cara ini, senggama boleh dilakukan dalam saat yang diyakini bukan masa subur sang wanita. Namun tidak semua orang cukup tekun untuk mempelajari metode penghitungannya, dan ternyata juga banyak variabel lain yang turut mempengaruhi rumus perhitungan tersebut.
Masa subur merupakan rentang waktu sejak sel telur keluar dari indung telur hingga sel telur berada di saluran telur (saluran tuba falopi). Sel telur berada dalam tuba falopi selama kurang lebih 3-4 hari namun hanya sampai umur 2 hari masa yang paling baik untuk dibuahi, setelah itu mati. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus menstruasi, selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi psikis wanita. Menghitung masa subur dengan menghitung siklus haid agak susah dilakukan jika siklus haid tidak teratur atau sedang menggunakan obat-obat tertentu yang bisa mempengaruhi siklus haid.

Cara Mengetahui Masa Subur
Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap dibuahi. Masa subur ditandai oleh kenaikan Luteinizing Hormone (LH), Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan estrogen.
Masa subur merupakan rentang waktu sejak sel telur keluar dari indung telur hingga sel telur berada di saluran telur (saluran tuba falopi). Sel telur berada dalam tuba falopi selama kurang lebih 3-4 hari namun hanya sampai umur 2 hari masa yang paling baik untuk dibuahi, setelah itu mati.
Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus menstruasi, selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi psikis wanita.
Menghitung masa subur dengan menghitung siklus haid agak susah dilakukan jika siklus haid tidak teratur atau sedang menggunakan obat-obat tertentu yang bisa mempengaruhi siklus haid.




Cara mengetahui masa subur :
• Perubahan lendir mulut rahim (efek spin)
• Adanya rasa nyeri pada perut bagian bawah (mittelschmerz) karena pecahnya folikel (sel telur yang membesar, siap untuk ber-ovulasi)
• Pengecekan suhu basal badan
• Menghitung masa subur dengan menghitung siklus menstruasi
• USG
• Mengukur kadar LH pada urine (air seni).

Ada suatu alat yang memudahkan seorang wanita mengetahui masa suburnya yaitu fertitest. Fertitest adalah alat uji masa subur pada wanita dengan mengukur kadar LH pada urine. Alat ini dapat mendeteksi secara cepat, tepat dan terpercaya.

Petunjuk pemakaian FERTITEST:
 Tampung urine pertama pada tempat yang bersih dan kering, gunakan urin antara jam 10.00-20.00. Jangan gunakan urin pertama pagi hari
 Sobek sachet dan keluarkan alat tesnya (silica gel dalam sachet ini tidak digunakan untuk tes ini)
 Masukkan ujung penyerap alat tes pada penampung urin untuk midstream selama 5 detik (Jangan melebihi tanda anak panah yang terdapat pada alat tes)
 Tutup kembali alat tes dan tunggu sampai muncul garis warna
 Hasil tes dapat dibaca dalam waktu 3 menit. Jangan melihat hasil lebih dari 10 menit

CARA MEMBACA HASIL TES:



( + ) Positif , berarti dalam masa subur, ditandai dengan munculnya dua garis warna atau jika garis warna pada Daerah Tes (T) lebih gelap atau sama dengan garis Daerah Control (C) . Ovulasi akan terjadi dalam waktu 24-48 jam berikutnya, jadi jika Anda menginginkan kehamilan, maka hubungan sebaiknya dilakukan 24-48 jam setelah tes, namun sebelum 48 jam dari waktu tes.
( – ) Negatif , menandakan wanita pada masa tidak subur, hubungan intim kemungkinan besar tidak menyebabkan kehamilan. Ditandai dengan munculnya satu garis warna atau jika garis warna Daerah Tes (T) lebih muda dari garis warna Daerah Control (C ).

2. Kontrasepsi Efektif
a. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

Jenis-jenis AKDR di Indonesia
 Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.


 Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
 Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini
 Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.


Keuntungan
 Praktis dan ekonomis
 Efektifitas tinggi (angka kegagalan kecil)
 Kesuburan segera kembali jika dibuka
 Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil
 Tidak mengganggu pemberian ASI

Kerugian
 Dapat keluar sendiri jika ukuran IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai


Pemasangan AKDR
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

Kontra indikasi pemasangan AKDR:
 Belum pernah melahirkan
 Adanya perkiraan hamil
 Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.

