RSS
Facebook
Twitter

Wednesday, 4 January 2012

KONSEP DASAR KB

A. Pengertian
Kelurga Berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, Rustam, 1998 : 155).
Keluarga Berencana menurut WHO (Word Health Organization) Expert Committee 1970 adalah tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
1. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
2. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan.
3. Mengatur interval diantara kehamilan.
4. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri.
5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, Hanafi, 2004 : 26)

B. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan Keluarga Berencana Nasonal di Indonesia adalah :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
b. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
c. Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran (Prawirohardjo, Sarwono, 2002 : 902).

C. Manfaat
1. KB Bagi Ibu :
a. Perbaikan kesehatan
b. Peningkatan kesehatan
c. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
d. Waktu yang cukup untuk istirahat
e. Menikmati waktu luang
f. Dapat melakukan kegiatan lain

2. Manfaat KB Bagi anak :
a. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
b. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
c. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik

D. Jenis-jenis kontrasepsi
1. KONTRASEPSI ALAMIAH
a. Pengertian
Kontrasepsi cara alami adalah dengan melakukan hubungan suami isteri pada saat isteri dalam masa tidak subur ( Istibra Berkala . Masa subur wanita biasanya terjadi pada 11-18 hari sebelum haid.
Metode keluarga berencana alamiah atau natural family planning adalah metode pengendalian kelahiran yang tidak membutuhkan alat, bahan kimia maupun obat-obatan (metode hormonal). Bagi wanita maupun pasangan yang ingin menghindari efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi sederhana dengan alat maupun kontrasepsi modern, maka lebih memilih cara KB alami.

b. Macam KBA
Macam metode keluarga berencana alamiah antara lain:
1) Metode kalender atau pantang berkala (Calendar method or periodic abstinence).
2) Metode suhu tubuh basal (Basal body temperature method).
3) Metode mukosa serviks (Cervical mucous method or ovulasi billings).
4) Metode simptothermal (Method simptothermal yaitu perpaduan suhu tubuh basal dan ovulasi billings).

c. Manfaat
Metode keluarga berencana alamiah, memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Manfaat kontrasepsi.
2) Manfaat non kontrasepsi.

• Manfaat kontrasepsi
1) Untuk mencegah kehamilan, bila digunakan dengan benar.
2) Membantu untuk mencapai kehamilan, bila pasangan menginginkan kehamilan.
3) Tidak ada efek samping sistemik.
4) Murah atau tanpa biaya.

• Manfaat non kontrasepsi
1) Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.
2) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
3) Mempererat tanggung jawab dan kerjasama antar pasangan.
4) Menjalin komunikasi antara pasangan.

d. Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alamiah, tentunya mempunyai keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:

1) Tidak cukup efektif sebagai metode kontrasepsi (angka kegagalan 9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian).
2) Tingkat efektifitas tergantung dari ketaatan dan konsistensi dalam mengikuti instruksi.
3) Memerlukan konseling bahkan pelatihan untuk dapat menggunakan dengan benar.
4) Memerlukan mediator atau tenaga terlatih untuk kesinambungan informasi dan komunikasi.
5) Mampu mengendalikan hasrat untuk tidak melakukan senggama pada saat masa subur (agar tidak hamil).
6) Perlu pencatatan setiap hari (tentang mukus, suhu basal, dan gejala biologis lainnya).
7) Gangguan (misal infeksi vagina) akan menyulitkan interpretasi lendir serviks.
8) Memerlukan termometer khusus untuk metode suhu tubuh basal.
9) Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV maupun HIV/AIDS.

e. Penilaian Klien
Klien atau pengguna kontrasepsi metode keluarga berencana alamiah memerlukan konseling atau KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna alat kontrasepsi ini adalah:





