RSS
Facebook
Twitter

Wednesday, 28 December 2011

KONSEP DASAR KB

A. PENGERTIAN
 Kelurga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, Rustam, 1998 : 155).
 Keluarga Berencana menurut WHO (Word Health Organization) Expert Committee 1970 adalah tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
1. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
2. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan.
3. Mengatur interval diantara kehamilan.
4. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri.
5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, Hanafi, 2004 : 26).

 Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya ini dpaat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, Sarwono, 2002 : 905).
 Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut (BKKN, 1996 : 21).

B. TUJUAN
Tujuan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia adalah :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
2. Tujuan Khusus
 Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
 Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
 Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran
(Prawirohardjo, Sarwono, 2002 : 902).

C. MANFAAT
Manfaat mengikuti program keluarga berencana antara lain :
1. Mengatur angka kelahiran dan jumlah anak dalam keluarga. Jika seseorang bias mengatur dan merencanakan jumlah anak, diharapkan akan meningkatkan kualitas kehidupan keluarga tersebut
2. Membantu pemerintah mengurangi resiko ledakan penduduk atau baby boomer
3. Penggunaan kondom akan mengurangi resiko penularan penyakit menular seksual
4. Meningkatkan tingkat kesejahteraaan masyarakat. Sebab anggaran keuangan keluarga dapat digunakan untuk membeli makanan yang berkualitas dan bergizi.
5. Menjaga kesehatan ibu dengan cara pengaturan waktu kelahiran dan juga menghindarkan kehamilan dalam waktu yang singkat

Manfaat KB Bagi Ibu :
1. Perbaikan kesehatan
2. Peningkatan kesehatan
3. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
4. Waktu yang cukup untuk istirahat
5. Menikmati waktu luang
6. Dapat melakukan kegiatan lain

Manfaat KB Bagi anak :
1. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
2. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
3. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik

D. SASARAN KB
1. Ibu yang menderita penyakit menahun
2. Usia ibu yang menderita penyakit menahun
3. Pasangan usia subur dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun
4. Riwayat persalinan yang buruk
5. Keguguran berulang kali

E. JENIS KONTRASEPSI
Jenis alat kontrasepsi dikelompokkan menjadi kontrasepsi efektif (IUD, Susuk dan Kontap), kontrasepsi kurang efektif (Pil, Suntik dan kondom), dan kontrasepsi tradisional (Jamu, Pijat, Senggama terputus dan Pangtang berkala).

1. Kontrasepsi Alamiah
Metode Kontrasepsi Alamiah Metode ritmik adalah metode dimana pasangan suami istri menghindari berhubungan seksual pada siklus subur seorang wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.

a. METODE MUKOSA SERVIKS
Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Esensi Metode Mukosa Serviks
Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel sekretori serviks dan mengandung tiga komponen penting yaitu : Molekul lender, Air, Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-sel vagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur. Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
Pola Subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan konsepsi/pembuahan. Dengan demikian akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.


Manfaat : Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantang senggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.

Efektifitas : Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen.

Kelebihan : Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:
 Mudah digunakan.
 Tidak memerlukan biaya.
 Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.

Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
 Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain (misal metode simptothermal).
 Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
 Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
 Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks
 Menyusui.
 Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.
 Penggunaan produk kesehatan wanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.
 Perimenopause.
 Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.
 Spermisida
 Infeksi penyakit menular seksual.
 Terkena vaginitis.

Instruksi Kepada Pengguna/Klien
Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:
 Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
 Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
 Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan.
 Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan maupun pola dasar tidak subur.
 Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama tergolong aman pada dua hari setelah menstruasi.
 Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
 Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini merupakan hari puncak dalam periode subur (fase paling subur)
 Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini untuk menghindari terjadinya pembuahan.
 Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya.

Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan
 Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid).
 Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering.
 Gambar suatu tanda L dalam lingkaran atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur.
 Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh dan lengket.

b. METODE SUHU BASAL
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

Manfaat : Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.
Manfaat konsepsi : Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan.
Manfaat kontrasepsi : Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah kehamilan.

Efektifitas : Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calender method or periodic abstinence).

Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:
 Penyakit.
 Gangguan tidur.
 Merokok dan atau minum alkohol.
 Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
 Stres
 Penggunaan selimut elektrik.

Keuntungan
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang masa subur/ovulasi.
 Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa subur/ovulasi.
 Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.
 Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasi seperti perubahan lendir serviks.
 Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.

Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut :
 Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
 Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
 Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
 Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama
 Tidak mendeteksi awal masa subur.
 Membutuhkan masa pantang yang lama.

Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh
 Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur).
 Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
 Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
 Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
 Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
 Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
 Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur).
 Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari metode ovulasi billings.
 Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.

Catatan:
 Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
 Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.

Contoh. Pencatatan pengukuran suhu basal tubuh


c. METODE KALENDER
Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari Jepang). Metode kalender ini berdasarkan pada siklus haid/menstruasi wanita.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA sistem kalender.
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.


Manfaat : Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi.
Manfaat kontrasepsi : Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
Manfaat konsepsi : Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil.



Keuntungan
 Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
 Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
 Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.
 Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
 Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
 Tidak memerlukan biaya.
 Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
 Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
 Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
 Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
 Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
 Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
 Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
 Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Efektifitas : Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.

Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
 Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari)
 Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
 Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri
 Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
 Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.

Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
 Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi)
 Fertility phase (masa subur).
 Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.

Bila haid teratur (28 hari)
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.

Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.

Bila haid tidak teratur
Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus :
Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11




Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama harus menggunakan kontrasepsi.

d. METODE SENGGAMA TERPUTUS
Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.



Cara Kerja : Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.

Efektifitas : Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.

Manfaat
Coitus interuptus memberikan manfaat baik secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi
 Alamiah.
 Efektif bila dilakukan dengan benar.
 Tidak mengganggu produksi ASI.
 Tidak ada efek samping.
 Tidak membutuhkan biaya.
 Tidak memerlukan persiapan khusus.
 Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
 Dapat digunakan setiap waktu.

Manfaat non kontrasepsi
 Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
 Menanamkan sifat saling pengertian.
 Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
Keterbatasan
Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
 Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selama senggama.
 Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
 Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
 Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
 Kurang efektif untuk mencegah

Penilaian Klien
Klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi coitus interuptus tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi ini adalah:

Coitus interuptus
Sesuai untuk Tidak sesuai untuk
Suami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik. Suami dengan ejakulasi dini.
Pasangan yang tidak mau metode kontrasepsi lain. Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi pra orgasmik.
Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana. Suami dengan kelainan fisik/psikologis.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera. Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.
Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode lain. Pasangan yang tidak komunikatif.
Pasangan yang membutuhkan metode pendukung. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
Menyukai senggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana.

Cara Coitus Interuptus
 Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama dan pengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
 Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
 Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vagina pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
 Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
 Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
 Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.

Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim.
Anda harus menghitung dan memprediksi masa subur dengan akurat. Dalam cara ini, senggama boleh dilakukan dalam saat yang diyakini bukan masa subur sang wanita. Namun tidak semua orang cukup tekun untuk mempelajari metode penghitungannya, dan ternyata juga banyak variabel lain yang turut mempengaruhi rumus perhitungan tersebut.
Masa subur merupakan rentang waktu sejak sel telur keluar dari indung telur hingga sel telur berada di saluran telur (saluran tuba falopi). Sel telur berada dalam tuba falopi selama kurang lebih 3-4 hari namun hanya sampai umur 2 hari masa yang paling baik untuk dibuahi, setelah itu mati. Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus menstruasi, selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi psikis wanita. Menghitung masa subur dengan menghitung siklus haid agak susah dilakukan jika siklus haid tidak teratur atau sedang menggunakan obat-obat tertentu yang bisa mempengaruhi siklus haid.

Cara Mengetahui Masa Subur
Masa subur adalah masa dimana tersedia sel telur yang siap dibuahi. Masa subur ditandai oleh kenaikan Luteinizing Hormone (LH), Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan estrogen.
Masa subur merupakan rentang waktu sejak sel telur keluar dari indung telur hingga sel telur berada di saluran telur (saluran tuba falopi). Sel telur berada dalam tuba falopi selama kurang lebih 3-4 hari namun hanya sampai umur 2 hari masa yang paling baik untuk dibuahi, setelah itu mati.
Masa subur berkaitan erat dengan menstruasi dan siklus menstruasi, selain itu juga dipengaruhi oleh kondisi psikis wanita.
Menghitung masa subur dengan menghitung siklus haid agak susah dilakukan jika siklus haid tidak teratur atau sedang menggunakan obat-obat tertentu yang bisa mempengaruhi siklus haid.