Keluhan-keluhan pemakai AKDR
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan AKDR adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian AKDR harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1–2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap AKDR yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian AKDR

Ekspulsi
Selain keluhan-keluhan di atas, ekspulsi juga sering dialami pemakai AKDR, yaitu AKDR keluar dari rahim. Hal ini biasanya terjadi pada waktu haid, disebabkan ukuran AKDR yang terlalu kecil. Ekspulsi ini juga dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai. Makin elastis sifatnya makin besar kemungkinan terjadinya ekspulsi. Sedangkan jika permukaan AKDR yang bersentuhan dengan rahim (cavum uteri) cukup besar, kemungkinan terjadinya ekspulsi kecil.

Lama Pemakaian AKDR
Sampai berapa lama AKDR dapat dipakai? Hal ini sering menjadi pertanyaan. Sebenarnya, AKDR ini dapat terus dipakai selama pemakai merasa cocok dan tidak ada keluhan. Untuk AKDR yang mengandung tembaga, hanya mampu berfungsi selama 2–5 tahun, tergantung daya dan luas permukaan tembaganya. Setelah itu harus diganti dengan yang baru.

b. Susuk KB / Implant
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini adalah implant dengan nama dagang "NORPLANT" maupun "IMPLANON"



Dosis
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/har
Cara kerja Implant.
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut.
Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3 tahun.



Cara kerja dalam pencegahan kehamilan.
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar yaitu :
 Menghambat terjadinya ovulasi.
 Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.
 Mempertebal lendir serviks.
 Menipiskan lapisan endometrium.

Efektifitasnya : sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 - 3%.

Keuntungan Implant.
 Tidak menekan produksi ASI.
 Praktis, efektif.
 Tidak ada faktor lupa.
 Masa pakai panjang.
 Membantu mencegah anaemia.
 Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
 Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.

Kekurangan Implant.
 Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
 Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
 Implant mahal.
 Implant sering mengubah pola haid.
 Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.

Sebelum tindakan pemasangan.
Perlu diberi konseling secara mantap untuk peserta KB mengingat pemkaian kontrasepsi yang lama dan harga susuk yang mahal.

Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.

Tahap Pasca tindakan.
 Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal selama 3 hari untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
 Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
 Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant dapat dilepas.

Kontraindikasi.
 Hamil atau diduga hamil.
 Tumor.
 Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis.

Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu.
 Gangguan haid.
 Jerawat.
 Perubahan libido.
 Keputihan.
 Peubahan berat badan
Bila terjadi hal-hal tersebut diatas konsultasikan kepada dokter anda untuk memperoleh konseling dan penanggulangan.

3. Kontrasepsi tidak efektif
c. Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Berdasarkan atas bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa wanita tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau mungkin menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk menggunakan pil itu secara jangka panjang.

Jenis-jenis Pil
 Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
 Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14—15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar antara 98—99%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan hanya bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-efek sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen.
 Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.

Kelebihan
 Kesuburan segera kembali
 Mengurangi rasa kejang/nyeri perut pada waktu haid
 Terlindung dari penyakit radang panggul (PRP) dan kehamilan di luar rahim
 Mudah menggunakannya
 Mencegah anemia defisiensi zat besi/kekurangan darah
 Mengurangi resiko kanker ovarium/kandungan
 Cocok digunakan untuk menunda kehamilan dari PUS muda
 Produksi ASI tidak terpengaruh untuk pil yang mengandung progesterone

Kekurangan
 Pemakai harus disiplin meminum pil setiap hari. Jika tidak, kemungkinan hamil tinggi
 Dapat mempengaruhi produksi ASI untuk pil yang mengandung esterogen
 Dapat meningkatkan resiko infeksi klamida/jamur di sekitar kemaluan wanita
 Tidak dianjurkan untuk wanita berumur di atas 35 tahun dan perokok karena akan emmpengaruhi keseimbangan metabolism tubuh.

Kontra indikasi Pemakaian Pil
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

d. Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma.
Kondom biasa digunakan ketika istri sedang dalam masa subur. Biasanya para suami sudah mengetahui masa subur sang istri dengan sistem kalender.

Gambaran fisik kondom
Kebanyakan kondom terbuat dari karet lateks tipis, tetapi ada yang membuatnya dari jaringan hewan (usus kambing) atau plastik (polietilen).
Sekarang banyak jenis kondom yang berbeda dalam hal bentuk: Ada yang ujungnya rata, ada juga yang ujungnya memiliki penampung untuk penampung sperma. Pada saat ini yang banyak beredar di pasaran adalah bentuk kondom yang memiliki bundaran kecil di ujungnya sebagai penampung sperma.

