Spermisida adalah agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan) sperma. Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
Gerakan pada waktu berhubungan akan menyebarkan busa sehinga busa akan meliputi leher rahim dan mencegah masuknya sperma ke dalam rahim. Bahan kimia yang dikandungnya dapat terdiri atas nonoxynol 9 atau nonilfenoksi polietanol. Penggunaan spermisida kurang efektif apabila tidak dikombinasi dengan kontrasepsi lain seperti kondom atau diafragma.
Spermisida tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan sendirian tanpa bantuan alat lain. Ia lebih berkhasiat bila dipakai sebagai tambahan perlindungan pada diafragma atau kondom. Obat ini bisa dibeli di apotek atau took obat.
Efek samping:
Beberapa perempuan yang memakainya mengeluh gatal-gatal atau lecet dalam vagina.
Kapan memasukkan Spermisida?
Bila spermisida langsung dipakai dalam vagina, dalam bentuk tablet, masukkan 10 sampai 15 menit menjelang berhubungan seks. Spermisida dalam bentuk busa, jeli, atau krim sebaiknya dioleskan persisi sebelum berhubungan seks.
Bila Anda memasukkan spermisida ke dalam vagina, tapi sudah lebih dari 1 jam berlalu dan hubungan seks belum berlangsung juga, tambahkan lagi tabletnya. Jika Anda melakukan hubungan seks berkali-kali secara berurutan, tambahkan spermisida setiap kali.
Cara memakainya adalah mengoleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Spermisida membunuh sel-sel sperma lelaki sebelum sempat memasuki rahim. Dengan bahan bernama nonoxynol-9, obat ini juga melindungi diri Anda dari gonorrhea dan Chlamydia.
Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-26/ 100 wanita
Keuntungan
Tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS bakterial
Kerugian
Angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya efektif; 1-2 jam, rasa yang tidak enak
Cara pemakaian
Sebelum berhubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina dan dibiarkan selama 5-10 menit kemudian baru melakukan hubungan seksual.
Jenis spermisida terbagi menjadi:
Aerosol (busa).
Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
Krim.
Cara Kerja
Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:
Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
Memperlambat motilitas sperma.
Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.
Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.
Manfaat
Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi
Efektif seketika (busa dan krim).
Tidak mengganggu produksi ASI.
Sebagai pendukung metode lain.
Tidak mengganggu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
Mudah digunakan.
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.
Manfaat non kontrasepsi
Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Keterbatasan
Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).
Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.
Penilaian Klien
Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, namun perlu diperhatikan kondisi pengguna alat kontrasepsi spermisida. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Spermisida
Sesuai untuk klien yang:
Tidak sesuai untuk klien yang:
Tidak suka atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal (seperti perokok, wanita di atas 35 tahun) Mempunyai resiko tinggi apabila hamil (berdasar umur, paritas, masalah kesehatan)
Lebih suka memasang sendiri alat kontrasepsinya Terinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukung Memerlukan metode kontrasepsi efektif
Tidak ingin hamil dan terlindung dari penyakit menular seksual, tetapi pasangannya tidak mau menggunakan kondom Tidak mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian kontrasepsi dan siap pakai sewaktu akan melakukan hubungan seksual
Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lain Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat reproduksinya (vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
Penanganan Efek Samping
Pemakaian alat kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.
Efek Samping Atau Masalah
Penanganan
Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyaman Periksa adanya vaginitis dan penyakit menular seksual. Bila penyebabnya spermisida, sarankan memakai spermisida dengan bahan kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak ada perubahan, sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik Pilih spermisida lain dengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Gerakan pada waktu berhubungan akan menyebarkan busa sehinga busa akan meliputi leher rahim dan mencegah masuknya sperma ke dalam rahim. Bahan kimia yang dikandungnya dapat terdiri atas nonoxynol 9 atau nonilfenoksi polietanol. Penggunaan spermisida kurang efektif apabila tidak dikombinasi dengan kontrasepsi lain seperti kondom atau diafragma.