KBA sesuai untuk:
Untuk kontrasepsi

• Semua wanita semasa reproduksi dengan siklus haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid karena menyusui maupun pra menopause.
• Semua wanita dengan berbagai paritas (termasuk nullipara).
• Wanita kurus maupun gemuk.
• Wanita perokok.
• Wanita dengan alasan kesehatan tertentu (misal: hipertensi, varises, dismenorea, sakit kepala, mioma uteri, endometritis, kista ovarii, anemia defisiensi besi, hepatitis virus, malaria, trombosis vena, ataupun emboli paru).
• Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak menggunakan metode kontrasepsi modern.
• Wanita yang tidak dapat menggunakan metode kontrasepsi lain.
• Pasangan yang mampu mengendalikan hasrat untuk melakukan hubungan seksual di masa subur.
• Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan gejala kesuburan.
• Untuk konsepsi
• Pasangan yang ingin mencapai kehamilan, senggama dilakukan pada masa subur untuk mencapai kehamilan.

KBA tidak sesuai untuk:
• Wanita yang ditinjau dari umur, paritas atau masalah kesehatan membuat kehamilannya menjadi resiko tinggi.
• Wanita yang belum mendapat haid (menyusui, post abortus).
• Wanita dengan siklus haid yang tidak teratur.
• Pasangan yang tidak mau bekerjasama selama kurun tertentu dalam siklus haid.
• Wanita yang tidak suka menyentuh daerah genetalianya.
• Keadaan yang Perlu Diperhatikan
• Hal di bawah ini merupakan keadaan klien yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan metode keluarga berencana alamiah (KBA).

2. KONTRASEPSI TIDAK EFEKTIF

a. TISU KB
Tisu KB berbentuk kertas tipis yang mudah hancur apabila dimasukkan kedalam liang kemaluan perempuan. Biasanya tisu ini dikemas dalam bungkuskertas melamin yang kedap air dan udara luar. Tisu KB mengandung zat aktif yang dapat menetralisir sperma laki-laki yang masuk ke dalam vagina perempuan.Zat inilah yang mempengaruhi sperma sehingga tidak lagi mampu membuahi.Dengan cara ini tisu KB mencegah terjadinya kehamilan.
Cara menggunakan tisu KB.
Satu hal yang harus diingat adalah bahwa tisu KB sebaiknya dipakaisekitar 2-5 menit sebelum berhubungan intim. Karena cara memasukkan tisutersebut dengan menggunakan jari, maka sebaiknya tangan dicuci terlebih dahulu13

dan dikeringkan sampai kering benar. Setelah itu ambil sebuah tisu dan buka bungkusnya lebar-lebar. remas tisu sampai menjadi gumpalan kecil, kemudianmasukkan ke dalam liang kemaluan dengan cara mendorongnya dengan jarisampai menyentuh mulut rahim. Tunggu sekitar 2-5 menit sampai tisu hancur akan berfungsi lebih baik, karena sudah menjadi lendir yang mengandung zat aktif untuk menetralkan sperma atau bibit laki-laki. Setelah selesai, sebaiknyakemaluan tidak dicuci selama 6 jam. Hal ini perlu agar penetral bekerja lebihefektif. Juga jangan lupa memakai tisu baru apabila senggama diulang.
Kelebihan metode tisu KB
Tisu KB mudah didapat di apotek tanpa resep dokter. Dan, seperti jugakondom, tisu KB mudah dipakai sendiri tanpa memerlukan bantuan orang lain.Selain itu juga tisu KB juga sama sekali tidak akan mengganggu, karena ia hancur tak lama setelah dimasukkan ke dalam liang senggama.
Kekurangan metode tisu KB
Selalu harus memakai tisu baru pada saat hendak bersenggama membuat beberapa pasangan merasa repot dan terganggu. Selain itu pasangan yang memilihmetode KB ini juga harus selalu menyimpan persediaan dirumah. Ada sementara pasangan yang alergi dengan zat yang terkandung dalam tisu KB ini. Biasanyayang dikeluhkan adalah rasa panas dan gatal. Apabila ini terjadi, sebaiknyadikonsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya agar diganti dengankontrasepsi lain yang lebih cocok

b. Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa
Semua kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke dalam liangvagina 10 menit sebelum melakukan senggama, yaitu untuk menghambatgeraknya sel sperma atau dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak populer dimasyarakat dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan sehingga pria kurang puas







3. KONTRASEPSI EFEKTIF

a. Pil

1) Gambaran umum
Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen & progestogen) ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding rahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara tepat maka angka kejadian kehamilannya hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan kontrasepsi lain (kondom) pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi
Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.