Warna : Ada yang tidak tembus pandang, ada pula yang transparan, dengan berbagai macam warna. Sekarang ini, Jenis transparan dengan berbagai macam warna sesuai aroma adalah yang banyak beredar di pasaran.
Lubrikasi : Ada yang menggunakan minyak silikon, Jelly, bedak atau yang kering. Jelly dan bedak untuk saat ini jarang digunakan pada kondom yang beredar di Indonesia.
Ketebalan : Kondom memiliki ketebalan yang standar dan tipis. Biasanya orang cenderung memilih yang sangat tipis untuk kenyamanan dalam pemakaian.
Permukaan : bergelombang, tidak licin. Sekarang ini permukaan kondom semakin bervariatif. Para produsen kondom lebih kreatif untuk menarik konsumen untuk menggunakan kondom. Misalnya saja sekarang banyak beredar kondom yang bergerigi, berulir dll. Hal ini betujuan untuk menambah sensasi dalam hubungan suami istri yang menggunakan kondom.
Spermicida : Kondom yang beredar ada yang menggunakan spermicida, ada juga yang tidak. Spermicida yang digunakan biasanya nonoxyne-9 atau menfegol. Spermicida berfungsi untuk membunuh sperma. Penggunaan spermicida ini untuk menambah efektifitas kondom sebagai alat kontrasepsi

Cara kerja : Kondom akan menghalangi sperma masuk ke dalam rahim, sehingga akan melindungi wanita dari kehamilan yang tidak diinginkan, karena sel sperma dan sel telur tidak bertemu.

Pemakaian kondom
Kondom berbentuk mungil dan bisa di simpan di saku agar mudah di bawa. Kondom digunakan bila :
 Bila hubungan seksual dilakukan pada saat istri sedang dalam masa subur. Untuk mengetahui masa subur wanita anda bisa menghitungnya menggunakan sistem Kalender Masa Subur.
 Bila istri tidak cocok dengan semua jenis alat/metode kontrasepsi.
 Setelah vasektomi kondom perlu dipakai sampai enam minggu.
 Sementara menunggu penggunaan metode/alat kontrasepsi lainnya.
 Bagi calon peserta Pil KB yang sedang menunggu haid
 Apabila lupa minum pil KB dalam jangka waktu lebih dari 36 jam
 Apabila salah satu dari pasangan suami istri menderita Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS
 Dalam keadaan tidak ada kontrasepsi lain yang tersedia atau yang dipakai pasangan suami istri
 Sementara menunggu pencabutan implant/susuk KB/alat ontrasepsi bawah kulit, bila batas pemakaian implant telah habis.

Cara menggunakan kondom
Pilihlah kondom yang berkualitas. Harga tiap jenis kondom berbeda tergantung bahan dan kualitasnya (baca : Tips Memilih dan Menggunakan Kondom)
 Pegang bungkus kondom dengan kedua belah tangan, lalu dorong kondom dengan jari ke posisi bawah. Tujuannya agar tidak tersobek saat membuka bungkusnya. Selanjutnya sobek bagian atas bungkus kondom.
 Dorong kondom dari bawah agar keluar dari bungkusnya, kemudian pegang kondom dan perhatikan bagian yang menggulung harus berada di sebelah luar
 Pencet ujung kondom dengan ibu jari dan telunjuk agar tidak ada udara yang masuk dan letakan pada kepala penis.
 Pada saat kondom dipasang, penis harus dalam keadaan tegang (ereksi). Pasanglah kondom dengan menggunakan telapak tangan untuk mendorong gulungan kondom hingga pangkal penis (jangan menggunakan kuku karena kondom dapat robek).
 Setelah ejakulasi, cabut penis dari vagina ketika masih ereksi, dan tahan kondom di pangkal penis dengan jari agar kondom tidak lepas dan tidak meninggalkan air mani di vagina
 Setelah menggunakan, ikat kondom agar cairan sperma tidak keluar. Kondom bekas langsung dibuang ke tempat yang seharusnya, untuk mencegah mengkontaminasi orang lain, terutama anak-anak.



Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kondom
 Periksalah tanggal kadaluwarsa pada bungkus kondom. Periksalah kondisi bungkus kondom, jangan menerima atau membeli kondom yang bungkusnya sudah rusak, ada gelembung udara di dalamnya dan berlubang
 Gunakan kondom baru setiap kali bersanggama. Hati-hati membuka bungkus kondom, jangan sampai kondom sobek.
 Pasang kondom sebelum kontak genital, untuk mencegah masuknya sperma atau bibit penyakit ke dalam vagina, (atau sebaliknya)
 Hati-hati dalam memasang dan melepaskan kondom bagi mereka yang memiliki kuku panjang atau cincin dengan bagian yang tajam
 Jika pelican yang ada pada kondom dirasa kurang, gunakan lubrikan atau jelly yang dianjurkan. Jangan gunakan bahan-bahan seperti vaselin, lotion, atau produk minyak lainnya, karena dapat meningkatkan kemungkinan robeknya kondom.
 Bila kondom pecah atau robek selama senggama, gunakan segera spermisida (busa atau gel), dan pertimbangkan menggunakan kontrasepsi darurat, untuk mencegah terjadinya kehamilan.
 impan persediaan kondom di tempat yang sejuk dan kering. Jauhkan kondom dari sinar lampu neon, TL dan letakan di tempat yang tidak terkena matahari langsung atau di tempat yang panas.
 Sebaiknya tidak meletakan kondom di saku celana, karena suhu tubuh dapat mempengaruhi kualitas kondom. Jangan gunakan kondom bila terlihat rusak atau lapuk, karena cenderung robek.

Kelebihan kondom
Manfaat menggunakan kondom sangat besar, bisa di gunakan sebagai alat kontrasepsi dan juga untuk terhidanr dari penyakit menular seksual (PMS)
 Kondom efektif sebagai alat kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar. Murah dan mudah didapat tanpa resep dokter dan dapat didistribusikan oleh dan untuk masyarakat (community based).
 Praktis dan dapat dipakai sendiri 4. Tidak ada efek hormonal. Dapat mencegah kemungkinan penularan Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS, Mudah dibawa.
 Kondom menggunakan pelicin/pelumas sehingga dapat menambah frekuensi hubungan seksual dan secara psikologis menambah kenikmatan.
 Kondom membantu suami yang mengalami ejakulasi dini. Adanya jaminan pengawasan kualitas produksi bahwa produk layak dipasarkan. Sebelum dipasarkan kondom harus diuji di laboratorium dan harus memenuhi Standar Internasional yang ditetapkan oleh ISO (International Organitation Standardization), CEN (Comitee European de Normalization), dan ASTM (American Socienty for Testing and Materials).

Keterbatasan kondom
 Kadang-kadang ada pasangan yang alergi terhadap karet kondom. Selain itu., kondom hanya dapat dipakai satu kali. Secara psikologis kemungkinan mengganggu kenyamanan
 Kondom kadaluarsa mudah sobek dan bocor.

Tingkat efektifitas kondom dalam mencegah kehamilan
Efektif sebagai kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar. Angka kegagalan teoritis 3%, praktis 5 -20%. Sangat efektif jika digunakan pada waktu istri dalam periode menyusui (Lactation Amenorrhae Method)
Penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan sistem kalender masa subur istri.

e. Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
Jenis kontrasepsi suntikan
 Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
 Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston

Cara kerja kontrasepsi suntikan
 Menghalangi ovulasi (masa subur)
 Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
 Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
 Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
 Mengubah kecepatan transportasi sel telur

Keuntungan :
 Efektifitasnya tinggi
 Cara pemberiannya sederhana
 Cukup aman
 Kesuburan dapat kembali
 Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui

Kerugian
 Kembalinya kesuburan agak telat
 Harus kembali ke tempat pelayanan
 Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, darah tinggi, jantung, dan lever/hati

Efek samping :
 Gangguan haid
 Mual, sakit kepala, penambahan berat badan
 Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun

Cara pemberian
 Waktu Pemberian
Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi
Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
 Lokasi Penyuntikan : daerah bokong/pantat dan daerah otot lengan atas

Kontraindikasi
Absolut
 Hamil
 Riwayat kanker payudara
 Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
Relatif
 Riwayat gangguan jiwa
 Riwayat penyakit payudara
 Riwayat sakit kepala
 Wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan
 Wanita yang ingin hamil lebih cepat

CONTOH OBAT INJEKSI BESERTA DOSISNYA
 Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu )
 Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu )
 Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.


DEPO PROVERA


Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.

MANAJEMEN TERAPI
HOW MUCH : 150 mg
HOW OFTEN: 3 bulan sekali (i.m.)
HOW LONG: bergantung pada keinginan pasien
TUJUAN TERAPI : mencegah kehamilan
REVERSIBILITAS : 3-18 bulan
T ½ : 50 hari

CARA KERJA
Berdasarkan penghambatan pelepasan LH dan perintangan ovulasi serta pengentalan lender servik.



