RSS
Facebook
Twitter

Thursday 5 January 2012

PEMENUAN ZAT GIZI PADA BAYI

1. Arti penting gizi pada bayi

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/ menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.

2. Kebutuhan zat gizi pada bayi
Bayi usia 0 – 6 bulan
Satu bentuk rangsang untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak bayi adalah dengan menerapkan pola asah, asih dan asuh dalam perawatannya sehari-hari, dalam pemberian ASI juga perlu ditunjang dengan pemenuhan zat-zat gizi yang tepat.
ASI merupakan sumber makanan utama dan paling sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan. Untuk itu harus diterapkan pola makan yang sehat agar zat gizi yang dibutuhkan dapat dipenuhi melalui ASI.
ASI eklusif menurut WHO (World Health Organization) adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk, ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai usia 6 bulan sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI. anjuran pemberian ASI eksklusif 6 bulan ini dikeluarkan juga oleh The American Dietetic Assosiation pada bulan oktober 2001 bersamaan dengan diterbitkannya panduan berjudul “ Exclusive Breastfeeding for 6 month and Breastfeeding with Complementary Foods for at Least 12 months is the ideal feeding pattern for infants “





MAKANAN BAYI UMUR 6 – 12 BULAN
Dalam usia ini bayi mampu berkomunikasi meski dalam bentuk sangat sederhana. Berkat pemenuhan zat gizi yang diperolehnya dari ASI sejalan dengan peningkatan proses tumbuh kembang yang sedang dijalani, kini ASI saja tidak cukup untuk memenuhi zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuhnya, maka mulai usia ini perlu diperkenalkan beberapa jenis makanan padat yang disebut Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).

a. Kalori

 Kebutuhan energi selama 6 bulan pertama adalah 120/kkal/kgBB/hari.
 Tabel 2. Kebutuhan kalori pada bayi.(4)

Umur (bulan) Energi yang dibutuhkan (kkal/kg/hari)
1
3
6
9
12 115
100
95
95
95


b. Masing – masing zat gizi

 Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat adalah 50-60 persen dari total kebutuhan kalori sehari.(3) Jenis karbohidrat yang sebaiknya diberikan adalah laktosa, bukan sukrosa.

 Lemak

Kebutuhan lemak pada bayi adalah 20 persen dari total kalori. ASI memasok sekitar 40-50 % energi sebagai lemak atau 3-4 gram per 100 cc. Lemak minimal harus menyediakan 30% energi yang dibutuhkan bukan saja untuk mencukupi kebutuhan energy, tapi juga memudahkan penyerapan asam lemak esensial, vitamin yang terlarut dalam lemak, kalsium, mineral, dan juga untuk menyeimbangkan diet agar zat gizi lain tidak terpakai sebagai sumber energi. Dari ASI bayi meyerap sekitar 85-90% lemak. Enzim lipase di dalam mulut mencerna lemak sebesar 50-70%.

 Protein
Kebutuhan protein adalah 1,5-2 gram per kilogram berat badan.
Tabel 3. Kebutuhan masukan nutrisi untuk protein pada bayi.

Umur (bulan) Protein (gr/kg/hari)
0-3
4-6
7-9
10-12 2,2
1,6
1,6
1,5








 Vitamin dan mineral

Kekurangan vitamin A dan vitamin C tidak dapat dilihat pada ASI ataupun pada susu formula. Kekurangan vitamin B jarang ditemukan pada bayi yang mengonsumsi ASI. Sebelum diputuskan untuk memberikan suplementasi vitamin dan mineral, perlu dipertimbangkan keadaan seperti :
• Status gizi pada bayi serta ibunya
• Perkiraan asupan makanan ibunya
• Makanan padat yang diberikan pada bayi saat penyapihan
• Komposisi zat gizi pada makanan tersebut.