2) Jenis Mini Pil
Mini pil terbagi dalam dua jenis yaitu
• Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil.
• Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil.
Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil mengandung 75 mikro gram desogestrel. Sedangkan mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau 350 mikro gram noretindron.
3) Cara Kerja
Cara kerja dari kontrasepsi pil progestin atau mini pil dalam mencegah kehamilan antara lain dengan cara:
• Menghambat ovulasi.
• Mencegah implantasi.
• Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
• Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.
4) Efektifitas
Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang pada saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti tuberkulosis (rifampisin).
Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain:
• Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
• Penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa.
• Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.

5) Manfaat
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi dan non kontrasepsi.
• Manfaat Kontrasepsi
a) Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut:
b) Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten.
c) Tidak mempengaruhi ASI.
d) Nyaman dan mudah digunakan.
e) Hubungan seksual tidak terganggu.
f) Kesuburan cepat kembali.
g) Efek samping sedikit.
h) Dapat dihentikan setiap saat.
i) Tidak mengandung estrogen.

• Manfaat Non Kontrasepsi.
a) Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut:
b) Mengurangi jumlah darah haid.
c) Mengurangi kejadian anemia.
d) Menurunkan pembekuan darah.
e) Mengurangi nyeri haid.
f) Mencegah kanker endometrium.
g) Melindungi dari penyakit radang panggul.
Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami komplikasi dapat menggunakan.Tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi. Mengurangi gejala pre menstrual sindrom.
• Kerugian
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai kerugian, antara lain:
a) Memerlukan biaya.
b) Harus selalu tersedia.

6) Efek Samping
Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
• Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
• Peningkatan/penurunan berat badan.
• Payudara tegang.
• Mual.
• Pusing.
• Perubahan mood.
• Dermatitis atau jerawat.
• Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi sangat jarang.

7) Indikasi
Kriteria yang boleh menggunakan pil
• Wanita usia reproduksi. progestin atau mini pil antara lain:
• Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.
• Pasca persalinan dan tidak menyusui.
• Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.
• Pasca keguguran.
• Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.
• Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin.
• Perokok segala usia.
8) Kontra Indikasi
Kriteria yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil progestin atau mini pil antara lain:
• Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
• Wanita yang diduga hamil atau hamil.
• Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
• Riwayat kehamilan ektopik.
• Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
• Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
• Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
• Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
• Wanita dengan miom uterus.
• Riwayat stroke.

9) Penanganan efeksamping
Di bawah ini merupakan penanganan dari beberapa efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan mini pil.
• Amenorea Pastikan hamil atau tidak, jika tidak hamil tidak perlu tindakan khusus (cukup konseling).
• Bila hamil, hentikan pil dan berikan penjelasan bahwa mini pil tidak mengganggu pertumbuhan janin.
• Bila diduga terjadi kehamilan ektopik, rujuk pasien (jangan berikan obat-obatan hormonal).
• Perdarahan tidak teratur/spotting Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan, tidak perlu tindakan khusus. Berikan alternatif kontrasepsi lain, bila pasien tidak dapat menerima kondisi tersebut.
Ada 4 pil KB / kontrasepsi oral :
1. Pil KB / kontrasepsi oral tipe kombinasi
Terdiri dari 21-22 pil KB / kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB / kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari.
Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil kb / kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat.
Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.

