RSS
Facebook
Twitter

Thursday, 19 July 2012

LP HARGA DIRI RENDAH

I. MASALAH UTAMA Gangguan konsep diri : harga diri rendah II. PROSES TERJADINYA MASALAH A. Pengertian Harga diri rendah adalah perilaku negatif terhadap diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif, yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tak langsung. (Towsend, M.C. 1998). Harga diri rendah adalah penilaian diri terhadap hasil yang dicapai (penilaian pribadi ) dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri .(Stuart dan Sundeen, 1998 : 227 ). HDR adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri, gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatifterhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.(Keliat, 1998 : 4 ) B. Etiologi 1. Faktor Predisposisi HDR menurut Stuart dan Sundeen ( 1998 : 229 ), dapat disebabkan karena adanya factor predisposisi dan presipitasi sebagai berikut : Faktor predisposisi yang mempengaruhi HDR meliputi penolakan orang tua, harapan oranmg tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistic ( Stuart dan Sundeen ,1998 : 198 ) 2. Faktor Presipitasi a. Menurut Stuart dan Sundeen ( 1998 : 232 ) stressor pencetus dapat ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal yaitu trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan dan ketegangan peran yang meliputi : transisi perkembangan, transisi situasional, transisi sehat sakit. b. Menurut Townsend M. C ( 1998 : 366 ) HDR sering disebabkan karena adanyakoping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik yang positif, kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik negative, disfungsi system. c. Menurut Carpenito L . J ( 1998 : 82 ) Koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu ketidaknyamanan dalam mengalami stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidak adekuatan sumber ( fisik, psikologis, perilaku atau kognitif ). C. Tanda Dan Gejala Ada 10 cara individu mengekspresikan secara langsung harga diri rendah (Stuart dan Sundeen, 1995) 1. Mengejek dan mengkritik diri sendiri 2. Merendahkan atau mengurangi martabat diri sendiri 3. Rasa bersalah atau khawatir 4. Manifestasi fisik : tekanan darah tinggi, psikosomatik, dan penyalahgunaan zat. 5. Menunda dan ragu dalam mengambil keputusan 6. Gangguan berhubungan, menarik diri dari kehidupan sosial 7. Menarik diri dari realitas 8. Merusak diri 9. Merusak atau melukai orang lain 10. Kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri. D. Akibat terjadinya masalah. HDR dapat beresiko terjadinya isolasi social menarik diri, isolasi social menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang mal adaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan social ( Depkes RI, 1998 : 336 ) Data subyektif : 1. Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan / pembicaraan 2. Mengungkapkan perasaan malu berhubungan dengan orang lain 3. Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang lain Data obyektif : 1. Kurang spontan ketika saat diajak berbicara 2. Apatis 3. Ekspresi wajah kosong 4. Menirun / tidak adanya komunikasi verbal 5. Bicara dengan pelan dan tidak ada kontak mata saat bicara III. A. Pohon masalah Risiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan Halusinasi Isolasi sosial : menarik diri Menurunya motivasi perawatan diri Gangguan konsep diri : harga di Waham Ketidakberdayaan Tidak efektifnya koping individu B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji 1. Masalah utama : gangguan konsep diri : Harga diri rendah. Data subyektif : a. Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya b. Mengungkaokan tidak ada lagi yang peduli terhadap dirinya c. Mengungkapkan tidak bisa apa – apa d. Mengungkapkan dirinya tidak berguna e. Mengkritik diri sendiri f. Perasaan tidak mampu Data obyektif : a. Merusak diri sendiri b. Merusak orang lain c. Ekspresi malu d. Menarik diri dari hubungan social e. Mudah tersinggung f. Tidak mau makan dan tidak mau tidur 2. Mk : isolasi sosial : menarik diri Data subyektif :  Mengungkapkan enggan untuk berbicara dengan orang lain  Klien mengatakan malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain Data obyektif ;  Ekspresi wajah murung  Tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, suara pelan dan tidak jelas  Menghindar ketika didekati 3. Waham  Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan. • Data objektif : Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggungu. 4. Halusinasi Data subyektif : Klien mengatakan melihat / mendengar sesuatu, klien tidak mampu mengenal tempat, waktu, ruangan. Data obyektif : Tampak bicara dan termenung sendiri, mulut seperti bicara tapi tidak suara, berhenti bicara seolah mendengar / melihat sesuatu, gerakan mata yang cepat. 