Nutrisi 0-3 bulan 4-6 bulan 7-12 bulan
Vitamin A μg
Vitamin D μg
Vitamin C mg
Calcium mg
Besi mg 350
9
25
525
1,7 350
9
25
525
4,3 350
7
25
525
7,8









3. Contoh perhitungan kebutuhan gizi pada bayi
Menghitung kebutuhan energi dengan menggunakan Angka Kecukupan Gizi (AKG). AKG tidak bisa digunakan secara langsung untuk menentukan kebutuhan zat gizi seseorang, termasuk bayi, karena AKG merupakan kecukupan gizi rata-rata untuk populasi, untuk menentukan AKG individu dapat dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap BB (berat badan) nyata individu/perorangan tersebut dengan BB standar yang ada pada tabel AKG. Contoh perhitungan : Misalnya diketahui BB seorang bayi laki-laki usia 7 bulan adalah 9.2 kg, pada daftar AKG (2004) diketahui BB standar bayi usia 7-12 bulan adalah 8.5 kg dan AKG untuk energi pada usia tersebut adalah 650 kilo kalori (kkal), maka kebutuhan energi bayi tersebut ialah : (9.2 kg/8.5 kg)x650 kkal = 703.5 kkal.

Menghitung kebutuhan energi dengan mepertimbangkan faktor pertumbuhan
Perhitungn kebutuhan energi untuk bayi bisa juga menggunakan rumus sebagai berikut : Total Energy Expenditure (TEE) + cadangan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan (energy deposition), dimana TEE = -99.4 + 88.6 (BB standar, dalam kg) dan energy deposition = penambahan berat badan x penambahan energi untuk pertumbuhan normal. Mengingat bayi masih berada pada kondisi pertumbuhan yang sangat pesat, maka rumus ini sangat tepat untuk menghitung kebutuhan energi pada bayi, sebagai contoh, : berapa kebutuhan energi seorang bayi laki-laki usia 7 bulan ?, perhitungannya adalah sebagai berikut :
TEE = -99.4 + 88.6 (8.3 kg) = 636 kkal/hari
Energy deposition = 11.0 gr/hari x 1.5 kkal/hari = 17
Kebutuhan energinya ialah = 636 kkal/hari + 17 kkal/hari = 653 kkal/hari



Tabel perhitungan kebutuhan energi pada bayi (0-12 bulan
No Nama Status L/P Umur
(th) Pendidikan Pekerjaan Antropometri
BB
(kg) TB
(cm)
1. Andri Bapak L 22 SMP Swasta
2. Puspa Ibu P 19 SMP Ibu RT 57 155
3. Bintang Nursawali Iman Anak L 3 bulan - - 6,3 61




No. Anggota Tubuh Gambaran Secara Klinis Keterangan
1. Badan Sedang
2. Wajah Normal, Tidak pucat
3. Kulit Bersih, halus, segar
4. Oedema Tidak ada
5. Rambut halus, kuning kemerah-merahan Normal
6. Mata Bening, bersih
7. Leher (Palpasi) Tidak ada benjolan
8. Status mental Baik, tidak cengeng

Berdasarkan hasil pengamatan secara fisik yang dilakukan terhadap responden (balita) didapatkan suatu kondisi fisik yang normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden tidak menunjukkan adanya tanda atau gejala kekurangan gizi.

4. Permasalahan Gizi yang menonjol pada bayi

Sekitar 37,3 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan, separo dari total rumah tangga mengonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita berstatus gizi kurang, dan lebih dari 100 juta penduduk berisiko terhadap berbagai masalah kurang gizi.

Pada bayi dan anak balita, kekurangan gizi dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan spiritual. Bahkan pada bayi, gangguan tersebut dapat bersifat permanen dan sangat sulit untuk diperbaiki. Kekurangan gizi pada bayi akan mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia.

0 comments:

  • Total Pageviews

    Ns.Tursino.Skep. Powered by Blogger.
  • Contact Form

    Name

    Email *

    Message *