INTERAKSI OBAT :
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.

CARA PENYIMPANAN : disimpan dalam suhu 20-25°C

EFEKTIVITAS : Keberhasilannya praktis 99.7 %.

INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

KONTRAINDIKASI
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.

EFEK SAMPING
Menjadi kacaunya pola pendarahan, terutama pada bulan-bulan pertama dan sudah 3-12 bulan umumnya berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.

4. Kontrasepsi permanen
f. Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seseorang perempuan.
Tubektomi merupakan kontrasepsi permanen wanita untuk mereka yang tidak menginginkan anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti, pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditandatangani oleh suaminya.
Jenis :
 Minilaparotomi
 Laparoskopi


Mekanisme Kerja : dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

Keuntungan :
 Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)
 Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
 Tidak bergantung pada faktor senggama
 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risik kesehatan yang serius
 Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local
 Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium)
 Berkurangnya risiko kanker ovarium

Keterbatasan
 Harus dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisasi
 Klien dapat menyesal di kemudian hari
 Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
 Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
 Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi untuk proses laparoskopi)
 Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS

Yang Tidak Boleh Menjalani Tubektomi (kontraindikasi)
 Hamil
 Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
 Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
 Tidak boleh menjalani proses pembedahan
 Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan
 Belum memberikan persetujuan tertulis

Kapan Dilakukan
 Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak hamil
 Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
 Pascapersalinan; minilap di dalam waktu 2 hari atau hingga 6 minggu atau 12 minggu, laparoskopi tidak tepat untuk klien pascapersalinan
 Pascakeguguran; Triwulan pertama (minilap atau laparoskopi), Triwulan kedua (minilap saja)

g. Vasektomi (MOP)
Vasektomi adalah tindakan memotong saluran sperma yang menghubungkan buah zakar dengan kantong sperma, sehingga tidak dijumpai lagi bibit dalam ejakulat seorang pria
Vasektomi merupakan kontrasepsi permanen laki-laki untuk mereka yang tidak menginginkan anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti, pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditandatangani oleh istrinya.
Cara kerja : menghambat transport spermatozoa/jalannya sel sperma sehingga tidak membuahi sel telur.
Keuntungan :
 Tidak ada mortalitas/kematian
 Morbiditas/komplikasi penyakit lain kecil sekali
 Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit
 Tidak mengganggu hubungan seksual
 Tidak ada resiko kesehatan
 Tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan
 Sifatnya permanen
Kerugian :
 Harus dengan tindakan pembedahan
 Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari atau minggu sampai sel mani menjadi negative
 Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
Kontraindikasi :
 Peradangan kulit atau jamur di daerah kemaluan
 Peradangan pada alat kelamin pria
 Penyakit kencing manis
 Kelainan mekanisme pembekuan darah
Efek Samping :
 Timbul rasa nyeri
 Abses pada bekas luka
 Hematoma/membengkaknya kantung biji zakar karena perdarahan








Daftar pustaka

1. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
2. http://www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbn-jatim/html/susuk.htm
3. http://greg-spog.com/pelayanan/konsultasi-pelayanan-kontrasepsi/
4. http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/03/24/mengenal-lebih-dalam-aneka-alat-kontrasepsi/
5. http://nusaindah.tripod.com/tipskontrasepsi.htm
6. http://asuh.wikia.com/wiki/Kontrasepsi

Friday, 23 December 2011

Intervensi

1. Menyusun Prioritas (Setting Priorities)
Titik awal untuk merencanakan perawatan umumnya adalah membuat urutan masalah/kebutuhan pasien. Ada banyak cara untuk memprioritaskan kebutuhan antara lain :

a. Konsep Trias
Konsep ini banyak digunakan di bagian emergensi. Trias mengandung makna mengambil, memilih dan menyeleksi. Setelah itu baru dikelompokkan menjadi :
1) Urgent dan non urgent
2) Segera, urgent dan non urgent
3) Mengancam hidup, urgent, semi urgent, non urgent dan tidak membutuhkan bantuan perawatan.
Pada bagian lain diluar emergensi, konsep trias ini cukup dengan tiga kategori, yaitu : segera, urgent dan non-urgent. Masalah yang termasuk segera adalah masalah yang mengancam kematian atau hilangnya bagian tubuh.
Masalah-masalah yang termasuk urgent adalah masalah yang membutuhkan bantuan keperawatan lanjutan, tidak mengancam kehidupan tetapi dapat menyebabkan gangguan yang berat jika tidak ditanggulangi dalam beberapa jam.
Masalah-masalah yang termasuk non-urgent adalah masalah yang berkembang lambat dan untuk sementara waktu dapat ditoleransi klien.

b. Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia menurut A. Maslow
Maslow berteori bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh hierarki yang disusun dari kebutuhan dasar sampai kebutuhan dengan tingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan dasar manusia yang Maslow yang telah diperluas oleh Richard Kalish antara lain :
1) Kebutuhan fisiologis
a) Kebutuhan bertahan hidup : misalnya makanan, udara, suhu, istirahat, eliminasi, penghindaran nyeri.
b) Kebutuhan Stimulasi, misalnya : sek, aktivitas, eksplorasi, manipulasi, kesenangan baru.
2) Kebutuhan Keamanan, misal : keselamatan, keamanan dan perlindungan
3) Kebutuhan cinta mencintai
4) Kebutuhan harga diri
5) Kebutuhan aktualisasi diri.
c. Keinginan klien
Dapat dipertimbangkan dalam menentukan prioritas masalah, hal ini didasari hak klien sebagai individu, namun hal ini hanya berlaku bila masalah tidak mengancam hidup klien.
d. Rencana pengobatan
Rencana pengobatan secara keseluruhan harus dipertimbangkan dalam perumusan prioritas masalah.
e. Sumber-sumber keperawatan
Beban kerja perawat dan situasi-situasi emergensi yang dihadapi dapat menyebabkan perawat harus membatasi pada masalah-masalah kebutuhan yang paling dasar.



2. Menetapkan Tujuan Perawatan
Tujuan adalah pedoman yang luas yang menunjukkan arah keseluruhan untuk perpindahan sebagai akibat dari intervensi tim perawatan kesehatan; dibagi menjadi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
Tujuan jangka panjang merupakan tujuan yang tidak dicapai sebelum pemulangan tetapi memerlukan perhatian yang terus menerus dari pasien dan/atau orang lain.
Tujuan jangka pendek adalah tujuan yang biasanya harus dicapai sebelum pemulangan atau perpindahan ke tingkat perawatan yang kurang akut.
Tujuan yang ditetapkan harus mengarah pada masalah, apakah mencegah, mengurangi atau menghilangkannya.
Kaidah dalam penulisan tujuan keperawatan, yaitu :
S : Spesifik, tujuan tidak umum tetapi spesifik
M : Measurable, dapat diukur
A : Achievable, dapat dicapai
R : Reliable, nyata
T : Time Bound, ada batasan waktu pencapaian tujuan.
Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam penentuan tujuan :
· Tujuan dibuat berdasarkan masalah keperawatan yang ada
· Fokus dari tujuan adalah hasil akhir yang diharapkan setelah dilakukan beberapa tindakan keperawatan.
Tujuan keperawatan dibuat sesuai dengan masalah yang timbul.
Contoh :
Diagnosa keperawatan : bersihan jalan nafas tak efektif yang berhubungan dengan peningkatan produksi sputum ditandai dengan klien mengeluh sesak suara nafas wheezing, RR = 30x/menit, adanya sputum purulen
Tujuan : jalan nafas bersih dan efektif

Thursday, 15 December 2011

Mengatsi PENYAKIT dengan Herbal

Kolesterol dan Diabetes
Resep: Rebus daun salam bersama laos lalu minum air rebusan tersebut.
Fakta: Daun salam mengandung flavonoid dan tanin sebagai zat yang mampu menurunkan kolesterol. Dapat pula menurunkan kadar gula dalam darah.

Laos mengandung minyak atsiri untuk membantu memperlancar sirkulasi darah dan proses pengeluaran sisa metabolisme termasuk kolesterol yang berlebih.
Laos untuk obat luar bisa memberantas panu, suatu penyakit kulit yang diakibatkan jamur.

Hipertensi
Resep: Konsumsi daun seledri secara teratur.
Fakta: Seledri mengandung APIIN suatu glikosida yang akan berubah menjadi APIGENIN apabila terkena asam lambung. Apigenin ini bersifat menurunkan tekanan darah sistole pada jantung, sehingga secara keseluruhan akan menurunkan tekanan darah pada tubuh. Seledri juga mengandung phthalide yang mampu untuk mengendurkan otot arteri sehingga menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi dan juga mengurangi produksi hormon stress.