2. Pil KB / kontrasepsi oral tipe sekuensial
Terdiri dari 14-15 pil KB / kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Pil KB / kontrasepsi oral tipe pil mini
Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi

4. Pil KB / kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pil)
Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
5. Pil KB / kontrasepsi oral di pasaran


2. Suntik

a. Definisi
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
b. Jenis Kb Suntik
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1) Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem
2) Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).

c. Cara Kerja Kb Suntik
1) Menghalangi ovulasi (masa subur)
2) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
3) Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
4) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
5) Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

d. Contoh Obat Injeksi Beserta Dosisnya
1) Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu )
2) Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu )
3) Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.

e. Indikasi
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik.

f. Kontraindikasi
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.

g. Efek Samping
Menjadi kacaunya pola pendarahan, terutama pada bulan-bulan pertama dan sudah 3-12 bulan umumnya berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan bertambah sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan gairah atau disfungsi seksual pada wanita.

h. Keuntungan
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian dalam rahim.
Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.

i. Kerugian
1) Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
5) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
6) Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
7) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

3. Implant

1) Gambaran umum
Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Sama seperti pada kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan kondom untuk minggu pertama sejak pemasangan implan kontrasepsi tersebut.
2) Cara Kerja
• Lendir serviks menjadi kental
• Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
• Mengurangi transportasi sperma
• Menekan ovulasi
• Efektifitas
• Sangat efektif (kegagalan 0,2 - 1 kehamilan per 100 perempuan)

Keuntungan Kontrasepsi
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e) Bebas dari pengaruh estrogen
f) Tidak menggangu kegiatan senggama
g) Tidak menggangu ASI
h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuha
Keuntungan Nonkontrasepsi
a) Mengurangi nyeri haid
b) Mengurangi jumlah darah haid
c) Mengurangi/memperbaiki anemia
d) Melindungi terjadinya kanker endometrium
e) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
g) Menurunkan angka kejadian endometriosis

Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

Timbulnya keluhan-keluhan seperti :
a) Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual
b) Pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan
c) Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
d) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
e) Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
f) Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi
g) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun)
Yang Boleh Menggunakan Implan
a) Wanita dalam usia reproduksi
b) Telah atau belum memiliki anak
c) Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
e) Pascapersalinan dan tidak menyusui
f) Pascakeguguran
g) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
h) Riwayat kehamilan ektopik
i) Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell)
j) Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
k) Sering lupa menggunakan pil
Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
a) Hamil atau diduga hamil
b) Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
c) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
e) Miom uterus dan kanker payudara
f) Ganguan toleransi glukosa
Peringatan khusus bagi Pengguna Implan
• Terjadinya keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi kehamilan
• Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik
• Terjadi perdarahan banyak dan lama
• Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi (pemasangan)
• Ekspulsi batang implan
• Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berta, atau penglihatan menjadi kabur


4. IUD (Intra Uterine Device)


a. Pengertian
IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD. IUD merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia. Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9 %, tetapi IUD tidak memberikan perlindungan bagi penularan penyakit menular seksual (PMS). Saat ini sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan IUS (intra uterine system), bila pada IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat efektif selama 12 tahun maka pada IUS efek kontrasepsi didapat melalui pelepasan hormon progestogen dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD dan IUS mempunyai benang plastik yang menempel pada bagian bawah alat, benang tersebut dapat teraba oleh jari didalam vagina tetapi tidak terlihat dari luar vagina. Disarankan untuk memeriksa keberadaan benang tersebut setiap habis menstruasi supaya posisi IUD dapat diketahui.
b. Jenis-jenis IUD di Indonesia
1) Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru
IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.


2) Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
3) Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4) Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
c. Cara Kerja
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi

d. Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.

e. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
• Usia reproduktif
• Keadaan nulipara
• Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
• Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
• Setelah melahirkan dan tidak menyusui
• Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
• Risiko rendah dari IMS
• Tidak menghendaki metoda hormonal
• Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
• Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
• Perokok
• Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

f. Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
• Belum pernah melahirkan
• Adanya perkiraan hamil
• Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
• Perdarahan vagina yang tidak diketahui
• Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
• Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
• Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
• Penyakit trofoblas yang ganas
• Diketahui menderita TBC pelvik
• Kanker alat genital
• Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

g. Keuntungan
Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD dalam pengobatan endometriosis.
Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
• IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
• Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
• Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
• Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
• Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
• Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
• Dapat digunakan sampai menopause
• Tidak ada interaksi dengan obat-obat
• Membantu mencegah kehamilan ektopik
• Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

h. Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
1) Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
2) Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3) Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
4) Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.

