RSS
Facebook
Twitter

Thursday 19 July 2012

LP MENARIK DIRI

I. MASALAH UTAMA Isolasi sosial : menarik diri II. PROSES TERJADINYA MASALAH A. Pengertian Isos/MD adalah keadaan dimana seseorang individu berpartisipasi di dalam suatu frekuensi yang tidak cukup/berlebihan/frekuensi pertukaran sosial yang tidak efektif (Marryl 1988) MD adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain (Roullin, 1993) Dari dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menarik diri adalah seorang yang tidak mampu bersosialisasi dengan orang lain serta untuk menghindari berinteraksi dengan orang lain B. Faktor presdiposisi Terdiri dari faktor perkembangan yang di pengaruhi oleh suatu sistem keluarga yang terganggu akan menunjang respon sosial yang maladaptif kemampuan membina hubungan yang sehat, pengalaman selama proses tumbang tugas perkembangan tidak dapat dipengaruhi membina kemampuan berhubungan, kurangnya stimulasi kasih sayang, perhatian dan kehangatan dari Ibu (pengaruh menimbulkan rasa tidak nyaman dan menghambat terbentuknya rasa percaya dan faktor biologis yang terdiri dari kembar monosigot 0,08% skizofrenia serta faktor sosial budaya terdiri dari orang lain, lingkungan sosial) C. Faktor presipitasi Terdiri dari faktor psikologis yaitu yang berkepanjangan tuntutan perpisahan dengan orang yang terdekat,. Kegagalan orang lain memenuhi stabilitas keluarga, berpisah dengan orang yang berarti, trauma akibat penganiayaan kejadian yang mengancam hidup D. Tanda dan gejala Klien diam, ekspresi wajah sedih, afek tumpul, menghindar dari orang lain, misalnya : pada saat makan komunikasi kurang/ tidak ada. Klien tidak tampak bercakap – cakap dengan perawat/ klien lain, klien tampak tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk, diam diri di kamar, tampak terpisah kurang mobilitas, menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutus percakapan jika diajak bercakap – cakap, tidak melakukan kegiatan sehari seperti posisi tidur janin E. Akibat Perilaku sosial MD beresiko terjadinya perubahan, persepsi sensori halusinasi (tovonsend. 1998 : 156) perubahan persepsi sensori halusinasi adalah persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi yang tidak sesuai dengan realitas kenyataan seperti melihat bayangan/mendengarkan suara – suara yang sebenarnya tidak ada. Menurut carpenito (1998 : 368) Tovonsend MC (1998 : 156) dan stuard and suddent (1998 : 328 - 329) perubahan persepsi sensori sering ditandai dengan adanya : Data Subyektif : • Tidak mampu mengenal waktu, orang dan tempat • Tidak mampu memecahkan masalah • Mengeluh cemas dan khawatir • Mengungkapkan adanya halusinasi (misal : mendengar suara/melihat bayangan) Data Subyektif • Apatis dan cenderung menarik diri (controlling) • Tampak gelisah perubahan perilaku dan pola komunikasi kadang berhenti bicara seolah mendengar sesuatu menggferakkan bibirnya tanpa bersuara. • Menyerangai dan tertawa tidak sesuai • Gerakkan mata yang cepat • Pikirkan yang berubah – ubah dan konsentrasi rendah • Respon – respon yang tidak sesuai (tidak mampu berespon) terhadap petunjuk yang kompleks III. A. POHON MASALAH Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi Defisit perawatan diri Menurunnya motivasi Perawatan diri HDR B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI 1. Isolasi sosial : menarik diri  Data subyektif • Klien mengatakan kesepian, klien mengatakan tidak dapat berhubungan sosial, klien mengatakan tidak berguna  Data obyektif • Apatis, ekspresi wajah sedih, afek tumpul • Menghindar dari orang lain/menyendiri klien memisah diri • Komunikasi kurang, klien tidak bercakap – cakap dengan orang lain/perawat • Tidak ada kontak mata, menunduk • Klien memutuskan percakapan/pergi pada saat diajak bercakap – cakap • Posisi janin pada saat tidur 2. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi  Data subyektif • klien mengatakan melihat/mendengar sesuatu, klien tidak mampu mengenal tempat, waktu dan orang  Data obyektif • klien bicara, senyum dan tertawa sendiri • MD dan menghindar diri dari orang lain • Tidak dapat membedakan nyata dan tidak nyata • Ekspresi muka topeng 3. Gangguan konsep diri : HDR  Data subyektif • Klien mengungkapkan ingin diakui jati dirinya • Klien mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli • Klien mengungkapkan dirinya tidak berguna, mengkritik diri sendiri, perasaan tidak mampu  Data obyektif • Merusak diri sendiri • Merusak orang lain, ekspresi wajah menarik diri dari hubungan sosial • Tidak mau makan dan tidak mau tidur 4. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan 5. Defisit perawatan diri  Data subyektif : klien mengatakan malas  Data obyektif : badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai bau mulut, penampilan tidak rapi, cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Isolasi sosial : Menarik diri 2. Harga diri rendah 3. Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi 4. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan 5. Defisit perawatan diri V. RENCANA TINDAKAN DP 1 : Menarik diri  Tujuan Umum Klien dapat membina hubungan secara optimal  Tujuan khusus • TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya Kriteria hasil : 1. Klien dapat menunjukkan ekspresi wajah bersahabat 2. Menunjukkan rasa sayang 3. Ada kontak mata 4. Mau berjabat tangan 5. Mau menyebutkan nama 6. Mau menjawab salam 7. Mau berdampingan dengan perawat 8. Mau mengutarakan masalah yang di hadapi Intervensi 1. BHSP dengan prinsip komunikasi terapeutik 2. Sapa klien dengan ramah 3. Perkenalkan diri dengan sopan 4. Tanyakan nama lengkap klien, nama panggilan yang disukai 5. Jelaskan tujuan pertemuan 6. Jujur dan menepati janji 7. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya 8. Beri perhatian pada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien • TUK 2 : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri KH : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri berasal dari diri sendiri, orang lain dan lingkungan Intervensi 1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku MD dan tanda – tandanya 2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan penyakitnya MD atau tidak mau bergaul 3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku MD, tanda – tanda serta penyebab yang muncul 4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam mengungkapkan perasaanya • TUK 3 : Klien dapat menyebabkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugiannya tidak berhubungan dengan orang lain  KH ; Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain  Intervensi 1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain 2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain 3. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain 4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain  KH : Klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain  Intervensi : 1. Beri pengetahuan klien tentang kerugian berhubungan dengan orang lain 2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain 3. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain 4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain • TUK 4 : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap KH : Klien dapat mendemonstrasikan hubungan sosial secara bertahap o K – P o K – P – P Lain o K – P – P Lain – P Lain o K – Keluarga ./ Kep / Masyarakat Intervensi 1. Kaji kemampuan klien BHSP 2. Dorong dan bantu klien untuk berhubungan dengan orang lain 3. Beri reinforcemen positif terhadap keberhasilan yang telah di capai 4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan dengan orang lain 5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama klien dalam mengikuti wajib 6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan 7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien yang dilakukan di ruangan • TUK 5 : Klien dapat mengungkapkan perasaanya setelah berhubungan dengan orang lain  KH : Klien mampu mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain untuk diri sendiri dan orang lain  Intervensi 1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan bila berhubungan dengan orang lain 2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan manfaat berhubungan dengan orang 3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain • TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada di lingkungan  Intervensi 1. Beri pendkes pada keluarga tentang cara merawat klien dengan HDR 2. Pantau keluarga, berikan dukungan selama klien di rawat 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah o K – P o K – P – P Lain o K – P – P Lain o K – Keluarga/masyarakat 4. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan klien berhubungan dengan orang lain 5. Diskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan dalam mengatur waktu 6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan DAFTAR PUSTAKA Carpenito (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Terjemahan Edisi 8. Jakarta : EGC Depkes RI. 1998. Pedoman Perawatan Psikiatrik Edisi 1 Jakarta : Depkes RI Johnson B. S. 1995. Psikiatrik Mental Health Nursing Adaption and Growh J. B. Lipponish. Company : Philadhelpia Kelliat. B. A dkk. 1997. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 1. Jakarta : EGC Marawis . M. F (1998). Catatan Ilmu Jiwa. Surabaya. Air Langga University Proses Stuart and suddent. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Terjemahan Edisi 3. Jakarta : EGC Townsend M.C 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri EDISI 3. Jakarta : EGC

0 comments:

  • Total Pageviews

    Ns.Tursino.Skep. Powered by Blogger.
  • Contact Form

    Name

    Email *

    Message *