Sakit Kepala
Resep: Minum rebusan air dari jahe, sereh dan ketumbar.
Fakta: Jahe, sereh dan ketumbar mengandung minyak atsiri yang akan merangsang peredaran darah dan juga berfungsi sebagai analgetik untuk mengurangi sakit di kepala.

Batuk
Resep: untuk batuk berdahak (ekspektoransia)
Air jeruk nipis dicampur dengan madu
Air jeruk nipis dicampur kecap.
Air jeruk nipis dicampur perasan jahe
Fakta: Jeruk nipis mengandung vitamin C yang dapat memperbaiki ketahanan tubuh untuk melawan flu. Juga berfungsi sebagai antiseptik yang mampu menyingkirkan dalam tubuh.
Madu yang juga berfungsi sebagai antiseptik dan mampu menambah tenaga untuk mengalahkan penyakit.

Resep: untuk batuk tidak berdahak (antitusivum)
Kencur mentah dikunyah dan airnya ditelan (di-sesep2. Jw)
Fakta: Kencur bersifat memati rasa tenggorokan, sehingga rasa gatal ditenggorokan akan berkurang.

Luka
Resep: Oleskan madu (madu asli) pada bagian yang terluka
Fakta: Madu mengandung hidrogen peroksida dan Asam glukonat yang akan membunuh bakteri penyebab infeksi dan membantu pertumbuhan sel baru sehingga luka menjadi cepat sembuh.

Cara memilih madu
Apabila diteteskan ke lempeng kaca, maka tetesan ini tidak mengembang jadi besar (Jw. Tidak mbleber)
Apabila disorongkan ke sekumpulan semut, maka semut tidak mau merubung
Apabila dicampur dengan telur mentah, maka akan menjadi semacam pasta, bermasir, spt matang.

Mimisan
Resep: Gulung daun sirih yang telah dibersihkan dan masukkan ke dalam lubang hidung.
Fakta: Daun sirih mampu untuk menghentikan pendarahan di selaput lendir hidung seperti yang terjadi pada orang yang mengalami mimisan ini.

Bau Mulut
Resep: Rebus daun sirih, cengkeh dan kunyit. Lalu kumur dengan menggunakan air rebusan tersebut.
Fakta: Daun sirih dan cengkeh mengandung bahan antiseptik. Kunyit mengandung kurkumin yang mampu mengatasi infeksi kuman penyebab bau mulut.

Keputihan
Resep: Rebus daun sirih dan sambiloto. Digunakan untuk berendam.
Fakta: Daun sirih berfungsi sebagai antiseptik. Sambiloto berfungsi sebagai anti-inflamasi yang mampu membunuh jamur dan mencegah rasa gatal.

Nyeri haid
Resep: Rebus kunir bersama dengan asam jawa.
Fakta: Larutan/rebusan kunir asam sangat terkenal sebagai minuman kesehatan. Kunyit mengandung kurkumin. Asam jawa mengandung asam yang akan membuat suasana asam pada air rebusan kuning, sehingga menjaga agar kurkumin tidak rusak. Suasana asam ini juga menjadikan darah haid menjadi mudah keluar dan lancar serta mengurangi kram perut.

Susah Tidur
Resep: Mengoleskan minyak lavender pada bantal atau bawah hidung agar dapat tercium. Bisa juga dengan minum jus mentimun, makan pisang dan mencium aroma biji pala.
Fakta: Aromaterapi dengan menggunakan bunga lavender dan biji pala membuat seseorang lebih cepat tidur dengan pulas.
Mentimun banyak mengandung vitamin C. Pisang mengandung karbohidrat dan asam folat yang merangsang melancarkan sirkulasi darah.

Bibir Kering
Resep: Oleskan madu pada bibir.
Fakta: Madu berfungsi sebagai antioksidan dan pelembab yang dapat mempertahankan kelembaban, termasuk kelembaban bibir sehingga bibir tidak menjadi pecah-pecah.

Gigi Kusam
Resep: Lumatkan strawberry dan campur dengan setengah sendok teh baking soda (Bikarbonat-natrikus/bik-natrik/NaHCO3). Oleskan pada gigi, diamkan selama beberapa menit kemudian bersihkan. Lakukan sesekali saja, karena asam ini dapat mengikis gigi Anda bila digunakan secara sering.
Fakta: Stroberi mengandung asam malat yang berfungsi sebagai pemutih alami.