5. Resiko tinggi perilaku kekerasan Data subyektif : Klien mengatakan telah merusak alat – alat rumah tangga dan memukul orang lain Data obyektif : - Tampak cemas dan khawatir - Wajah tampak tegang - Mondar – mandir - Merasa diremehkan orang lain 6. Defisit perawatan diri Data subyektif : klien mengatakan malas Data obyektif : badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai bau mulut, penampilan tidak rapi, cara makan tidak teratur, BAB dan BAK disembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri. C. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan Konsep Diri : Harga diri rendah 2. Isolasi social : Menarik diri 3. Waham 4. Halusinasi 5. Resiko tinggi perilaku kekerasan 6. Defisit perawatan diri D. Fokus intervensi  Diagnosa Keperawatan 1 :Gangguan konsep Diri : harga diri rendah. 1. Tujuan Umum Klien dapat meningkatkan harga dirinya 2. Tujuan Khusus a. TUK 1 : Bina hubungan saling percaya Kriteria hasil : - Ekspresi wajah bersahabat - Menunjukkan rasa tenang dan ada kontak mata - Mau berjabat tangan dan menyebut nama - Mau menjawab salam dan mau duduk berdampingan dengan perawat - Mau mengutarakan masalah yang dihadapi Intervensi : - Bina hubungan salign percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik a. Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada kllien dan perhatika kebutuhan dasar klien b. TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki. Kriteria Hasil : Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien - Kemampuan yang dimiliki klien - Aspek positif keluarga klien - Aspek positif lingkungan ytang dimiliki klien Intervensi : • Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien • Setiap bertemu klien dihindarkan dari memberi penilaian negative • Utamakan memberi pujian yang realistik pada kemampuan dan aspek positif klien. c. TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan Kriteria hasil : - Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan di rumah sakit - Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan dirumah Intervensi Keperawatan : • Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih digunakan selama sakit • Diskusikan kemampuan yang dapt dilanjutkan penggunaan di rumah sakit • Berikan pujian yang realistik d. TUK 4 : Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kriteria hasil : - Klien memiliki kemampuan yang akan dilatih - Klien mencoba - Susun jadwal harian Intervensi Keperawatan : • Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah sakit. • Bantu klien melakukannya jika perlu beri contoh. • Beri pujian atas keberhasilan klien. • Diskusikan jadwal kegiatan haria atas kegiatan yang telah dilatih. Catatan : ulangi untuk kemampuan lain sampai semuanya selesai • Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan, buat jadwal. - Kegiatan mandiri - Kegiatan dengan bantuan sebagian - Kegiatan yang membutuhkan bantuan total • Tingkatkan kegiatan yang disukai sesuai dengan kondisi klien • Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan. e. TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya. Kriteria hasil : - Klien melakukan kegiatan yang telah dilatih (mandiri, dengan bantuan atau tergantung) - Klien mampu melakukan beberapa kegiatan mandiri Intervensi Keperawatan : • Beri kesempatan pada untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. • Beri pujian atas keberhasilan klien • Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah Rasionalisasi :  Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri kllien  Memberikan kesempatan kepada klien untuk tetap melakukan kegiatan yang biasa dilakukan f. TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada Kriteria hasil : - Keluarga dapat memberi dukungan dan pujian - Keluarga memahami jadwal kegiatan harian klien Intervensi Keperawatan : • Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. • Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat • Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah. • Jelaskan cara pelaksanaan jadwal kegiatan klien di rumah • Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil Rasionalisasi :  Mendorong keluarga akan sangat berpengaruh dalam mempercepat proses penyembuhan klien  Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di rumah. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI . 1989. Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan Ed. 8. Jakarta : EGC Keliat dkk . 1998 . Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Maramis, WF . 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press Stuart, GW, Sundeen, SJ . 1995. Pocket Guide To Psychiatric Nursing, Edisi 3, Alih Bahasa Achir Yani S. Hamid. Jakarta : Penerbit buku Kedokteran EGC Townsend, Mary C . 1998 . Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatrik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

0 comments:

  • Total Pageviews

    Ns.Tursino.Skep. Powered by Blogger.
  • Contact Form

    Name

    Email *

    Message *