i. Efek Samping dan Komplikasi
Efek samping umum terjadi:
• perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
• Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
• Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
• Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
• Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
• Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
• Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
• Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
• Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
• Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
• Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

j. Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
• 2 sampai 4 hari setelah melahirkan
• 40 hari setelah melahirkan
• setelah terjadinya keguguran
• hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
• menggantika metode KB lainnya
Waktu Pemakai Memeriksakan Diri
• 1 bulan pasca pemasangan
• 3 bulan kemudian
• setiap 6 bulan berikutnya
• bila terlambat haid 1 minggu
• perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

k. Keluhan-keluhan pemakai IUD
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian IUD.


4.KONTRASEPSI PERMANEN
a. Sterilisasi (tubektomi dan vasektomi)
Dalam prakteknya, sterilisasi dibedakan menjadi dua, yakni vasektomi dantubektomi. Tubektomi merupakan upaya sterilisasi yang dilakukan terhadap perempuan dengan jalan menutup atau memotong indung telur dengan caratertentu sehingga yang bersangkutan tidak dapat hamil lagi. Vasektomi adalahtindakan pengikatan atau pemotongan pada saluran sperma (vas deferens) yangmengakibatkan seorang laki-laki tidak bisa menghamili lawan jenisnya.Keunggulan sterlisasi ini diantaranya adalah efektivitasnya hampir 100 persen,tidak mempengaruhi libido seks, dan kegagalan dari pihak pasien hampir tidak ada.



• Tubektomi:
Cara KB permanent; bagi wanita yang yakin tidak ingin mempunyai anak lagi pertimbangkan secara matang sebelum mengambil keputusan. Operasi yangaman dan sederhana. Hanya memerlukan bius lokal. Sangat efektif dan belum ada efek samping jangka panjang. Mengalami ketidak-nyamanan setelahoperasi. Komplikasi yang serius karena operasi jarang terjadi.Tidak berpengaruh terhadap kemampuan maupun perasaan seksual.
Pada wanita dikenal dengan istilah tubektomi permanen, yaitu pemotongan saluran tuba fallopi (oviduct). Ada juga yang dilakukan dengan mengikat oviduct agar ovum/sperma tidak dapat melaluinya sehingga tidak terjadi fertilisasi.
Gambar tubektomi


• Vasektomi:
Cara KB permanent; bagi pria yang sudah memutuskan tidak ingin mempunyai anak lagi. Sebaiknya di pertimbangkan secara matang sebelummengambil keputusan. Operasi yang aman dan mudah. Memerlukan hanya beberapa menit di klinik atau praktek dokter. Menggunakan bius lokal. Baru16
efektif setelah ejakulasi 20 kali atau 3 bulan pasca operasi. Sebelum itu masihharus menggunakan kondom. Tidak ada efek samping jangka panjang. Tidak berpengaruh terhadap kemampuan maupun kepuasan seksual.

Gambar vasektomi













DAFTAR PUSTAKA
• Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 48-MK 53).
• Hartantao, Hanafi, 1994. Kontrasepsi dan Keluarga Berencana. Jakarta.
• Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Operatif dan Sosial Jilid II. Jakarta : EGC.
• Saifuddin, A.B. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
• Wijono, Djoko. 1997. Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan. Surabaya : Airlangga University Press.
• BKKBN, 1996. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi”.
• BKKBN, 2006. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Implant/Susuk KB).
• Departemen Kesehatan RI, 1996. Buku Pedoman Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana.
• Hartanto, Hanafi. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
• Manuaba, Gde, Bagus Ide. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
• Saifuddin, Bari, A. 2006. Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

0 comments:

  • Total Pageviews

    Ns.Tursino.Skep. Powered by Blogger.
  • Contact Form

    Name

    Email *

    Message *