Cara mengetahui masa subur :
• Perubahan lendir mulut rahim (efek spin)
• Adanya rasa nyeri pada perut bagian bawah (mittelschmerz) karena pecahnya folikel (sel telur yang membesar, siap untuk ber-ovulasi)
• Pengecekan suhu basal badan
• Menghitung masa subur dengan menghitung siklus menstruasi
• USG
• Mengukur kadar LH pada urine (air seni).

Ada suatu alat yang memudahkan seorang wanita mengetahui masa suburnya yaitu fertitest. Fertitest adalah alat uji masa subur pada wanita dengan mengukur kadar LH pada urine. Alat ini dapat mendeteksi secara cepat, tepat dan terpercaya.

Petunjuk pemakaian FERTITEST:
 Tampung urine pertama pada tempat yang bersih dan kering, gunakan urin antara jam 10.00-20.00. Jangan gunakan urin pertama pagi hari
 Sobek sachet dan keluarkan alat tesnya (silica gel dalam sachet ini tidak digunakan untuk tes ini)
 Masukkan ujung penyerap alat tes pada penampung urin untuk midstream selama 5 detik (Jangan melebihi tanda anak panah yang terdapat pada alat tes)
 Tutup kembali alat tes dan tunggu sampai muncul garis warna
 Hasil tes dapat dibaca dalam waktu 3 menit. Jangan melihat hasil lebih dari 10 menit

CARA MEMBACA HASIL TES:



( + ) Positif , berarti dalam masa subur, ditandai dengan munculnya dua garis warna atau jika garis warna pada Daerah Tes (T) lebih gelap atau sama dengan garis Daerah Control (C) . Ovulasi akan terjadi dalam waktu 24-48 jam berikutnya, jadi jika Anda menginginkan kehamilan, maka hubungan sebaiknya dilakukan 24-48 jam setelah tes, namun sebelum 48 jam dari waktu tes.
( – ) Negatif , menandakan wanita pada masa tidak subur, hubungan intim kemungkinan besar tidak menyebabkan kehamilan. Ditandai dengan munculnya satu garis warna atau jika garis warna Daerah Tes (T) lebih muda dari garis warna Daerah Control (C ).

2. Kontrasepsi Efektif
a. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

Jenis-jenis AKDR di Indonesia
 Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.


 Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
 Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini
 Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.


Keuntungan
 Praktis dan ekonomis
 Efektifitas tinggi (angka kegagalan kecil)
 Kesuburan segera kembali jika dibuka
 Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil
 Tidak mengganggu pemberian ASI

Kerugian
 Dapat keluar sendiri jika ukuran IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai


Pemasangan AKDR
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

Kontra indikasi pemasangan AKDR:
 Belum pernah melahirkan
 Adanya perkiraan hamil
 Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.

Keluhan-keluhan pemakai AKDR
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan AKDR adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian AKDR harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1–2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap AKDR yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian AKDR

Ekspulsi
Selain keluhan-keluhan di atas, ekspulsi juga sering dialami pemakai AKDR, yaitu AKDR keluar dari rahim. Hal ini biasanya terjadi pada waktu haid, disebabkan ukuran AKDR yang terlalu kecil. Ekspulsi ini juga dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai. Makin elastis sifatnya makin besar kemungkinan terjadinya ekspulsi. Sedangkan jika permukaan AKDR yang bersentuhan dengan rahim (cavum uteri) cukup besar, kemungkinan terjadinya ekspulsi kecil.

Lama Pemakaian AKDR
Sampai berapa lama AKDR dapat dipakai? Hal ini sering menjadi pertanyaan. Sebenarnya, AKDR ini dapat terus dipakai selama pemakai merasa cocok dan tidak ada keluhan. Untuk AKDR yang mengandung tembaga, hanya mampu berfungsi selama 2–5 tahun, tergantung daya dan luas permukaan tembaganya. Setelah itu harus diganti dengan yang baru.

b. Susuk KB / Implant
Alat kontrasepsi bawah kulit atau implant adalah kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Preparat yang terdapat saat ini adalah implant dengan nama dagang "NORPLANT" maupun "IMPLANON"



Dosis
Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik, dimana setiap kapsulnya berisi levornorgestrel sebanyak 36 mg. Sedang Implanon terdiri 1 kapsul silastik yang berisi etonogestrel sebanyak 68 mg, yang dilepas tiap hari kurang lebih 30 microgram/har
Cara kerja Implant.
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut.
Satu set Implant yang terdiri dari 6 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 5 tahun. Sedang Implanon yang terdiri dari 1 kapsul dapat bekerja secara efektip selama 3 tahun.