Spermisida tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan sendirian tanpa bantuan alat lain. Ia lebih berkhasiat bila dipakai sebagai tambahan perlindungan pada diafragma atau kondom. Obat ini bisa dibeli di apotek atau took obat.
Efek samping:
Beberapa perempuan yang memakainya mengeluh gatal-gatal atau lecet dalam vagina.
Kapan memasukkan Spermisida?
Bila spermisida langsung dipakai dalam vagina, dalam bentuk tablet, masukkan 10 sampai 15 menit menjelang berhubungan seks. Spermisida dalam bentuk busa, jeli, atau krim sebaiknya dioleskan persisi sebelum berhubungan seks.
Bila Anda memasukkan spermisida ke dalam vagina, tapi sudah lebih dari 1 jam berlalu dan hubungan seks belum berlangsung juga, tambahkan lagi tabletnya. Jika Anda melakukan hubungan seks berkali-kali secara berurutan, tambahkan spermisida setiap kali.
Cara memakainya adalah mengoleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Spermisida membunuh sel-sel sperma lelaki sebelum sempat memasuki rahim. Dengan bahan bernama nonoxynol-9, obat ini juga melindungi diri Anda dari gonorrhea dan Chlamydia.
Efektivitas
Kehamilan terjadi pada 6-26/ 100 wanita
Keuntungan
Tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS bakterial
Kerugian
Angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya efektif; 1-2 jam, rasa yang tidak enak
Cara pemakaian
Sebelum berhubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina dan dibiarkan selama 5-10 menit kemudian baru melakukan hubungan seksual.
Jenis spermisida terbagi menjadi:
Aerosol (busa).
Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
Krim.
Cara Kerja
Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:
Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
Memperlambat motilitas sperma.
Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau metode kontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.
Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.
Manfaat
Alat kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi
Efektif seketika (busa dan krim).
Tidak mengganggu produksi ASI.
Sebagai pendukung metode lain.
Tidak mengganggu kesehatan klien.
Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
Mudah digunakan.
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.
Manfaat non kontrasepsi
Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Keterbatasan
Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun).
Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom).
Keefektifan tergantung pada kepatuhan cara penggunaannya.
Tergantung motivasi dari pengguna dan selalu dipakai setiap melakukan hubungan seksual.
Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah spermisida dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual.
Hanya efektif selama 1-2 jam dalam satu kali pemakaian.
Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan.
Penilaian Klien
Meskipun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, namun perlu diperhatikan kondisi pengguna alat kontrasepsi spermisida. Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Spermisida
Sesuai untuk klien yang:
Tidak sesuai untuk klien yang:
Tidak suka atau tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal (seperti perokok, wanita di atas 35 tahun) Mempunyai resiko tinggi apabila hamil (berdasar umur, paritas, masalah kesehatan)
Lebih suka memasang sendiri alat kontrasepsinya Terinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukung Memerlukan metode kontrasepsi efektif
Tidak ingin hamil dan terlindung dari penyakit menular seksual, tetapi pasangannya tidak mau menggunakan kondom Tidak mau repot untuk mengikuti petunjuk pemakaian kontrasepsi dan siap pakai sewaktu akan melakukan hubungan seksual
Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode lain Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat reproduksinya (vulva dan vagina)
Jarang melakukan hubungan seksual Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
Penanganan Efek Samping
Pemakaian alat kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat pemakaian spermisida.
Efek Samping Atau Masalah
Penanganan
Iritasi vagina atau iritasi penis dan tidak nyaman Periksa adanya vaginitis dan penyakit menular seksual. Bila penyebabnya spermisida, sarankan memakai spermisida dengan bahan kimia lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Gangguan rasa panas di vagina Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Bila tidak ada perubahan, sarankan menggunakan spermisida jenis lain atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
Tablet busa vaginal tidak larut dengan baik Pilih spermisida lain dengan komposisi bahan kimia berbeda atau bantu memilih metode kontrasepsi lain.
0 comments:
Post a Comment