Kerutan pada kulit
Resep: Ambil putih telur ayam kampung dan oleskan pada wajah, gunakan sebagai masker.
Fakta: Putih telur mengandung albumin yang dapat berfungsi sebagai pelembab dan mengencangkan kulit.
Jangan menggunakan telur ayam ras, karena banyak mengandung bahan kimia (tidak organik)

Ketombe
Resep: Rendam irisan cabe rawit dalam perasan air jeruk nipis. Oleskan pada kepala sebelum keramas.
Fakta: Jeruk nipis mengandung vitamin C dan asam sitrat. Sedangkan cabe rawit mengandung alkaloid kapsaisin yang mampu membunuh bakteri atau jamur sehingga kulit kepala menjadi bersih.

Sengatan Lebah, kalajengking.
Resep: Oleskan pasta gigi atau campuran baking soda (NaHCO3) dan air pada bagian yang tersengat. Jangan lupa untuk mengeluarkan sengat yang tertinggal pada tubuh.
Fakta: Pasta gigi dapat menetralkan rasa sakit akibat sengatan. Baking soda dapat memberi rasa nyaman pada luka sengatan.
Cara lain: ketika disengat, remaslah berbagai macam bunga sampai lumat dan berair, oleskan di bagian sengatan.

Kulit Terbakar atau Melepuh
Resep: Oleskan daging daun lidah buaya pada bagian tubuh yang melepuh.
Fakta: Lidah buaya mengandung muko-polisakharida yang bermanfaat sebagai antiseptik dan anti-radang sehingga membantu agar kulit yang melepuh tidak terinfeksi kuman juga mencegah terjadinya kemerahan akibat radang. Kandungan kolagen pada lidah buaya pencegah terjadinya pembengkakan. Selain itu, lidah buaya mampu memberi efek dingin yang membantu mengurangi rasa sakit.

Peringatan dalam Menggunakan Obat Tradisional
Sekalipun herba atau obat tradisional mungkin secara luas dianggap aman, disarankan untuk waspada. Jangan longgarkan kewaspadaan Anda hanya karena suatu produk berlabelkan “natural”. Fakta yang tidak menyenangkan ialah bahwa beberapa herba bahkan bisa berbahaya, misalnya lidah buaya kalo diminum akan bersifat sebagai urus2, maka lidah buaya akan memperparah kondisi diare.
Senyawa kimia dalam obat tradisional atau herba tertentu dapat mengubah detak jantung, tekanan darah, dan kadar glukosa. Maka, orang yang memiliki problem jantung, tekanan darah tinggi, atau kelainan gula darah seperti diabetes harus waspada.

Meski demikian, efek samping obat tradisional biasanya relative lebih kecil dibanding obat kimia modern. Misalnya menimbulkan sakit kepala, pusing, mual, atau gatal2.
Beberapa pengobatan tradisional atau herba kemungkinan bisa menimbulkan “krisis penyembuhan” dengan menghasilkan gejala seperti flu atau gejala lainnya. Orang yang mengkonsumsi obat tradisional mungkin tampak menjadi lebih parah sebelum menjadi lebih baik. Secara umum dikatakan bahwa reaksi ini disebabkan oleh pembuangan sampah tubuh selama tahap-tahap awal terapi herbal.

Jika Anda memilih untuk mengobati sendiri dengan obat tradisional, sebaiknya Anda mempertimbangkan beberapa risiko seperti bahwa Anda mungkin tidak benar-benar tahu apa penyebab problem kesehatan Anda. Lalu pengobatan yang Anda lakukan secara sendiri mungkin menyembuhkan penyakit ringan, tetapi ada kemungkinan bisa memperburuk problem kesehatan lainnya, seperti contohnya merica dan kencur akan menaikkan tekanan darah tinggi. Bahkan beberapa pengobatan sendiri bisa jadi mungkin bertolak belakang dengan obat yang diresepkan dokter.

Seperti semua produk kesehatan, obat tradisional hendaknya digunakan tidak secara sembarangan, gunakan dengan pengetahuan dan keseimbangan. Ingatlah bahwa ada beberapa penyakit dan problem kesehatan yang sekarang ini belum ada obatnya.

Telitilah dalam mengambil Penentuan pemakaian Herbal (konsultasikan dulu dengan medis)
- dikumpulkan dari berbagai sumber
  • Total Pageviews

    Ns.Tursino.Skep. Powered by Blogger.
  • Contact Form

    Name

    Email *

    Message *