Cara kerja dalam pencegahan kehamilan.
Dengan dilepaskannya hormon levonargestrel secara konstan dan kontinyu maka cara kerja implant dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri atas 3 mekanisme dasar yaitu :
 Menghambat terjadinya ovulasi.
 Menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi.
 Mempertebal lendir serviks.
 Menipiskan lapisan endometrium.

Efektifitasnya : sangat tinggi, kegagalannya teoritis 0,2%, dalam praktek 1 - 3%.

Keuntungan Implant.
 Tidak menekan produksi ASI.
 Praktis, efektif.
 Tidak ada faktor lupa.
 Masa pakai panjang.
 Membantu mencegah anaemia.
 Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan.
 Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen.

Kekurangan Implant.
 Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
 Petugas kesehatan harus dilatih khusus.
 Implant mahal.
 Implant sering mengubah pola haid.
 Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.

Sebelum tindakan pemasangan.
Perlu diberi konseling secara mantap untuk peserta KB mengingat pemkaian kontrasepsi yang lama dan harga susuk yang mahal.

Pemasangan implant.
Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya dilakukan anaestesi lokal.

Tahap Pasca tindakan.
 Peserta KB Susuk sebaiknya menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal selama 3 hari untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi.
 Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan menghilang dalam 3 hari hingga 5 hari.
 Setelah 5 tahun implant atau 3 tahun untuk Implanon pemakaian, implant dapat dilepas.

Kontraindikasi.
 Hamil atau diduga hamil.
 Tumor.
 Penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi, kencing manis.

Efek samping.
Pada dasarnya keluhannya sama dengan kontrasepsi suntik yaitu.
 Gangguan haid.
 Jerawat.
 Perubahan libido.
 Keputihan.
 Peubahan berat badan
Bila terjadi hal-hal tersebut diatas konsultasikan kepada dokter anda untuk memperoleh konseling dan penanggulangan.

3. Kontrasepsi tidak efektif
c. Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Berdasarkan atas bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa wanita tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau mungkin menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk menggunakan pil itu secara jangka panjang.

Jenis-jenis Pil
 Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
 Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14—15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar antara 98—99%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan hanya bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-efek sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen.
 Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.

Kelebihan
 Kesuburan segera kembali
 Mengurangi rasa kejang/nyeri perut pada waktu haid
 Terlindung dari penyakit radang panggul (PRP) dan kehamilan di luar rahim
 Mudah menggunakannya
 Mencegah anemia defisiensi zat besi/kekurangan darah
 Mengurangi resiko kanker ovarium/kandungan
 Cocok digunakan untuk menunda kehamilan dari PUS muda
 Produksi ASI tidak terpengaruh untuk pil yang mengandung progesterone

Kekurangan
 Pemakai harus disiplin meminum pil setiap hari. Jika tidak, kemungkinan hamil tinggi
 Dapat mempengaruhi produksi ASI untuk pil yang mengandung esterogen
 Dapat meningkatkan resiko infeksi klamida/jamur di sekitar kemaluan wanita
 Tidak dianjurkan untuk wanita berumur di atas 35 tahun dan perokok karena akan emmpengaruhi keseimbangan metabolism tubuh.

Kontra indikasi Pemakaian Pil
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

d. Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma.
Kondom biasa digunakan ketika istri sedang dalam masa subur. Biasanya para suami sudah mengetahui masa subur sang istri dengan sistem kalender.

Gambaran fisik kondom
Kebanyakan kondom terbuat dari karet lateks tipis, tetapi ada yang membuatnya dari jaringan hewan (usus kambing) atau plastik (polietilen).
Sekarang banyak jenis kondom yang berbeda dalam hal bentuk: Ada yang ujungnya rata, ada juga yang ujungnya memiliki penampung untuk penampung sperma. Pada saat ini yang banyak beredar di pasaran adalah bentuk kondom yang memiliki bundaran kecil di ujungnya sebagai penampung sperma.

Warna : Ada yang tidak tembus pandang, ada pula yang transparan, dengan berbagai macam warna. Sekarang ini, Jenis transparan dengan berbagai macam warna sesuai aroma adalah yang banyak beredar di pasaran.
Lubrikasi : Ada yang menggunakan minyak silikon, Jelly, bedak atau yang kering. Jelly dan bedak untuk saat ini jarang digunakan pada kondom yang beredar di Indonesia.
Ketebalan : Kondom memiliki ketebalan yang standar dan tipis. Biasanya orang cenderung memilih yang sangat tipis untuk kenyamanan dalam pemakaian.
Permukaan : bergelombang, tidak licin. Sekarang ini permukaan kondom semakin bervariatif. Para produsen kondom lebih kreatif untuk menarik konsumen untuk menggunakan kondom. Misalnya saja sekarang banyak beredar kondom yang bergerigi, berulir dll. Hal ini betujuan untuk menambah sensasi dalam hubungan suami istri yang menggunakan kondom.
Spermicida : Kondom yang beredar ada yang menggunakan spermicida, ada juga yang tidak. Spermicida yang digunakan biasanya nonoxyne-9 atau menfegol. Spermicida berfungsi untuk membunuh sperma. Penggunaan spermicida ini untuk menambah efektifitas kondom sebagai alat kontrasepsi

Cara kerja : Kondom akan menghalangi sperma masuk ke dalam rahim, sehingga akan melindungi wanita dari kehamilan yang tidak diinginkan, karena sel sperma dan sel telur tidak bertemu.

Pemakaian kondom
Kondom berbentuk mungil dan bisa di simpan di saku agar mudah di bawa. Kondom digunakan bila :
 Bila hubungan seksual dilakukan pada saat istri sedang dalam masa subur. Untuk mengetahui masa subur wanita anda bisa menghitungnya menggunakan sistem Kalender Masa Subur.
 Bila istri tidak cocok dengan semua jenis alat/metode kontrasepsi.
 Setelah vasektomi kondom perlu dipakai sampai enam minggu.
 Sementara menunggu penggunaan metode/alat kontrasepsi lainnya.
 Bagi calon peserta Pil KB yang sedang menunggu haid
 Apabila lupa minum pil KB dalam jangka waktu lebih dari 36 jam
 Apabila salah satu dari pasangan suami istri menderita Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS
 Dalam keadaan tidak ada kontrasepsi lain yang tersedia atau yang dipakai pasangan suami istri
 Sementara menunggu pencabutan implant/susuk KB/alat ontrasepsi bawah kulit, bila batas pemakaian implant telah habis.

Cara menggunakan kondom
Pilihlah kondom yang berkualitas. Harga tiap jenis kondom berbeda tergantung bahan dan kualitasnya (baca : Tips Memilih dan Menggunakan Kondom)
 Pegang bungkus kondom dengan kedua belah tangan, lalu dorong kondom dengan jari ke posisi bawah. Tujuannya agar tidak tersobek saat membuka bungkusnya. Selanjutnya sobek bagian atas bungkus kondom.
 Dorong kondom dari bawah agar keluar dari bungkusnya, kemudian pegang kondom dan perhatikan bagian yang menggulung harus berada di sebelah luar
 Pencet ujung kondom dengan ibu jari dan telunjuk agar tidak ada udara yang masuk dan letakan pada kepala penis.
 Pada saat kondom dipasang, penis harus dalam keadaan tegang (ereksi). Pasanglah kondom dengan menggunakan telapak tangan untuk mendorong gulungan kondom hingga pangkal penis (jangan menggunakan kuku karena kondom dapat robek).
 Setelah ejakulasi, cabut penis dari vagina ketika masih ereksi, dan tahan kondom di pangkal penis dengan jari agar kondom tidak lepas dan tidak meninggalkan air mani di vagina
 Setelah menggunakan, ikat kondom agar cairan sperma tidak keluar. Kondom bekas langsung dibuang ke tempat yang seharusnya, untuk mencegah mengkontaminasi orang lain, terutama anak-anak.



Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kondom
 Periksalah tanggal kadaluwarsa pada bungkus kondom. Periksalah kondisi bungkus kondom, jangan menerima atau membeli kondom yang bungkusnya sudah rusak, ada gelembung udara di dalamnya dan berlubang
 Gunakan kondom baru setiap kali bersanggama. Hati-hati membuka bungkus kondom, jangan sampai kondom sobek.
 Pasang kondom sebelum kontak genital, untuk mencegah masuknya sperma atau bibit penyakit ke dalam vagina, (atau sebaliknya)
 Hati-hati dalam memasang dan melepaskan kondom bagi mereka yang memiliki kuku panjang atau cincin dengan bagian yang tajam
 Jika pelican yang ada pada kondom dirasa kurang, gunakan lubrikan atau jelly yang dianjurkan. Jangan gunakan bahan-bahan seperti vaselin, lotion, atau produk minyak lainnya, karena dapat meningkatkan kemungkinan robeknya kondom.
 Bila kondom pecah atau robek selama senggama, gunakan segera spermisida (busa atau gel), dan pertimbangkan menggunakan kontrasepsi darurat, untuk mencegah terjadinya kehamilan.
 impan persediaan kondom di tempat yang sejuk dan kering. Jauhkan kondom dari sinar lampu neon, TL dan letakan di tempat yang tidak terkena matahari langsung atau di tempat yang panas.
 Sebaiknya tidak meletakan kondom di saku celana, karena suhu tubuh dapat mempengaruhi kualitas kondom. Jangan gunakan kondom bila terlihat rusak atau lapuk, karena cenderung robek.

Kelebihan kondom
Manfaat menggunakan kondom sangat besar, bisa di gunakan sebagai alat kontrasepsi dan juga untuk terhidanr dari penyakit menular seksual (PMS)
 Kondom efektif sebagai alat kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar. Murah dan mudah didapat tanpa resep dokter dan dapat didistribusikan oleh dan untuk masyarakat (community based).
 Praktis dan dapat dipakai sendiri 4. Tidak ada efek hormonal. Dapat mencegah kemungkinan penularan Penyakit Menular Seksual termasuk HIV/AIDS, Mudah dibawa.
 Kondom menggunakan pelicin/pelumas sehingga dapat menambah frekuensi hubungan seksual dan secara psikologis menambah kenikmatan.
 Kondom membantu suami yang mengalami ejakulasi dini. Adanya jaminan pengawasan kualitas produksi bahwa produk layak dipasarkan. Sebelum dipasarkan kondom harus diuji di laboratorium dan harus memenuhi Standar Internasional yang ditetapkan oleh ISO (International Organitation Standardization), CEN (Comitee European de Normalization), dan ASTM (American Socienty for Testing and Materials).

Keterbatasan kondom
 Kadang-kadang ada pasangan yang alergi terhadap karet kondom. Selain itu., kondom hanya dapat dipakai satu kali. Secara psikologis kemungkinan mengganggu kenyamanan
 Kondom kadaluarsa mudah sobek dan bocor.

Tingkat efektifitas kondom dalam mencegah kehamilan
Efektif sebagai kontrasepsi bila dipakai dengan baik dan benar. Angka kegagalan teoritis 3%, praktis 5 -20%. Sangat efektif jika digunakan pada waktu istri dalam periode menyusui (Lactation Amenorrhae Method)
Penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan sistem kalender masa subur istri.

e. Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
Jenis kontrasepsi suntikan
 Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
 Suntikan / 3 bulan ; contoh : Depoprovera, Depogeston

Cara kerja kontrasepsi suntikan
 Menghalangi ovulasi (masa subur)
 Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
 Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
 Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
 Mengubah kecepatan transportasi sel telur

Keuntungan :
 Efektifitasnya tinggi
 Cara pemberiannya sederhana
 Cukup aman
 Kesuburan dapat kembali
 Cocok bagi ibu-ibu yang sedang menyusui

Kerugian
 Kembalinya kesuburan agak telat
 Harus kembali ke tempat pelayanan
 Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, darah tinggi, jantung, dan lever/hati

Efek samping :
 Gangguan haid
 Mual, sakit kepala, penambahan berat badan
 Kadang kala ibu mengeluh gairahnya menurun

Cara pemberian
 Waktu Pemberian
Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu belum hamil lagi
Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
 Lokasi Penyuntikan : daerah bokong/pantat dan daerah otot lengan atas

Kontraindikasi
Absolut
 Hamil
 Riwayat kanker payudara
 Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
Relatif
 Riwayat gangguan jiwa
 Riwayat penyakit payudara
 Riwayat sakit kepala
 Wanita yang ingin hamil dalam waktu 2 tahun ke depan
 Wanita yang ingin hamil lebih cepat

CONTOH OBAT INJEKSI BESERTA DOSISNYA
 Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu )
 Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu )
 Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.


DEPO PROVERA


Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.

MANAJEMEN TERAPI
HOW MUCH : 150 mg
HOW OFTEN: 3 bulan sekali (i.m.)
HOW LONG: bergantung pada keinginan pasien
TUJUAN TERAPI : mencegah kehamilan
REVERSIBILITAS : 3-18 bulan
T ½ : 50 hari

CARA KERJA
Berdasarkan penghambatan pelepasan LH dan perintangan ovulasi serta pengentalan lender servik.



INTERAKSI OBAT :
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.

CARA PENYIMPANAN : disimpan dalam suhu 20-25°C

EFEKTIVITAS : Keberhasilannya praktis 99.7 %.

INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

KONTRAINDIKASI
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.

EFEK SAMPING
Menjadi kacaunya pola pendarahan, terutama pada bulan-bulan pertama dan sudah 3-12 bulan umumnya berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.

4. Kontrasepsi permanen
f. Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seseorang perempuan.
Tubektomi merupakan kontrasepsi permanen wanita untuk mereka yang tidak menginginkan anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti, pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditandatangani oleh suaminya.
Jenis :
 Minilaparotomi
 Laparoskopi


Mekanisme Kerja : dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum

Keuntungan :
 Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan)
 Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
 Tidak bergantung pada faktor senggama
 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risik kesehatan yang serius
 Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local
 Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium)
 Berkurangnya risiko kanker ovarium

Keterbatasan
 Harus dipertimbangkan sifat mantap metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan rekanalisasi
 Klien dapat menyesal di kemudian hari
 Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
 Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
 Dilakukan oleh dokter terlatih (dibutuhkan dokter spesialis ginekologi untuk proses laparoskopi)
 Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan HIV/AIDS

Yang Tidak Boleh Menjalani Tubektomi (kontraindikasi)
 Hamil
 Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
 Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
 Tidak boleh menjalani proses pembedahan
 Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan
 Belum memberikan persetujuan tertulis

Kapan Dilakukan
 Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien tidak hamil
 Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
 Pascapersalinan; minilap di dalam waktu 2 hari atau hingga 6 minggu atau 12 minggu, laparoskopi tidak tepat untuk klien pascapersalinan
 Pascakeguguran; Triwulan pertama (minilap atau laparoskopi), Triwulan kedua (minilap saja)

g. Vasektomi (MOP)
Vasektomi adalah tindakan memotong saluran sperma yang menghubungkan buah zakar dengan kantong sperma, sehingga tidak dijumpai lagi bibit dalam ejakulat seorang pria
Vasektomi merupakan kontrasepsi permanen laki-laki untuk mereka yang tidak menginginkan anak lagi. Dalam pelaksanaannya nanti, pemakai harus menandatangani surat persetujuan yang juga harus ditandatangani oleh istrinya.
Cara kerja : menghambat transport spermatozoa/jalannya sel sperma sehingga tidak membuahi sel telur.
Keuntungan :
 Tidak ada mortalitas/kematian
 Morbiditas/komplikasi penyakit lain kecil sekali
 Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit
 Tidak mengganggu hubungan seksual
 Tidak ada resiko kesehatan
 Tidak harus diingat-ingat, tidak harus selalu ada persediaan
 Sifatnya permanen
Kerugian :
 Harus dengan tindakan pembedahan
 Harus memakai kontrasepsi lain (kondom) selama beberapa hari atau minggu sampai sel mani menjadi negative
 Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
Kontraindikasi :
 Peradangan kulit atau jamur di daerah kemaluan
 Peradangan pada alat kelamin pria
 Penyakit kencing manis
 Kelainan mekanisme pembekuan darah
Efek Samping :
 Timbul rasa nyeri
 Abses pada bekas luka
 Hematoma/membengkaknya kantung biji zakar karena perdarahan








Daftar pustaka

1. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
2. http://www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbn-jatim/html/susuk.htm
3. http://greg-spog.com/pelayanan/konsultasi-pelayanan-kontrasepsi/
4. http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/03/24/mengenal-lebih-dalam-aneka-alat-kontrasepsi/
5. http://nusaindah.tripod.com/tipskontrasepsi.htm
6. http://asuh.wikia.com/wiki/Kontrasepsi

0 comments:

  • Total Pageviews

    Ns.Tursino.Skep. Powered by Blogger.
  • Contact Form

    Name

    Email *

    Message *